2

82 16 14
                                    

2

****

"Kamu pasti udah kenal, Lexa..dia yang ayah ajak untuk kerja sama nanti.."

"Dan juga, kamu akan ayah jodohkan dengan Lexa.."

Lena tersentak. Dijodohkan? Perjodohan? Benarkah itu? Apakah ini mimpi? Jika iya, maka bangunkan Lena se-segera mungkin.

Ia menampar kedua pipi nya. Tidak, ini tidak mimpi.

"Ayah serius?" Tanya Lena hati hati.

"Iya, Lena.. ayah sangat sangat serius.. nanti ayah akan atur untuk pertemuan dengan keluarga Lexa..." Ucap Hermawan Misamera, ayah Lena.

Lena berdiri dari tempatnya. Dirinya sudah tak lagi mood untuk makan. Hancur sudah mood nya!!

"Ayah.. tapi, Lena belum kenal sama kak Lexa!!"

Mr. Awan hanya tersenyum simpul.

"Justru itu, ayah ingin mengenalkan kamu dengan Lexa. Dia cowok yang cocok untuk kamu.. ayah yakin itu" Kata Mr. Awan yang membuat Lena diam mematung.

"Sial sial sial!! Kenapa?!! Pekik Lena dalam hati.

Lexa berjalan menghampiri Lena, ia memegang kedua bahu cewek dihadapannya itu.

Lagi dan lagi, ia dibisiki sesuatu oleh Lexa. Entah, bagai sihir Lena seperti terhipnotis oleh ucapan Lexa.

"Lo akan jadi milik gue, Lena.. gue pastikan itu!" Bisik Lexa ditelinga kanan Lena.

DEG!

Hati nya mulai berdetak tak karuan. Ada apa dengannya? Lena menggelengkan kepalanya. Arah pembicaraan mereka sepertinya semakin tak karuan.

"Yah, Lena mau pulang" Pamit Lena. Ia menenteng tas berukuran sedang miliknya, lalu berjalan keluar dari hotel tersebut.

"Memangnya kamu mau pulang naik apa?" Tanya Mr. Awan dengan setengah menyindir.

Lena hanya menjawab, "taksi!!".

Ia kembali berjalan keluar hotel.

"LENA!!"

"ALENNA!"

"WAIT FOR ME!"

Lexa terus mengejar Lena yang tampak agak menjauh dari hotel. Akhirnya, Lexa dapat meraih tangan kiri Lena. Ia memberhentikan langkah cewek itu.

"Apaan sih, Lo?!!" Teriak Lena. Wajahnya sudah memerah. Ya, cewek itu tampak marah.

"Lena.. dengerin gue.." Lexa mencoba membujuk Lena yang sedang marah itu.

"Apa?!"

"Perjodohan itu, bukan keinginan gue" Jujur Lexa.

Lena tak mengubris, ia malah menepis tangan Lexa yang memegang pergelangan tangannya.

"Minggir! Gue mau pergi!" Lena berlari kencang. Se-kencang yang ia bisa.

"Lexa!!!" Pekik Lena ketika tangannya berhasil kembali dicekal.

Lexa menarik tubuh Lena kedekapannya. Ya, ia dipeluk oleh cowok itu.

Lena merasakan kehangatan.

Lena mencium wangi parfum gentle dari cowok itu.

Lena dapat melihat jelas wajah tampan cowok itu.

Rahang yang tegas, hidung mancung, bibir yang agak besar, alis yang tebal. Lena menyukai semua yang tuhan karuniai dari Lexa.

"Perjodohan itu bukan keinginan gue, Lena. Gue, Alexandra William akan menjadi pacar lo se-ka-rang juga!" Ujar Lexa penuh penekanan.

"Gak..gak bisa, Kak! Ini gak bener.. gue pasti mimpi!" Lena tertawa renyah sambil menggelengkan kepalanya. Ia masih berada di dekapan Lexa.

"Tentu bisa, semua yang gue inginkan akan gue dapatkan dengan mudah.." Jawab Lexa, lalu tangannya terangkat untuk mengelus puncak kepala Lena. Dengan pelan, lembut ia mengelus kepala cewek itu.

Lena meremas punggung Lexa yang mengenakan jas hitam. Ia gemas dengan tingkah Lexa.

"Jangan kayak gini, Kak.. ini gak bener.." Sarkas Lena. Ia langsung memundurkan tubuhnya agar memberi jarak dengan Lexa.

"Terserah lo, ayo pulang. Gue anterin lo"

****

"Harusnya lo seneng bisa deket sama gue" Sindir Lexa ketika sudah mengantar Lena sampai di rumah dengan selamat. Mereka masih didalam mobil sekarang.

Lena tertawa kencang, "seneng? Gue sama sekali gak seneng!" Teriaknya. Ia melepas sealbet mobil yang terpasang ditubuhnya.

"Oh, apa jangan jangan yang tadi di mall, itu cuman akal akal an lo? Lo pura pura jadi orang asing padahal lo udah kenal gue! Iya kan! Pasti!" Lena memincingkan kedua matanya, curiga dengan Lexa.

"Lo terlalu bego ternyata" Ucap Lexa terang terang an.

Lena membuka pintu mobil, lalu keluar begitu saja tanpa sepatah kata pun.

"Jangan harap bisa dapetin gue, Lexa.." Ancam Lena dan membanting pintu mobil dengan kasar. Ia langsung berjalan memasuki rumah nya.

"Lena! Lo kira lo bisa pergi gitu aja?" Tanya Lexa, ia berteriak. wajahnya dingin dengan tatapan mata yang menusuk.

Lena tersenyum miring, "gue bahkan belom kenal lo! Gue baru ketemu lo tadi, dan ternyata kita mau dijodohin.. gak gak.. ini gak bener!" Celetuk Lena dengan suara melengking.

"Hell.." gumam Lena ketika sudah berada di dalam rumah. Hari ini adalah hari yang memberatkan untuknya. Bagaimana tidak? Ia tersesat, lalu bertemu dengan seorang cowok tampan. Ya, tentu saja Lena senang. Bahwa Lexa adalah cowok tampan yang akan dijodohkan dengannya. Tapi, mengapa hati nya tidak bisa untuk membuka sedikit untuk cowok itu?

"Gue takut, kalo lo akan nyakitin gue Lexa.."

****

Tbc.

Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang