Jangan lupa Vote dan Komen💕
***
Melihamu bahagia adalah caraku mengobati luka yang aku rasakan.Nindy sedang bersama Lissy. Di Cafe Cempaka. Tidak ada yang memulai percakapan. Masing - masing diam. "Ada apa?" Tanya Nindy memecah keheningan.
"Gue mau kakek lu untuk mencabut DO gue," katanya.
"Kenapa gue?"
"Karena cuma kakak kan cucunya?"
"Oh, gue kira lu kesini mau minta maaf atas apa yang lu perbuat," ujar Nindy penuh penekanan.
"Idih! Gak Sudi kali!"
"Oke, urusan masuk lagi atau enggaknya ke sekolah itu urusan lu sama kakek gue! Bukan urusan gue! Permisi!" Nindy tau Lissy ingin meminta maaf. Tapi gengsinya saat tinggi.
Saat Nindy sedang berjalan, sebuah cekalan tangan berhasil membuat Nindy berhenti. "Tunggu!" Cegah Lissy.
"Apa?"
"Gue ..." Lissy berfikir keras.
"Ck! Ngelamain tau gak?!" Kesal Nindy.
Saat Nindy akan bangkit, tangannya di cekal kembali oleh Lissy. "Lu sebenarnya mau apa sih ngajak-in ketemuan ha?"
"Gue benci sama lu kak! Lu bisa dapetin apa aja! Sementara gue? Gue di benci banyak orang!" Ujar Lissy dengan wajah yang memerah.
"Silahkan! Silahkan benci gue Lissy! Gak ada yang ngelarang! Gue juga patut di benci! Tapi asal lu inget. Dari dulu sampai sekarang! Gue nganggap lu itu adik gue! Semua adik kelas gue anggap itu adik gue! That's what? Gue gak pernah benci sama kalian. Walaupun banyak yang selalu ngomongin gue, judge gue, or something like that! Itu gak bakal ngerubah minsed gue!" Jelas Nindy panjang lebar.
Lissy tertegun. Tapi dirinya sudah sangat benci pada Nindy. Di saat Lissy benci kepada Nindy. Ternyata Nindy melakukan hal sebaliknya. "Gue gak peduli!" Ucap Lissy penuh penekanan.
"Terserah lah!" Ucap Nindy kemudian meninggalkan Lissy.
Lissy menatap punggung Nindy yang menjauh. "Gue mau minta maaf sama lu kak, tapi hati gue melarang gue untuk ngucapin itu. Maafin gue kak, ada saatnya gue minta maaf." Gumam Lissy penuh penyesalan.
Sebenarnya Lissy sudah ingin berdamai dengan Nindy, dari awal dia selalu berperang dingin dengan Nindy. Lissy ingin mengakhiri itu, tapi gengsinya sangat tinggi.
***
"Assalamu'alaikum, Nindy datang" sapa Nindy masuk ke rumahnya. Saat di gerbang tadi Nindy melihat mobil papanya terparkir di rumahnya."Wa'alaikumsalam" jawab Gerald-papa Nindy. "Kamu sudah pulang?"
Nindy hanya bergumam saja. Seperti malas menanggapi. Terlihat Gerald menghela nafasnya panjang ketika mendengan jawaban putri bungsunya. "Nindy kemari, papa kangen sama kamu," ucap Gerald.
Sebenarnya saat Gerald berbicara seperti itu. Ada terbesit kesedihan di hati Nindy. Nindy rindu pelukan papanya. Nindy rindu saat papanya memperhatikan kesehatannya. "Hmm ... Nindy capek! Mau istirahat!" Jawab Nindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Couple (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : wira putra *BEBERAPA BAB DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT Banyak orang di luar sana yang ingin memiliki kekasih yang sempurna. Tapi, tak selamanya sebuah hubungan berjalan dengan sempurna. Akan ada di tengah perjalanan, ketika kamu sed...