🥀
Aku tidak ingin menyapa siapapun, aku tidak mau
Tak perlu tanya kenapa, aku hanya tidak ingin hatiku disakiti oleh siapapun."Tuan kim, tuan muda" suara laki laki paruh baya yang selama ini taehyung anggap sebagai keluarga sendiri menyapa paginya, taehyung turun dari ranjangnya dengan malas, rambut hitam kelamnya terlihat berantakan, kakinya sudah berdiri di balik pintu kamarnya, menarik nafasnya sebentar sebelum benar benar membuka pintunya lebar lebar
Sosok bapak park terlihat jelas di hadapannya menyunggingkan senyuman manisnya"Tuan kim, anda di tunggu keluarga untuk makan bersama"
Taehyung balik arah mengacak rambutnya yang tidak gatal
"Aku akan turun 10 menit lagi"
Taehyung turun dari lantai atas, langkahnya pasti menuruni tangga rumahnya satu tangannya di masukkan ke dalam saku celananya satu lagi di biarkannya melenggang santai, terdengar suara sayup sayup keriuhan di meja makan, ayah serta ibunya sudah bersiap dan bermanja manja, adiknya jennie sedang memoleskan selai ke rotinya, ya memang taehyung akhir akhir ini lebih meninggalkan dirinya yang dulu, lebih memilih banyak diam bahkan sulit hanya sekedar untuk menyapa, matanya bertemu dengan mata milik ibunya, wajah ibunya terluhat sumringah menyambutnya menarikkan sebuah kursi dan mempersilahkannya duduk, jenni yang melihatnya terlihat kesal
"Ibu lebih memanjakan kakak V, ketimbang aku" celotehnya kesal, ibuku kim taeyeon, memalingkan perhatiannya pada jennie membelai kepalanya dengan lembut, aku hanya memandanginya sebentar tanpa protes
"Yaaa.. tentu ibu sayang kalian semua" ibu menciumi kepala jennie, jennie tersenyum mengejek kepadaku, aku membalasnya dengan melemparkan sebuah roti kewajahnya, belum tepat sasaran
"Yak,! Kim taehyung" pekik jennie kesal, belum sempat membalas perbuatan taehyung, ayahku sudah menyela
"Sudah... Sudah... Kalian seperti tom dan jerry saja" ayahku terkekeh, aku melirik kearah jennie yang mendengus kesal, ibu mengusap rambutnya sambil terkekeh
"Tahu nih, dua anak saja begini ya yah" ujar ibuku, aku mengambil piring dan lebih memilih menyendokkan nasi goreng buatan ibu, walaupun puluhan tahun selalu ada jadi menu sarapan, aku tidak akan menolaknya jika menu ini ada, ibu sudah duduk dihadapanku, aku menyendokkan nasi goreng kedalam mulutku, rasanya masih tidak berubah, enak
"Makanlah yang banyak ya nak" pesan ibu, aku hanya menganggguk pelan, ayahku berinisiasi mengajakku bicara juga
"Hari ini ada kegiatana apa di kampus?"
Aku mendongakkan kepalaku, masih mengunyah pelan makanan
"Hanya kuliah..." Jawabku singkat, ayah hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan
" Bersenang senanglah nak" pesan ayahku, aku hanya mengangguk sebelum kepalaku teralih kearah jennie
"Iya, kebanyakan galau dan gagal moveon gara gara tzuyu" jennie beranjak dari duduknya senyumannya terlihat sangat mengejek kearahku
"Kau..." Hampir saja mulut ini menyumpah nyerapahi adik perempuan satu satunya
Ayah dan ibuku hanya tertawa kecil, lantai berdecit keras, selera makanku hilang, mundur pergi dari meja makan dengan kasarnya, mencium punggung tangan ayah dan ibu, mengambil tas dan kunci mobil yang sudah disiapkan, dari balik punggungku aku masih mendengar suara sayup sayup ibu
"Hati hati dijalan ya, jangan ngebut bawa mobilnya"
Hanya jennie yang menjawab sautan suara ibu, "iyaaaa, kami berangkat"
🥀
Aku menarik tali belakang tas adikku jennie, tatapan tajamku terlihat menciutkan dirinya
" Jangan sebut lagi nama itu dihadapanku ya kim jennie"
Jennie terlihat menciut
"Aku hanya bercanda, lepaskan" cicitnya, aku melepaskanya, sebelum pergi menonyor kepalanya pelan
"Yak, stres kau ?!"
Aku tidak memperdulikan suara protes adikku yang terdengar berisik sebelum aku benar benar memasuki lift, menuju lantai 7 ruang kelas kuliahku
Aku memasukki kelas yang baru diisi beberapa orang, tanpa ku hitung dan siapa saja yang ada disana, ku letakkan tas ku diatas meja, memasang headphone dan memutar musik di ponselku yang terhubung dengan wifi, masih ada waktu 10 menit sebelum perkuliahan di mulai, beberapa rombongan anak gadis memasuki kelas siluetnya dapat aku lihat, tak hanya itu aku merasakan dan mendengar nafasnya tersengal sengal seperti habis berlari
"Hai V" suara halus itu menyapa, aku tidak mendengarnya, tiba tiba seperti ada yang menyentuh headphoneku, sentak saja aku mendongakkan kepala, wajah cantik berkacamata bulat itu tersenyum lebar kearahku, aku membuang mukaku malas dan merebut kasar headphoneku
"Tidak boleh memakai headphone dengan suara keras, takut jadi T U L I" suaranya terdengar bising di telingaku
"Berisik, pergi sana" usirku, dia tak bergeming malah menghempaskan bokongnya duduk di sampingku
" Tidak, aku akan duduk disini"
Aku menoleh kearahnya, kesal
"Kenapa semua orang mengesalkan sekali"
"Aku tidak, kau yang mengesalkan V" celotehnya, aku hanya berdecih malas berdebat, kuambil tasku berniat pindah tempat duduk melihat sekeliling kelas, berharap ada ruang kosong untuknya
"Duduk saja, jangan keras kepala tuan kim"
Gadis disampingku ini benar benar membuatku tak nyaman, aku hanya diam, pasrah dan duduk kembali ditempat semula, karena dosen baru saja masuk, sebelum suara kecil disampingnya itu kembali membuatnya mengeratkan gigi
"Berhenti buat duniamu sendu V, dia sudah pergi, benar benar pergi"
V mengepal tangannya di bawah meja, kalau saja orang yang ada disampingnya ini bukan teman dan seorang gadis mungkin sudah habis
Ya habis dia hajar
"Jaga ucapanmu, nona irene"
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
M.V.P Mrs. Bae
Random" apa yang salah memangnya?" - Bae "aku tidak peduli " - V di belahan dunia ini, ada banyak kisah dan cerita tentang hati yang bertautan satu sama lain mengikat janji.untuk saling memahami, namun tidak dengan gadis cantik yang biasa di sapa irene, d...