17

2.1K 167 14
                                    

Holla aku up lagi ni
Ada yang nungguin gak heheheh

Enjoy ^^

Sudah seminggu dari naeun dan jisung kembali dekat, sekarang naeun sedang menemani jisung belajar dibalkon kamar mereka, duduk lesehan dengan selimut tebal yang menutupi tubuh naeun dan jisung dari angin malam, jisung yang sibuk dengan bukunya dan naeun yang sibuk dengan ponselnya.
"mbak" jisung membuka suara memecahkan keheningan

"iya" naeun menoleh, mengalihkan perhatian dari ponselnya ke jisung, dan sekarang mereka berhadapan
"emm, ji boleh minta sesuatu gak"

"ha"

naeun bener bener ga konek, jisung pengen minta apa, jangan jangan minta hak dia sebagai suami lagi, aduh ini gimana, pikiran naeun bener bener bergerilya kemana mana, dingin malam membuat pikirannya memikirkan yang aneh aneh. Pipinya memerah, memikirkannya saja naeun sudah tidak sanggup. Aduh naeun, apalagi keadaannya sekarang, mereka berdua sedang berada didalam selimut.

"mbak kenapa, kok mukanya merah" suara jisung mengehentikkan pikiran kotor naeun.

"ha, gak pa pa, sorry sorry tadi mbak gak pokus, jisung tadi ngomong apa"

"itu, mm, ji boleh gak minta-" jisung melirik naeun, menunggu jawaban jisung membuat jantung naeun berdetak lebih cepat " motor"

"ha" naeun cengo

"iya, ji pengen motor hehehe" jisung menggaruk tengkuknya yang tiba tiba jadi gatal

"motor" kata naeun memastikan, takut pendengarannya salah

"iya motor, ji pengen bawa motor sendiri ke sekolah" jisung nyengir menampilkan, gigi gigi putihnya yang tersusun rapi

"ji janji deh, gak bakal kelayapan kalau udah dapat motor, gini deh mbak, minggu depan ji ada ulangan math, nah kalau ulangan ji dapat nilai 10, mbak beliin ji motor ya, sebagai hadih, gimana dealkan, ya mbak ya"

"beneran" Tanya naeun tidak yakin, karena dari sekian lama dia mengenal jisung, dia cukup tau bahwa jisung sangat sangat sangat membenci pelajaran math, ini katanya apa, nilai 10 dalam ulangan math, naeun patut mengacungi jempol atas keberanian jisung

"oke, deal" kata naeun, yang membuat senyum jisung melebar, mulutnya yang kecil dan bibirnya yang penuh itu mengembangkan senyuman, naeun rasanya ingin sekali mengecup dan melumatnya, WHAT ! hentikan pikiran kotormu itu naeun, inilah kenapa wanita dewasa dilarang jomblo sangat lama, karena terkadang hormonnya tidak bisa dikendalikan dan ditambah lagi angin malam yang seakan menyuruh naeun untuk mecari kehangatan, oh tidak tidak, ini tidak bisa dibiarkan, sewaktu naeun ingin beranjak dari duduknya, tiba tiba jisung merengkuh tubuh naeun kepelukannya, melepaskannya dan dan meletakkan tangan besarnya dikedua pipi naeun, lalu mengecup kedua pipi yang memerah itu dengan ringan.

"makasih ya mbak" kata jisung senang, naeun masih blank, dan jisung kembali memeluknya menggoyang sedikit badan mereka
"ji sayang mbak hehehe"

.......

Jisung pagi ini berangkat sekolah dengan semangat empat lima, moodnya bener bener bagus hari ini, jisung memasuki kelasnya dan menyapa

"pagi semua" katanya riang
Seluruh isi kelas yang tadinya ribut jadi diam, mereka heran, ada angin apa seorang park jisung menyapa kelas dipagi hari, biasanya dia datang dan langsung duduk ditempat duduknya tanpa mau memperhatikan atau menghiraukan apapun yang terjadi didalam kelas
Jisung duduk dibangku dengan sedikit bersenandung, chenle heran setan atau malaikat mana yang baru saja menghampiri tubuh jisung

"kenapa lo" Tanya jisung pada chenle

"lo yang kenapa"

"gue, emang gue kenapa"chenle mendengus

"lagi bahagia banget kayanya, tumben tumbenan lo nyapa kelas"

"owh, iya dong. Gue lagi bahagia pokonya hehehe"

"kenapa cerita donk, lo dapat nomornya kak siyeon" kata chenle to the point

"salah satunya" kata jisung, kening chenle mengkerut dan sebentar kemudian dia menganga

"wah, lo jadi, minta nomornya kak siyeon dan dapet" Tanya chenle memastikan, pasalnya kemaren sewaktu chenle dan jisung sedang jalan jalan di mall, mereka melihat siyeon yang sedang jalan sendirian, dan jisung dengan inisiatif tinggi menyuruh chenle pergi, supaya gak ada yang gangguin dia waktu deketin siyeon.

"jadi dong dan pastinya dapat, bukan Cuma nomor handphone yang gue dapat, tempat kuliah ples alamat apartemen kak siyeon gua juga dapat, apasih yang gak bisa gue dapetin" kata jisung bangga

"terus terus, lo bilang salah satunya tadi itu, nah, satu lagi apa yang buat lo bahagia banget hari ini"

"satu lagi, gua bakalan dapat motor dan bawa motor sendiri ke sekolah" kata jisung bangga part 2.

"what!?, seriusan" Tanya chenle tidak percaya, pasalnya mereka belum diizinkan berkendara sendiri, bukan karena orangtua mereka gak mampu beli, bahkan chenle udah punya mobil sport tapi belum diizinkan berkendara sendiri, ini untuk keselamatan mereka, nanti kalau udah kuliah baru boleh, lah ini jisung bakalan bawa motor sendiri ke sekolah

"iya, serius, tapi itu nanti setelah gue dapat nilai 10, diulangan math"

"what, lo yakin dapat nilai 10 di ulangan math nanti, lo kan paling benci sama math"

"gua bakal usahain, gimanapun caranya, gue pasti dapat nilai 10 nanti" jawab jisung yakin

"semoga sukses bro" kata chenle menepuk punggung jisung "tapi gue juga pengen naik mobil gue~ " kata chenle mulai merengek menggoyangkan goyangkan lengan jisung dengan manja

"lepas ih" kata jisung mulai kesal dengan chenle, tapi bukannya menyingkir chenle malah memeluk lengan jisung dan melanjutkan rengekannya

"pagi anak - anak" pak kim walikelas mereka masuk, membuat jisung bernafas lega, karena chenle tidak lagi menggelayuti lengannya.

...............................

Jangan lupa vote and comment yeorobon ^^

My Life X Jisung ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang