Tour Pertama

1.2K 37 1
                                    

Suara dentuman musik yang terdengar keras di sekitar tempat latihan begitu memekakkan telinga, Peter yang melangkah dengan ragu mulai menyadari jika memang saat ini dirinya menjadi bagian dari tour besar dimana dirinya menjadi salah satu pengisi acara tour besar dari salah satu artis besar.

Sebuah tour yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, impiannya untuk bisa bernyanyi di depan orang banyak nampaknya akan segera dimulai, menjadi pengisi tour Mahone merupakan salah satu kesempatan emas untuknya menyalurkan bakat besar yang tumbuh alami dalam dirinya, terkadang ia membayangkan, akan ada berapa banyak orang yang mau mendengarkan suaranya? Akan adakah orang yang mengapresiasi karyanya? Akh tentu saja semua terbayang dalam fikirannya. Bahkan ia berharap akan ada banyak orang yang hadir mendengarnya bernyanyi ketika tour sampai di tanah kelahirannya, Toronto. Tentu saja itu adalah impian terbesarnya selama ini, karena itu ia tidak ingin menyia - nyiakan kesempatan ini untuk maju sebagai langkah awal kesuksesan yang ia harapkan untuk masa depannya.
Namun, Peter yang merupakan salah satu pendatang baru di dunia hiburan nampak begitu memisahkan diri dari mereka yang lain, kadang dirinya merasa minder dan menjadi seorang pemalu hingga lebih sering menyendiri bermain gitar di dalam bus tour.

Saat terik mentari mulai meninggi dan cuaca musim panas yang menguras keringat, Peter terlihat memetik gitarnya di sebuah ruangan kecil dengan cahaya hangat dan pendingin yang sedang, hatinya mulai terbangun tatkala lima orang gadis cantik datang ke tempat mereka akan tampil untuk melakukan gladi resik. Mereka nampak bercakap ria bersama dengan Mahone dan the vampires, yah mereka adalah salah satu girl group yang cukup dikenal masyarakat. Mereka cantik, muda, bersuara indah, dan bertubuh bagus rata - rata anak remaja, Peter yang memang pemalu sama sekali tak begitu berani bahkan sekedar untuk berkenalan dengan mereka.

Namun Andrew, sang manager meminta anak asuhnya itu untuk bergabung dengan artis - artis tersebut dalam tim tour. Meskipun sebelumnya ia sempat ragu, namun akhirnya ia percaya diri untuk bergabung dengan mereka. Ketika itu, Mahone yang merupakan 'sang pemilik' tour karena ini adalah tournya, nampak begitu ceria dan melemparkan sebuah senyuman yang manis namun tersirat seperti sombong. Peter nampak tersenyum lepas ketika ia mengulurkan tangannya pada sang pemilik tur.
"Peter" katanya. Mahone menjawabnya dengan santai, "Mahone" jawabnya, "welcome brother, selamat datang di tour sold out ku, aku senang mendapat teman baru, semoga kau bisa membuka acaraku dengan baik" Lanjutnya.

Peter mulai sedikit lega, "akh terima kasih, aku pasti bisa mengeksekusinya dengan baik" jawabnya sambil sedikit tertawa kecil.

Para personil the Vampires pun mulai menyapa Peter dan berucap selamat bergabung dengan mereka. Meskipun awalnya sedikit kaku, namun sepertinya Peter mulai beradaptasi dengan lingkungan teman - teman barunya.

Lima orang squad girl group The Harmonizer terlihat menghampiri mereka, lima gadis cantik itu adalah Lauren, Dinah, Ally, Mani dan Karla. Mereka nampak begitu fresh dengan masing - masing berbusana anak remaja dan bertubuh jenjang sesuai ukuran tinggi badan mereka, tapi Ally terlihat menjadi yang paling bertubuh mungil diantara mereka. Peter memutar matanya menuju arah mereka, "woah" gumamnya pelan melihat penampilan para gadis.
Namun Peter tetaplah Peter, ia masih menjadi seorang pemalu apalagi dengan yang namanya wanita.

Tapi saat itu, salah satu diantara mereka menyapanya dengan lembut dan menyentuh lengannya, seketika rambut - rambut di lengannya berdiri seolah menyambut sentuhan gadis itu. Peter melirik dan bertemu dengan sepasang bola mata coklat gelap yang indah, lengkungan senyum yang lebar nampak membuat pipi sang gadis terlipat manis dan sedikit menimbulkan efek lesung pipi yang menggoda. "hai" katanya dengan suara yang sangat lembut.

Hati Peter terguncang, sesuatu mengusik sanubarinya hingga membuat pipinya nampak terpancar semburat merah muda yang begitu manis. Entah apa yang mungkin ia rasakan, tapi saat itu ia begitu sensitif ketika disentuh oleh seorang gadis, meskipun ia sendiri sudah memiliki seorang pacar, teman sekolahnya yang cukup manis.

My Best Friend is My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang