Daun-daun bergelimangan jatuh dari induknya. Warnanya sudah berubah oranye sedikit layu. Sang surya samar-samar telah terlihat bertengger di atas langit. Sekarang tepat pukul enam pagi pada angka pertama bulan September. Lelaki yang hari ini berulang tahun itu sedang sibuk menata helai rambut di depan kaca. Sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja pukul delapan nanti.
Taheyung merengek dalam tidurnya. Merasa hilang kehangatan dari sebelah sisi tempat tidurnya. Jeongguk menoleh sambil melangkah mendekat.
"Tae…" katanya lembut sembari membelai surai pirang Taehyung.
"Mhm, Gukkie.." Taehyung bergumam menggesekkan wajahnya pada telapak tangan Jeongguk.
Lelaki yang membelai tersenyum. Menahan sekuat tenaga keinginannya untuk mengecup pipi gembil sang kekasih. Ia menarik tangan, Kembali berdiri. Taehyung perlahan mengerjap-erjapkan kedua mata. Sosok lelaki tampan berpakaian rapih pun mulai tampak di pengelihatan. Ia bangkit mendudukan diri. Mengucek-ucekan mata sembari memanyunkan bibir.
"Gukkie mau kemana?" Taehyung masih cemberut. Tahu bahwa sebentar lagi dirinya akan ditinggalkan.
Jeongguk hanya diam dan tersenyum. Mencium kening sang kekasih sembari berkata.
"Sarapannya sudah ada di meja, hyung. Aku berangkat dulu ya." Jeongguk seraya mengusap kepala Taehyung. Tampaknya hal itu sama sekali tak membuat lelaki itu merasa lebih baik.
Ketika Jeongguk selesai memakai sepatu, tiba-tiba sepasang tangan meraih pinggangnya. Wajahnya ia sembunyikan pada punggung kekasihnya tersebut.
"Taetae mau ikut.." katanya samar-samar.
Jeongguk tak mampu menahan senyuman (lagi). Apa semua ini pertanda bahwa Taehyung akhirnya telah menerima ia?. Lelaki itu berbalik, membalas peluk lelaki yang lebih tua.
"Tidak boleh Tae.." katanya singkat sambil menciumi pucuk kepala sang kekasih. Ah. Jeongguk tak bisa memungkiri lagi. Kalau setiap hari ia semakin jatuh kepada Taehyung.
Taehyung merengek mulai bertingkah manja. Kedua lengan ia julurkan ke udara. Kedua maniknya bulat berkaca. Bibir ranumnya sengaja ia lengkungkan ke bawah agar Jeongguk bersimpati dan mengurungkan niat untuk pergi berangkat kerja. Tentu saja kalau sudah begini, mana bisa Jeongguk menolak?
Jeongguk meraih Taehyung. Jadilah lagi Taehyung yang menemplok erat pada Jeongguk. Menyembunyikan wajah manisnya pada leher kekasihnya itu.
"Setidaknya temani aku sarapan dulu.." pintanya selagi mendongak. Mengeluarkan jurus rahasia. Tatapan memelas dan bibir dimanyun-manyunkan.
Jeongguk tertawa kecil kemudian mengangguk. Membawa kekasihnya dan mendudukan diri di atas bantal bokong yang telah usang. Masih ada 10 menit, batinnya ketika melirik jam di dinding.
Taehyung makan dengan lahap. Tak mempedulikan tatapan dari sang kekasih. Anak itu sibuk mengunyah, Jeongguk menatap Taehyung dengan sayang. Lain hal dengan Jeongguk. Justru ia sama sekali tak terpengaruh dengan pakaian Taehyung saat ini.
Lelaki berambut pirang itu hanya memakai kaus oblong selutut tanpa bawahan. Buka sitik' jos, langsung celana dalam seksi berenda warna merah. Orang lain mungkin akan memilih untuk mensikat habis, berperilaku mesum, meraba-raba paha atau menyelundupkan tangan ke dalam kaus Taehyung dan sebagainya. Melihat adanya sebuah kesempatan dalam kesempitan.
Daripada itu, Jeongguk jauh memilih menempatkan salah satu tangannya pada punggung kekasihnya. Sesekali membelai menyuruhnya untuk pelan-pelan takut tersedak. Sedangkan yang satunya lagi ia gunakan untuk merapihkan serpihan sisa makanan yang menempel pada area sekitar mulut.
Itulah perilaku dan kelakuan Jeongguk, seorang bucin tingkat ulung.
Lelaki itu meraih serpihan sisa makanan yang terdapat pada ujung bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak Cinta ✔[KOOKV]
FanfictionWajah sudah cocok sih untuk jadi Sugar Daddy-nya Taehyung. Namun apalah daya, dompet berkata lain. . KookV TopKook x Bottae jadenumb, 2018