Sora Pov
Kalian tahu sekarang kehamilanku sudah berjalan dua bulan. Sampai sekarang aku belum memberi tahu Kevin tentang hal ini.
Kenapa?
Karena sekarang Kevin sedang sibuk mengurus bisnis keluarganya. Aku sih ga bisa bayangin harus ngurus enam belas hotel, sepuluh restoran, tujuh kafe, dan masih banyak lainnya.
Kasihan juga Kevin. Sebenarnya beberapa aset keluarga Arthur akan dipegang oleh Kak Anna, tapi untuk sekarang Kak Anna meminta Kevin mengurus semuanya karena Kak Anna sedang fokus untuk memiliki anak. Kuharap Kak Anna segera hamil. Papa juga masih membantu Kevin.
Sekarang aku mau ke kantor Kevin untuk mengantarkan bekal makan siangnya.
"Kamu sudah mau berangkat?", tanya Kakak. Aku mengangguk sekilas. "Hari ini Kakak masuk shift malam. Kamu ga apa-apa, kan?"
"Tenang aja, Kak. Aku baik-baik saja."
"Oh ya, hati-hati. Kandunganmu masih rentan. Minggu besok Marl akan mengecek kandunganmu."
"Siap, Kak!" Setelah merapikan semua yang harus kubawa, aku segera menuju pintu keluar dan mengenakan sepatu. "Aku berangkat!"
Tepat di depan apartemenku sudah menunggu sebuah mobil dengan seseorang yang ditugaskan Kevin untuk mengantar jemputku. "Siang, Kak Jeil!"
"Selamat siang, tuan Sora." Jeil membukakan pintu mobil untukku. Aku mengucapkan terima kasih dan dibalas senyuman oleh Kak Jeil.
"Kak Jeil, boleh aku tanya sesuatu?"
"Silahkan, Tuan Sora.", jawab Kak Jeil tanpa melepas pandangannya dari jalan raya.
"Pertama, jangan panggil aku dengan tambahan 'Tuan'! Cukup 'Sora' saja. Mengerti?", pintaku.
"Baik, Sora."
"Dan yang ingin kutanyakan... Kenapa Kevin melarangku untuk mengantarkan makan siang padanya beberapa hari terakhir ini? Apa Kak Jeil tahu?"
Kak Jeil tampak kaget mendengar pertanyaanku, tapi dia langsung bersikap seperti biasa. "Soal itu, Tuan Muda sedang banyak urusan. Banyak hal yang sedang ditangani, oleh sebab itu Tuan Muda jarang ada waktu istirahat."
Kasian Kevin, dia pasti kelelahan. Nanti aku akan buatkan smoothie apel dan pisang.
"Tapi jangan khwatir, hal ini biasa terjadi ketika perusahaan berpindah tangan. Pemimpin baru biasanya akan merubah beberapa sistem kerja sesuai yang direncanakannya, sehingga sang pemimpin harus bekerja ekstra untuk mewujudkan keinginannya. Jika semua sudah sesuai rencana, maka tugas pemimpin akan berkurang."
Sulit ya menjadi pemimpin, tapi aku yakin Kevin pasti bisa menjadi pemimpin yang baik.
"Kita sudah sampai.", ujar Kak Jeil membuyarkan lamunanku. Kak Jeil membukakan pintu untukku.
"Terima kasih, Kak." Kak Jeil berjalan di belakangku. "Kak, jalannya jangan di belakangku dong. Aku jadi risih. Sebaiknya Kakak jalan di sampingku, lagipula Kak Jeil juga mau ke lantai atas'kan?"
"Baik, Sora." Kak Jeil mensejajarkan langkahnya denganku.
Kami menaiki lift menuju lantai teratas. Ruang kerja Kak Jeil berada tepat di sebelah kanan lift.
Ting! Sampailah kami di lantai atas.
"Jika memerlukan sesuatu, anda bisa memanggil saya."
"Terima kasih, Kak Jeil. Satu lagi, jangan menggunakan bahasa formal padaku."
BRAAK!!
"Astaga! Suara apa itu?!" Sungguh aku terkejut dengan suara keras tadi. Seperti suara benda yang saling berbenturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√
Teen Fiction"Manis, seperti karamel." -Kevin "Siapa sih dia?! Dasar tidak sopan!" -Sora <><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><> INI CERITA GAY, HOMO, YAOI, APA LAH ITU. POKOKNYA SEJENIS ITU. PLUS MPREG HOMOPHOBIC MENJAUH SAJA(tidak maksud untuk ngusir. Dem...