| 6 | Suara dari Gavin

2.2K 93 4
                                    

Sejenak kekhawatiran menghampiriku, segera kugendong dia ke ruang kesehatan berharap tak ada sesuatu yang parah menimpanya.

"Kenapa nih Vin ?" tanya Cika salah satu temanku yang mendapat bagian jadi sie kesehatan dalam acara ospek ini.

"Dia pingsan, mungkin kelelahan" jawabku.

"Bentar deh, coba kamu cek surat persetujuan ospek dari orangtuanya apa ada penyakit gitu yang dia derita ?" pintaku.

"Siapa namanya, Kalung namanya terlepas juga nih"

(bukan kalung emas ya, kalung yang dimaksut terbuat dari tali rafia yang di ikatkan pada dua sisi kertas karton persegi yang di tulisi nama peserta dan nama regunya).

"Namanya freya, dari regu Anggrek" jawabku.

"Freya ya, bentar bentar aku cari dulu" jawabnya sambil membolak balik setumpuk kertas.

"Ini nih punya Freya" sambil membaca kertas milik freya secara perlahan.

"Gak ada sakit kok dia, jadi ya mungkin murni kelelahan aja sih" imbuhnya.

Aku lega mendengarnya, kupandangi lekat-lekat wajah gadis itu.
"Manis" gumamku.

Banyak yang jauh lebih cantik darinya tapi menurutku wajahnya cukup menyenangkan untuk di pandang, gak ngebosenin, tatapan tajam itu, senyuman itu, susah hilang dari pikiranku, bahkan tanpa polesan make up apapun tetap menarik.

Sejak pertama kali kulihat dia. Perhatianku tertuju padanya dan tak mau berpaling darinya.
"Gila" gumamku sambil tertawa kecil.

"Kamu ngapain masih disini vin..?" tanya cika

"Nungguin dia"

"Ngapain, gak usah ini, kan tugasku, udah balik sana. Kemarin kamu minta jadi fasilitator gantiin Andre kan lah sekarang malah gabut disini balik gih !"

"Ini juga tugasku Cika, kan dia peserta di regu ku, sebagai fasilitator yang baik ya otomatis aku harus jagain dia lah" sergahku.

"Apaan coba, peserta yang harus kamu jaga bukan cuma dia, noh dilapangan masih ada banyak, demen lu ya ma nih cewek ?"
Aku langsung tersenyum mendengar ucapan cika.

"Kliatan banget ya Cik ?"

"Buset dah seriusan ? bisa heboh kampus kalau tau kamu suka ke dia"

"Lebay ah"

"Kamu cakep Vin. Banyak yang sukak tapi gak pernah punya pacar atau ngrespon cewek-cewek yang ngejar-ngejar kamu dan sekarang? "

"Aku suka ke cewek ni Cik" ucapku dengan senyum terkembang dan mata yang terus memandangi makhluk Tuhan yang sedang terlelap itu.

Cika menghela napas panjang.
"Bagus deh, sorry nih ya, sejujurnya aku sempet mikir kemungkinan kamu suka sesama Vin"

"Amit-amit Cik, pikiranmu jelek amat ke aku, dosa loh" sergah ku segera yang langsung disambut tawa lebar Cika, akupun ikut tertawa bersamanya.

"Udah balik sana, soal cewekmu biar aku yang urus !" pinta Cika.

Aku mengangguk "Oke deh, baik-baik ya jagain nya. Jangan sampek tergores" "Haha"

"Barang antik kali ye.. Oke bos siap"

Akupun melangkah pergi meninggalkan ruang kesehatan dan kembali ke lapangan.

Sekitar habis magrib ku kembali ke ruang kesehatan tujuannya sih nengokin Freya tapi ternyata dia sudah tidak ada disana.

"Nyariin demenanmu Vin ?" tanya Cika.

"Iya, dimana ?"

"Udah balik, aku suruh istirahat disini gak mau katanya sudah enakan."

Aku hanya manggut-manggut mengerti. Rada kecewa sih pinginnya bisa nungguin dia disini atau kalau sudah siuman ya aku bisa ngobrol lah sama dia.

"Krieet" Bunyi pintu terbuka dan Cindy muncul dari baliknya.

"Gavin, ngapain disini..?"

"Nyamperin Cika, mau ngajak cika makan" seketika bibir Cindy langsung cemberut sedangkan Cika hanya cengar-cengir melihat keisenganku.

"Masih setengah jam lagi waktunya makan, kenapa ngajak sekarang lagian Cika juga pasti kesana sendiri pas jam makan"

"Cika sibuk ngurusin MABA yang sakit sampek lupa makan jadi aku inisiatif ngajak dia biar dia bisa makan tepat waktu"

"Ya kalau sibuk biar makan disini aja Cikanya sekalian bisa tetep menjalankan tugasnya"

"Eh iya ya, kenapa aku gak kepikiran gitu ya Cin, oke deh Cik kamu disini aja ntar aku balik lagi bawain kamu makanan tenang aja aku bawain ikan yang gede buat kamu haha"

"Siap bos nasinya banyakin ya laper nih" sahut Cika.

"Beres, mau sebakul juga ku bawain buat kamu, mau sama petaninya sekalian ? Hayuk dah boleh haha."

Cika hanya tertawa mendengar ucapanku.

"Aku balik dulu ya Cik, tungguin jangan mati dulu mati karena kelaparan itu gak keren haha"

Ucapku sambil melangkah pergi yang tentu membuat Cindy kesal dan memasang wajah BETE khasnya.

       🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
😊 Jangan Lupa Vote dan Komen ya 😊

MENCINTAI DUA HATI [END] Sdh Terbit E-BOOK Nya Di Play storeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang