17. LUIS

1.6K 87 0
                                    

25+ #NWR #DOMINATRIX #DANCER #FIKSI #ROMAN #DEWASA

25+ #NWR #DOMINATRIX #DANCER #FIKSI #ROMAN #DEWASA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SANDRINA

Akhirnya Tiffany berhasil mencapai berat badan ideal, ia mengundangku makan malam merayakannya, menyuruhku mengajak Miguel, karena ia akan mengajak Ignacio. Miguel enggan, dan Luis sedang ada pertemuan keluarga, aku mengajak Diego.

Kami makan di Vasa hotel jl. HR. Mohammad, buffet.

"Aku iri kepadamu," Bisik Tiffany waktu kedua lelaki itu mengambil makanan. "Sepertinya banyak lelaki mengejarmu."

"Kau mau yg mana? Aku mau kok membaginya denganmu." Aku tertawa, mengedikkan kepalaku ke arah meja buffet, "Diego?"

"Aku melihatnya memakai cincin kawin,"

"Ya, ia sudah menikah."

"Tapi ia kelihatan perhatian kepadamu."

"Ia partnerku." Kataku, "Mengapa tidak Ignacio?"

"Aku memisahkan urusan bisnis dan pribadi, Ignacio teman kerja."

"Miguel?"

"Kau menawarkan suamimu?" tanyanya tidak percaya.

"Barangkali kau ingin bernostalgia."

Tiffany bergidik agak ngeri, "Apakah ia tidak kasar kepadamu? Sudah tujuh tahun kan kalian bersama?"

"Kadang-kadang ia kasar, terutama kalau sedang kambuh cemburunya."

"Kau tidak menawarkan Luis?" Ia mengernyitkan kening, "Kalian ada affair ya?"

"Kau suka Luis? Kulihat kau sering memandangi Miguel berangkat kerja, kupikir kau mengharapkan Miguel lagi."

"Aku membandingkan Miguel dan Luis," pipinya memerah, "Kalau kau bahagia dengan Miguel, mengapa kau berlaku mesra kepada Luis."

**


Miguel datang saat aku akan keluar rumah untuk kelas zumba sore.

"Tunggu," katanya, "Barengan, aku mau treadmill."

"Sudah hampir telat," kataku melirik jam dinding.

"Melewati kos perempuan, kalau nanti ada yg menggodaku, bagaimana?"

"Nggak apa-apa, tugasku enteng, ada yg membantu melayanimu." Jawabku enteng.

"Pokoknya, TUNGGU." Katanya tidak senang.

Aku melihat Miguel duduk bersila manis di dekat pintu ketika semua peserta zumba keluar. Ia berdiri menghampiriku, memelukku.

"Aku berkeringat," kataku mendorongnya.

"Biasanya aku juga membuatmu berkeringat," ia mengangkat tubuhku, mengayunnya berputar.

"Kau bertambah berat," katanya terengah menurunkanku.

"Hai Luis, apa kabar?" sapanya melihat Luis di pintu.

DOMINATRIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang