#28✔️

3.6K 216 4
                                    

Plak.

"Bangun Bitch!"

Belum puas memberikan tamparan. Lelaki bringas itu menumpahkan seember air dingin tepat di atas kepala gadis malang yang duduk terikat.

Degub jantung Salsa terasa tidak karuan. Setiap paginya ia harus dibangunkan dengan alarm yang tidak main-main. Sebuah tamparan, siraman, jambakan atau perlakuan kasar lainnya. Tidak bisakah lelaki di hadapannya sedikit berlaku layaknya manusia dengan manusia.

"M .. maaf gue kesiangan"

"Ah taik. Diem Lo gue mau tidur!!"

Lelaki itu merebahkan diri di sofa usang tak jauh dari tempat Salsa terikat.

Rasanya Salsa sangat gemas melihat luka yang masih basah di sudut bibir lelaki itu. Setiap pagi Salsa selalu melihat luka baru di wajah lelaki itu. Apa sebenarnya rahasia yang dimiliki Nico.

Yah dia Nico. Orang di balik hilang nya Salsa selama kurang lebih 2 Minggu ini.

"Boleh gue minta kotak P3k ?" Tanya Salsa pada lelaki berbaju hitam yang selalu standby di dekat pintu.

Lelaki itu tampak berfikir. Ragu atas permintaan Salsa.

"Please" mohon Salsa. "Tenang, gue gak akan macem-macem"

Cukup lama Salsa memohon akhirnya lelaki itu keluar mengambil kotak P3k. Pintu terbuka, lelaki berbaju hitam itu kembali membaw kotak dengan lambang plus merah.

"Bisa tolong bukain iketan gue ?" Lelaki berbaju hitam itu tampak tidak terima dengan permintaan Salsa.

"Kotak P3k gak akan mempan buat mukul kepala Lo, kan ?. Jadi gak mungkin gue macem-macem" Salsa memutar bola matanya.

Benar saja. Mana mungkin seorang gadis lemah seperti Salsa memiliki taktik memukul nya dengan kotak P3k . Akhirnya lelaki itu membuka ikatan tali Salsa.

Dengan teliti lelaki itu terus memperhatikan gerak gerik Salsa. Gadis itu berjongkok di samping kepala bos besarnya. Nico.

Salsa memperhatikan setiap luka di wajah Nico. Kemudian ia mengeluarkan kapas dan alkohol. Mengusap hati-hati luka luka di wajah Nico. Sampai pada luka lebam di tulang pipi Nico pun terlonjak kaget.

"Ngapain Lo, Bang--"

"Tiap pagi Lo pulang bawa luka. Bisa inpeksi kalo gak Pernah di obatin" jelas Salsa tanpa menghentikan kegiatan nya mengusap bercak darah di wajah Nico.

Rasa dingin dan perih menyentuh di kulit nya, Nico pasrah menikmati cairan alkohol menyeka luka luka nya. Seingat nya ini pertama kali ia di obati karena tidak pernah satupun luka di tubuh maupun hatinya ada yang menyembuhkan.

"Infeksi. Bukan inpeksi" ketus Nico.

"Lo kira gue malaikat kudu bener terus" balas Salsa.

"Oh Lo mulai berani--"

"Sut!! Diem bentaran. Dikit lagi nih"

Nico kicep. Ia membiarkan Salsa mengobrak abrik wajahnya. Jarak yang sedekat ini membuatnya dapat dengan jelas melihat kedua bola mata Salsa. Tanpa sadar ia memperhatikan setiap jengkal wajah Salsa. Sampai pada luka di sudut bibirnya, luka lebam di ujung pelipis bahkan luka lebam di tulang pipi.

Seketika dada Nico terasa nyeri bahkan hanya sekedar melihat bekas luka itu.

"Dah. Beres"

Salsa Merapikan bekas kapas dan tisu. Menyimpan kembali obat kedalam kotak.

"Luka Lo gak di obatin sekalian ?" Tanya Nico.

"Gue ?" Heran Salsa.

Sebenarnya terasa aneh, padahal yang buat luka itu kan Nico tapi justru ia yang bertanya seperti itu juga pada Salsa.

All About You(COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang