9

120 9 0
                                    

Setelah cia puas maen dan makan-makan di rumah zidan, ia pun pulang dan saat di depan rumah ia melihat mobil yang nampak cukup akrab, yaitu mobil milik kakak keduanya.

Cia masuk ke rumah dan benar saja kakak keduanya sedang mengobrol dengan adek bungsunya, Brian.

"Kak cia udah pulang! sini liat deh ka, ka panji beliin ian mainan. Terus Ka panji juga beli coklat " Ucap Brian dengan senangnya dan menunjukkan mainannya

".... "

Cia hanya menatap Brian dan mainan yang di pegangnya.

"Abis keluyuran dari mana? Sore baru pulang,inget elu tuh anak gadis jangan suka keluyuran gak jelas " Ucap panji dengan ekspresi datar

"Hm " Respon cia tak kalah dinginnya lalu masuk ke kamar.

Brian yang sudah terbiasa dengan sifat kakak perempuannya ini pun kembali memainkan mainannya, begitu juga panji yang tak perduli dengan reaksi cia walaupun ia agak sakit hati.

Setelah mandi dan ganti baju Cia pun keluar dengan membawa tas yang berisikan baju bersih. Setiap kali panji pulang, Cia selalu keluar dan menginap di rumah ayah angkatnya atau omnya sendiri.

"Kak Cia mau kemana? " Tanya Brian yang memperhatikan Cia keluar dari kamar

"Keluar" Jawab Cia

"Mau nginep di rumah siapa lagi? Hm? Punya adek taunya keluyuran doang" Tanya panji sinis

"Mamah mana ian? " Tanya Cia mengabaikan pertanyaan panji

"Mamah lagi keluar ka, katanya mau ke rumah bibi sarah" Jawab Brian

"Owh, bilangin gue berangkat ke rumah sakit bantuin om evan" Ucap Cia

"Baru balik udah keluar lagi, mau nginep? Kaga inget kalau punya rumah atau emang kaga nyaman setiap kali gua pulang? " Tanya panji namun cia tetap tak merespon dan malah berjalan ke arah luar

" Dan seperti biasa nanti gue kabarin bang dito kalau ada apapun "ucap cia dan terus melangkah keluar

" Sabar ya ka, mungkin ka cia masih belum bisa ngelupain kejadian dulu"ucap Brian membuat panji tersenyum miris

Karena setelah kematian ayahnya panji mulai tak suka pada Cia dan menyalahkan Cia atas kematian ayahnya. Bahkan ia sering menganiaya dan bersikap kasar pada Cia. Walau setelah mengetahui kalau ayahnya meninggal akibat tertabrak tapi tetap saja ia masih belum bisa menerima kenyataan dan terlalu malu untuk minta maaf atas sikapnya pada cia.

_________________

Setelah itu cia langsung keluar rumah dan menaiki ojek hingga ke rumah sakit tempat ayah angkatnya bekerja.
R

umah sakit swasta ini di rintis oleh ayah angkat cia serta 2 orang temannya lain yang berprofesi sebagai penguasa

Makanya saat cia menderita gangguan PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma karena ia melihat secara langsung bagaimana ayahnya tertabrak truk, om evan ini lah yang membantu cia bahkan sampai sekarang saat cia kambuh pun om evan ini yang membantu cia. Terlebih karena muka om evan dan ayah kandung cia mirip jadi cia menganggap mereka adalah orang yang sama pada pertemuan pertama mereka. {Intinya itu om evan ini yang bantu sembuhin cia + ngerawat serta nganggep cia sebagai anaknya sendiri, walaupun ia sendiri bahkan gak punya pacar apalagi istri: v }

Cia pov

"Om evan yang jomblo dan gak laku-laku, cia yang cantik membahana dateng nih bawain sate " Ucap gue sambil masuk ke ruangan  dokter spesialis penyakit dalam itu alias om evan

cinta di smk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang