(8)

78 12 0
                                    

Author POV

Saat mendengar suara ketukan pintu untuk kedua kalinya, Kania berjalan kearah pintu saat membukanya ia langsung melayangkan tamparannya dan mendarat mulus di wajah Vino

"KAMU GAK DENGAR UCAPAN KU TADI?!" Kania berbicara dengan suara yang bisa di bilang cukup keras

Tak lama kemudia air matanya mulai jatuh membasahi pipinya
"Aku cuma mau bicara sebentar sama kamu na" ujar Vino

Bisa di ceritakan Vino adalah pacar, ralat, lebih tepatnya mantan pacar Kania. Dulu mereka adalah pasangan yang cukup terkenal satu sekolah

Bagaimana tidak, Algifran Darvino Algibran atau yang sering di panggil Vino ini adalah salah satu cowok paling kaya dan paling ganteng satu sekolah bisa di bilang dia adalah most wanted sekolah berpacaran dengan cewek yang bernama Kania putri Clariva, yang juga orang terpandang di sekolah itu

Kedua orang tua dari Vino dan Kania adalah orang yang sangat penting bagi sekolah itu, karena kedua orang tua mereka yang banyak membantu perkembangan sekolah

Mereka sering di juluki pasangan paling serasi, selain karena Vino itu tampan dan Kania itu cantik, mereka juga memiliki prestasi yang bagus

Vino pernah menang dalam lomba Matematika tingkat kabupaten sedangkan Kania pernah memenangkan Lomba Bahasa inggris tingkat Nasional

Mereka tidak pernah lepas dari gelar anak terpintar, selalu mendapat peringkat pertama di kelas masing masing. Oleh karena itu banyak yang menjuluki mereka pasangat ter-Perfect satu sekolah

Mereka berniat melanjutkan sekolah mereka ke universitas yang sama. Dan mereka benar benar memasuki universitas yang sama. Dan pada saat yang bersamaan, Vino melamar gadis itu

Mereka menjalin hubungan selama kurang lebih 7 tahun. Namun, saat tahun terakhir berada di universitas mereka berdua menghadapi masalah

Flashback On

"Aku pikir kamu udah janji gak bakal ninggalin aku, tapi siapa DIA?!" ujar Kania dengan menekankan di kata "Dia"
"Kania tolong dengar penjelasan ku" ujar Vino mencoba menenangkan Kania
"Gak! Aku gak butuh penjelasan mu, ini semua udah menjelaskan semuanya" ujar Kania yang sudah berderai air mata

"Kania, aku benar benar minta maaf sama kamu, aku gak bisa ninggalin dia" ujar Vino
"Apa?! Kenapa Vino? Kamu tega sama aku, kita udah bertahun tahun bersama, dan kamu tega ninggalin aku gitu aja? Semudah itu vin?!!" ujar Kania dengan suara yang cukup keras

"Kania aku gak bisa tinggalin dia karena..... Dia ngandung anak aku" ucapan Vino membuat Kania benar benar terdiam, hatinya seperti tertusuk beribu ribu pisau

Sakit? Banget
Kania sudah tidak bisa menahan tangisnya, dia benar benar seperti di hancurkan. Saat itu juga, Kania segera meninggalkan Vino

Semenjak saat itu, hubungan mereka terputus dan tidak adalah lagi kabar di antara mereka

Flashback Off

"Ada apa ini, kamu kenapa Kania" ujar Ben yang mendengar keributan terjadi dan segera menghampiri mereka dan Kania yang melihat Ben menuju ke arah mereka, sesegera mungkin ia memeluk ben dan menangis sejadi jadinya

Kania kembali mengingat luka lama yang sudah ia lupakan, luka itu kembali terbuka akibat kedatangan Vino

"Maaf saya cuma mau ngomong sebentar dengan kania" ujar Vino
"Aku sih oke aja, tapi entah dengan Kania" ujar Ben
"Kania plis aku cuma mau minta maaf dengan masalah kita yang dulu" ujar Vino

"Pergi kamu! PERGI!!" ujar Kania dengan tetap memeluk Ben
"Aku benar benar minta maaf, aku gak bermaksud buat ninggalin kamu, tapi aku khilaf dan itu semua terjadi" ujar Vino
"Sepertinya Kania ingin kamu pergi, jadi bisakah kamu pergi?" ujar Ben dengan sopan

"Kamu siapa sih? Sok soan banget, aku cuma mau bicara sama Kanai" ujar Vino kesal
"Saya pacarnya, ada masalah?" ujar Ben ngasal
"Oh, pacarnya. Bagus deh, buat kamu kania, aku benar benar minta maaf dari hati aku yang paling dalam, dan buat kamu, tolong jaga Kania buat saya" ujar Vino sembari mengusap wajahnya kasar

"Oh iya dan satu lagi, aku datang ke sini untuk mengantarkan undangan pernikahan ku dengan Vira" mendengar itu, hati Kania makin hancur
"Ben aku mau masuk, usir bajingan ini dari sini" ujar Kania dan berjalan masuk
"Sudah dengarkan? Dia meminta mu intuk pergi, jadi silahkan pergi" ujar Ben

Setelah memberikan undangan itu, Vino langsung pergi meninggalkan rumah itu tanpa pamit. Ben pun langsung menutup pintu dan pergi menemui Kania.

"Kamu gak apa apa?" tanya Ben pada Kania
"Hiks.. Aku benci dia... Aku benci bajing*n itu" ujar Kania dan kembali memeluk Ben
"Keluarkan semua, keluarkan semua rasa sakit mu kania, aku siap mendengarnya" ujar Ben dan mempererat pelukannya.

Tbc

Hai hai
Ehehehe, part ini agak gimana yah
Aku sendiri bingung kenapa jalan ceritanya harus kyk gini
Okelah, maaf kalau banyak typo

-Maaf jika ada kesalahan kata atau kalimat
-Jangan lupa vote, komen dan share yah

~Terima Kasih sudah Membaca~

Sad Love [COMPLATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang