Lagi dan lagi, aku memijat pelipis sisi kanan kepalaku dengan harapan migrain yang aku derita ini cepat hilang. Aku mohon bekerjasamalah denganku, kepala.
Lampu notifikasi diponselku terus menyala, tanda pesan dari whatsapp yang terus berdatangan.
Ci Ivy, manajerku, sudah meneror dari satu jam yang lalu.
Semua review notes harus di address malam ini.
Begitu katanya di group chat tim kami.
Aku menyeruput teh tawar hangat yang sengaja aku buat dengan harapan migrainku cepat hilang. Entahlah asal ide saja. Berhubung aku sedang cuti minum kopi sejak sebulan yang lalu, jadi teh manis atau teh tawar hangat yang menemaniku setiap kali lembur. Setiap hari. Di kantor ataupun di rumah.
Setengah jam kemudian semua review notes sudah berhasil aku selesaikan. Semoga tidak ada notes apa-apa lagi. Aku lelah.
Oke boleh istirahat semuanya. Cici kabarin besok pagi kalau ada review notes baru.
Aku berdiri dari kursi meja kerjaku, merenggangkan semua otot-otot kaku dibadanku. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Masih cukup waktu untuk tidur, setidaknya hari ini bisa datang jam 10 ke kantor, kompensasi lembur malam ini.
Baru saja aku hendak menutup semua tab chrome, ada notifikasi email masuk diemail pribadiku.
rayanadithama@gmail.com
Fionna, apa kabar?
Aku mematung selama beberapa menit. Membaca ulang alamat email si pengirim. Memastikan aku tidak salah orang. Seketika migrain di kepalaku semakin bertambah parah.
Akh gila.
Aku langsung menutup laptopku tanpa mematikannya. Menjatuhkan diri ke atas kasur, menarik selimut sampai menutupi kepalaku.
Aku lelah. Aku mau tidur.
🖤
Aku orang kedua yang datang ke meja kantor setelah Gama ditim kami.
"Pagi, Fi."
"Pagi, Gam."
"Tidur jam berapa lo semalem?"
"Cici bilang istirahat digroup, gue langsung matiin laptop. Tidur."
Gama cuma mengangguk-anggung kemudian menyeruput kopinya.
Aku menyalakan laptopku, ada sesuatu yang harus segera aku cek. Bukan review notes, karena Ci Ivy bilang tadi pagi kalau dia tidak memberikan notes apa-apa lagi.
Aku membuka email pribadiku, melihat email semalam ternyata memang benar adanya dan aku amat mengenal nama pengirimnya. Aku kira hanya halusinasiku.
Aku membuka email tersebut.
Fionna, apa kabar?
Dengan ragu-ragu aku menekan tombol reply.
Kabar baik, lo?
No. Delete.
Kabar baik.
Sent.
Sepertinya aku tidak perlu balik menanyakan kabarnya.
Setah notifikasi sent muncul dipojok kanan bawah seketika ingatanku seakan membawa kembali ke masa itu. 4 tahun lalu.
Aku dan kepercayaan diriku.
🖤
Hi i'm back! Siapa yang kangen singgurl? 🙂👏
KAMU SEDANG MEMBACA
Transisi
RomancePercaya atau tidak, kadang kita hanya perlu singgah dikehidupan seseorang untuk membantu orang tersebut menjadi lebih baik. Bukan untuk menetap selamanya. 🖤