Invitation

4.3K 267 15
                                    

[5 oktober 2019]

"Dong Sicheng! Tunggu aku!"

Sosok lelaki yang dipanggil itu berpura-pura tidak pernah mendengar panggilan yang ditujukan padanya dan lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya tanpa repot-repot menoleh kearah sosok yang sedang sibuk mengejar langkahnya.

"Hey!" Teriak sosok itu sekali lagi. Dari suaranya, sosok tersebut terdengar kesal karena diabaikan.

Karena Winwin tak kunjung menolehkan kepalanya, perempuan itu berdecak kesal dan melemparkan sebuah buku yang mendarat dengan sempurna dibagian belakang kepala lelaki itu.

Winwin menolehkan kepalanya kearah belakang lalu menatap tajam kearah perempuan itu. "Kau pikir apa yang sedang kau lakukan, Xu Yiyang?"

Yiyang memutar bola matanya malas. "Tentu saja memanggilmu, duh. Apakah terlalu banyak belajar membuatmu menjadi tuli?" Yang langsung disambut dengan tatapan aneh dari lelaki dihadapannya tersebut.

"Berhenti mengangguku. Apa yang kau inginkan?"

Perempuan itu kembali berdecak kesal sebelum ia menyerahkan sebuah amplop kearah Winwin. "Aku menemukan ini didepan pintuku pagi ini. Surat undangan reuni sekolah tanpa nama penerima."

Winwin menaikkan sebelah alisnya.

Mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki dihadapannya itu, Yiyang memutuskan untuk kembali membuka suaranya. "Aku yakin bahwa ini milikmu. Sepertinya kurir lagi-lagi salah melihat nomer apartemen kita."

"Omong kosong." Dengus Winwin. "Memangnya siapa yang mengirimkan surat untukku? Aku yakin itu adalah milikmu. Lagipula surat itu tidak memiliki nama penerima bukan? Jadi kita tidak tahu pasti siapa pemilik surat ini sebenarnya."

"Ini milikmu, Dong Sicheng." Tegas perempuan itu sekali lagi.

Lelaki itu menatap jengah perempuan dihadapannya. "Jangan membuang waktuku, Yiyang. Banyak hal penting lainnya yang bisa aku lakukan daripada harus mendengar bualanmu." Ucapnya.

Ia hendak melangkahkan kakinya menjauh saat suara perempuan itu kembali terdengar.

"Ini milikmu. Karena aku tidak pernah bersekolah di sekolah private sebelumnya dan surat ini ditunjukkan kepada seseorang yang lulus dari sekolah private."

"Lalu? Sekolah private bukanlah sesuatu yang spesial, Yiyang. Bisa saja surat itu ditunjukkan untuk tetangga kita yang lain."

Suara perempuan itu terdengar ragu saat ia melanjutkan perkataannya. "Tapi kurasa surat undangan dari sebuah sekolah private di Korea Selatan adalah sesuatu yang cukup spesifik bukan?"

Yiyang memperhatikan aura disekitar lelaki dihadapannya itu dengan raut khawatir. Winwin terlihat sangat tidak senang dan sekarang ia mulai menyesali tindakannya.

"Buang."

"Apa?"

"Kau tidak dengar? Buang undangan itu. Aku tidak membutuhkannya."


•••


Winwin memijat keningnya yang berdenyut. Moodnya benar-benar memburuk semenjak Yiyang menyodorkan surat tidak berguna itu padanya tadi pagi. Ia memejamkan kedua matanya erat sembari menikmati semilir angin pendingin ruangan yang berada di dalam kamar tidurnya. Namun hal itu tidak bertahan lama karena ia tiba-tiba berdecak kesal saat mengingat bahwa ia lupa mengeluarkan daging beku yang akan ia masak sebagai menu makan malamnya nanti dari dalam lemari pembeku. Lelaki itu dengan cepat bergegas menuju kearah dapurnya dan mengeluarkan semua bahan makanan yang ia butuhkan dengan cepat.

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang