[Oneshot] Hot Chocolate

739 27 2
                                    

"Aku menyukai cokelat panas karena walaupun aku telah kenyang karenanya aku masih dapat mencium aromanya yang harum." — Oh Sehun

"Dia adalah cokelat panas bagiku." — Oh Sehun

                  ————————

Slurrrppp... Cokelat panas di musim dingin memang luar biasa. Seperti dua sejoli yang tengah memandang turunnya salju dengan kepulan asap di depan mereka.

"Sehunnie, apa yang kau lakukan dengan asap-asap itu? Kau- errrrr... memerhatikan asap?" Tanya Luhan dengan kerutan di keningnya. Heran sekali ia dengan tingkah adiknya.

"Eo? Apa tidak boleh? Aku hanya ingin tahu seberapa lama asap ini dapat bertahan di udara musim dingin Hyung." Hufffttt... Sehun menghembuskan napasnya, menambah kepulan selain dari cangkir miliknya dan Luhan.

Luhan terdiam. Perkataan Sehun benar-benar sukses menohok batinnya. Apa aku seperti asap cokelat panas? Pikirnya. Menganalogikan.

Ya, Luhan memang sedang dilanda masalah kali ini. Ia sudah beberapa kali absen dalam konser tur karena alasan sakit— dia memang sakit sungguhan. Dan siapa tahu jika ujung-ujungnya malah begini? Ia menggugat agensinya karena kontrak yang tidak jelas sejak awal. Semua member akhirnya tahu dan mereka hanya bisa menunggu keputusan Luhan selanjutnya. Tentang ia serius atau tidaknya.

"Hyung kenapa kau melamun? Tadi kau sibuk menggangguku yang sedang tentram dan sekarang kau malah diam begini." Ujar Sehun membuyarkan lamunan Luhan. Sungguh ia berpura-pura bahwa keadaan mereka baik-baik saja. Ia tahu apa yang hyung kesayangannya lamunkan. Namun apakah harus dibahas sekarang? Ketika mungkin saja ini momen terakhirnya bersama pria China itu?

"Ah, tidak! Aku tidak melamun. Hanya berpikir mengapa kau memerhatikan asap seperti bayi yang baru lahir. Kkkekeke."

"Mwo? Ah! Tapi aku memang imut seperti bayi hyung! Kulitku putih, mataku sipit, dan aku tampan. Tapi tunggu! Apa ada bayi yang sudah tampan?"

"Aish, bukan itu maksudku. Bayi jika baru lahir dan jika mereka melihat asap, maka itu asap pertamanya. Bingung akan benda apa yang mengepul di depannya dan mereka memerhatikannya seperti kau tadi. Hahaha..." Jelas Luhan pada adiknya yang hanya memasang tampang yang menyiratkan aku tidak mengerti. Namun beberapa detik setelah sarafnya tersambung ia mencibir Luhan.

"Sehun, apa menurutmu hyung seperti kepulan asap cokelat panas? Hadir dalam waktu singkat karena tak sanggup akan beban oleh udara dingin." Ungkapan spontan Luhan menghentikan cibiran Sehun. Membuat yang ditanya kembali merasakan sesak di dadanya.

"Tidak! Bagiku, kau seperti cokelat panas yang kusuka hyung. Walaupun telah habis dan perutku kenyang, wanginya masih dapat kucium." Slurrrppp... Ujar Sehun sembari memainkan gelasnya yang telah kosong. Semerbak cokelat menguar di indra penciumannya.

"Se-

"Walaupun kau tidak disini, tidak bersamaku, tidak bersama EXO. Kau tidak ada hyung, dan kembali ke asalmu sana. Kami akan tetap mencintaimu hyung, tetap bisa merasakan keberadaanmu karena kau telah masuk ke dalam hati kami, hati para member. Tetaplah menjaga persaudaraan apapun yang terjadi!" Sehun berujar dengan mantap, penuh penekanan.

Luhan hampir terisak mendengarnya. Namun Sehun mencoba tegar dengan melontarkan candaan dari mulutnya.

"Yo! Yo! Yo! Sang Namja tidak menangis hyung!" Tangannya menepuk bahu Luhan seakan menyalurkan kekuatan walaupun dirinya sendiri juga rapuh.

"Lupakan soal Sang Namja Hun.." Ujarnya lirih, nyaris tak terdengar.

Keduanya kembali terdiam. Sibuk dalam pemikiran masing-masing dengan sebuah kecanggungan.

[Oneshot] Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang