First Kiss

12.2K 150 48
                                    

Chapter 12

            Setibanya di kantin, seluruh penghuni kantin sontak tercengang melihat kedatangan kami. Gimana gak pada kaget kalo Allen terus-menerus bersikap mesra tanpa melepaskan tangannya dari bahu gw dan menatap gw dengan sorot matanya yang hangat itu. Oh God, Please help me. Jangan ubah gw menjadi coklat yang meleleh karena tatapan matanya itu.

“Loe mau pesen apa?” ucapnya cuek tanpa memperdulikan penghuni kantin lainnya. Sepertinya dia gak sadar dengan pandangan iri, menusuk dan membunuh dari para penghuni kantin yang selalu memandang kami.

Allen menaruh dagunya diatas kepala gw. “Oiii… loe mau makan apa?” suaranya terdengar dalam dan tak sabar.

“Apa aja deh, nasi goreng sama es teh manis juga boleh” jawab gw cepat seraya melepaskan diri dari Allen. Diam-diam gw mengatur nafas dan debaran jantung gw yang mulai tak terkendali. Allen memesan menu yang sama seperti gw

            Aduh… mesti berapa lama lagi sih nih cowo berhenti ber-acting? Tak disangka ternyata Allen itu memang gila. Entah dia itu memang terobsesi menjadi artis atau dia memang jago ber-acting, tapi yang jelas dia itu benar-benar aneh. Bisa-bisanya dia bersikap cuek seperti itu, padahal disekelilingnya banyak cowo yang siap menusuk dia kalau seandainya mereka memegang pisau.

Allen membawa gw duduk di salah satu kursi yang nyaman dan strategis, alias di tengah-tengah kantin yang tentu saja dapat dengan mudah menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin.

Tanpa memperdulikan penghuni kantin lainnya, Allen menikmati makanan yang ada dihadapannya. Sejurus kemudian dia menghentikan atifitasnya dan menatap gw yang hanya memain-mainkan makanan dengan sendok. Entah kenapa nafsu makan gw jadi hilang, benar-benar gak nyaman berada didekat Allen. Bukan karena gw benci, tapi karena debaran di dada gw ini yang berdetak semakin cepat kalau ada di dekatnya.

“Heh. Dari tadi makanannya kok dimainin aja sih” ucap Allen seraya menyenggol tangan gw.

“Nafsu makan gw hilang” balas gw tanpa menatapnya. Dari sudut mata, gw bisa melihat Allen mengernyitkan keningnya.

Dia merampas sendok dari tangan gw, lalu mengambil sesendok penuh nasi goreng dan memaksa gw untuk membuka mulut. “Gak mau” runtuk gw kesal sekaligus malu.

“Buka mulut loe, cepet” ucap Allen dengan nada suara yang tak bisa dibantah. Dengan terpaksa gw pun menuruti kemauannya.

            Oh GOD. Ini benar-benar memalukan, sudah dapat dipastikan muka gw sekarang ini pasti sudah seperti kepiting rebus. Semua ini salah cowok menyebalkan dihadapan gw, Allen. Hal memalukan yang dia lakukan tidak hanya sampai disitu saja, dia juga merebut minuman yang tengah gw minum. Sontak hal itu, membuat para fansnya berteriak histeris. Menurut mereka itu sama saja dengan ciuman secara gak langsung, Ckck kekanakan deh mereka. Baru begitu saja mereka sudah histeris, bagaimana jika mereka tahu, kalau idola mereka sudah mencium kening gw. Ahahaha bisa-bisa mereka melemparkan batu kearah gw.

            Allen benar-benar membuat hidup gw jadi gak tenang lagi, ya walaupun sebelumnya juga tidak tenang sih. Kita ini hanya sepasang kekasih gadungan, tapi Allen membuat semuanya seperti kenyataan. Paling tidak, dimata orang lain kami ini memang selayaknya pasangan yang tengah jatuh cinta. Sebenarnya gw pengen banget protes sama kelakuan Allen yang berlebihan, tapi toh gak ada salahnya juga dia bersikap seperti itu. Soalnya tadi pagi gw gak menemukan surat kaleng yang biasanya selalu ada di dalam loker gw, itu berarti rencana gw dan Allen berhasil.

Fake CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang