Perfectionist
Actor
&
MeDi dalam kamar, Seulgi tak henti-hentinya menatap Jimin dengan pandangan yang berbeda.
"Kau kelebihan hormon, ya?" Seulgi menanggapi ucapan Jimin dengan gurauannya.
"Bukan begitu. Hanya saja.. entah setan apa yang merasukiku hingga membuatku mudah sekali tergoda padamu," jelas Jimin jujur.
Seulgi menepuk-nepuk pundak Jimin, "Aku tahu kenapa kau akhir-akhir ini seperti pria yang kelebihan hormon.."
"Apa?" balas Jimin tak memperdulikan ucapan Seulgi yang terus menghinanya kelebihan hormon.
"Akhir-akhir ini kau sangat sibuk, jadi untuk melepaskan penatmu mungkin bisa dengan melakukan 'itu'. Aku tahu kau pria dewasa yang kebutuhannya harus terus terpenuhi."
Jimin mengedip-ngedipkan kedua matanya mendengar penjelasan Seulgi yang tak dia sangka akan keluar dari mulut kekasihnya.
"Lalu aku harus bagaimana?"
Park Jimin memang gila. Bertanya pada kekasihnya sendiri mengenai hal seperti ini.
"Kau harus selingkuh Jim."
Jimin melongo, "Apa?"
"Jangan berpura-pura sok suci," ujar Seulgi sambil membuang kedua bola matanya malas.
"Maksudmu?"
"Aku tidak bodoh Jimin. Kau berselingkuh, bahkan aku baru mengetahuinya saat aku berada di kamar mandi milikmu."
Jimin bangun dari posisinya, "Memangnya ada apa di kamar mandiku?"
"Cih, sudah ku bilang jangan sok polos Park Jimin," ujar Seulgi dengan kedua tangannya yang bersedekap dada.
"Kamar mandi? Memangnya ada apa di sana?" gumam Jimin sambil berpikir.
"Aku tidak berselingkuh, mana ada wanita yang ku bawa ke kamar mandi." Jimin tersenyum miring kepada Seulgi. Dia tahu apa maksud Seulgi, hanya saja berpura-pura polos adalah sebuah kesenangan tersendiri bagi Park Jimin.
"Bodoh."
Pecah sudah tertawa Jimin. Dia tertawa keras dengan kedua matanya yang menyipit hingga segaris.
"Aku selingkuh dengan sabun? Di kamar mandi?" Jimin sekali lagi tertawa.
"Hm, kau selingkuh dengan sabun."
Seulgi membuang mukanya saat Jimin menatapnya, entah kenapa dia menjadi malu sekarang.
"Aku lupa menyimpan sabunku, kau pasti melihatnya saat kau berada di kamar mandi kan?" Jimin bertanya dengan sebelah alisnya yang naik.
Seulgi yang salah tingkah melempar bantal tidur hingga mengenai wajah Jimin. Pria itu justru tertawa lagi membuat rona merah di wajah Seulgi tercetak jelas.
"Maafkan aku. Sungguh aku tak bisa berhenti tertawa," ujarnya saat Seulgi langsung merubah wajahnya menjadi datar.
Dari awal Jimin tertawa, Seulgi sebenarnya sudah berusaha ingin berwajah datar, hanya saja mengingat sabun batang yang di tengahnya berlubang dan sabun cair yang beraroma perempuan membuat pipi tembamnya tak berhenti-hentinya terus merona. Apalagi saat melihat ukuran lubang di sabun batang itu membuat Seulgi ingin enyah saja dari bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ACT & ME ✔
Romance[BOOK 1] ✔ Meskipun Jimin seorang aktor dan mendapat dukungan dari banyak penggemarnya, itu tetap tidak membuat semuanya terasa sempurna meski berakhir dengan duka yang terus membayanginya. Jimin ingin melepas semua meski hatinya masih menjeratnya...