Bagian 7

1.8K 204 16
                                    

Hari yang dinanti telah tiba, terlihat kini orang-orang tengah mempersiapkan segala kebutuhan pesta. Pernak-pernik telah dirangkai sedemikian rupa, nampak cantik berbaur dengan balon-balon berwarna.

Makanan maupun hidangan lainnya dikerjakan oleh para chef atau juru masak profesional nan handal.

Sunggingan manis hingga menunjukkan deretan gigi-gigi putih bersihnya, menjadi sebuah sapaan bagi para pekerja.

Gummy smile dengan dua buah gigi kelincinya tertampang indah di mata semua orang.

Senyuman yang beberapa hari ini terasa begitu langka.

"Nabongs.."

"Unnie.."

Momo dan tzuyu berlarian menaiki anak tangga menuju nayeon yang berdiri di pinggir pembatas antara lantai satu dan dua.

"Ini akan menjadi pesta ulang tahun terbaik di seoul.." menunjukkan tampang bodoh seraya merentangkan kedua tangannya. Momo dan tzuyu nampak konyol.

Menggeleng, nayeon meraih kedua lengan sahabatnya lalu menyeret mereka masuk ke dalam kamarnya.

"Apakah kau yakin jeongyeon akan datang?" kedua sahabat nayeon menyamankan bokong mereka ke atas ranjang queen size milik yang bersangkutan, sementara gadis tersebut duduk di depan meja riasnya.

"Dia harus datang...karena ada sesuatu yang aku siapkan untuknya.." suaranya melemah di kalimat terakhir akan tetapi tak mengurangi atensitas tawanya.

Nayeon tertawa malu dan kikuk kepada dua gadis lainnya melalui pantulan di cermin.

Momo dan tzuyu saling melirik sesaat.

"Memangnya apa yang sudah kau siapkan untuknya?" momo menaikkan sebelah alisnya dengan kening mengkerut.

"Kalian akan tahu di akhir pesta nanti.."

Keduanya hanya manggut-manggut sembari tersenyum tipis.

"Kalau begitu kami sudah tidak sabar unnie.."

"Bersabarlah tzuyu-yah.."

sementara itu di kediaman yang sama...

Dua orang anak manusia berlainan jenis nampak tengah saling beradu mulut. Yoona dan Seohyun sama-sama mencoba mempertahankan argument mereka masing-masing.

"Aku tidak setuju kau melakukan itu" dengan wajah kecewanya, Seohyun terus memberondong Yoona untuk tidak melakukan hal yang gegabah.

"Aku melakukan semua ini untuk putri kita.." ujarnya penuh akan kejelasan seraya berjalan menuruni anak tangga. Jelas, ia ingin yang terbaik buat putri mereka.

"Apa kau belum puas juga melukai perasaannya?" pria tersebut mengeraskan rahangnya, menoleh dengan tatapan tajam yang tak bersahabat.

"Seohyun..sebaiknya kau diam..dan cukup memperhatikannya saja dari jauh" tegasnya.

Seohyun menggeleng kuat, dia tak mungkin hanya pasrah saja menjadi seorang penonton.

"Aku tidak akan membiarkan putriku semakin terluka.." seolah mengingatkan pada Yoona bahwa bukan hanya ia saja yang memiliki kuasa akan nayeon.

"Kau menantang ku?"

"Ne..apapun akan aku lakukan demi membuatnya bahagia.." setelah mengucapkan hal itu, Seohyun melangkah jauh sembari menahan amarahnya yang cukup membumbung tinggi.

*

*

*

Menekuk lengan kanan kemudian menyelipkannya di bawah kepala, jeongyeon terlihat nyaman, berbaring di atas mattrasnya. Sesekali ia membuka dan memejamkan mata.

SPACE BETWEEN OUR FINGERS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang