Part 2

48.5K 487 0
                                    

Kuhela nafasku dengan sedikit lega, setelah merebahkan tubuh pria itu di atas kasur. Lalu aku mendudukkan tubuhku di tepi tempat tidur, dan membuka highheels yang kupakai.

"Aku ada di mana?"

Tiba-tiba aku mendengar suara pria itu, yang begitu serak. Segera aku menoleh ke arahnya, dan melihatnya yang sudah sadarkan diri.

Sebuah senyuman pun terukir di wajahku, karena akhirnya ia sadarkan diri juga, lalu aku segera memiringkan tubuhku, dan menatapnya, "Akhirnya kau sadar juga" ucapku.

"Aku ada di mana?" tanyanya, yang mengulangi ucapannya lagi.

"Kau ada di apartementku, karena tadi kau pingsan saat di club malam" jawabku, tanpa melepaskan pandangan darinya. Jika boleh jujur, pria ini cukup tampan juga, tapi sepertinya umurnya berada di bawah umurku, karena dapat kulihat dari wajahnya, yang terlihat masih begitu muda.

"A-Apartementmu?" tanyanya, yang terlihat tidak percaya, dan hanya kujawab dengan sebuah anggukkan saja.

"Terima kasih sudah membawaku ke sini, tapi bolehkah aku meminta bantuanmu?" tanyanya lagi.

Kunaikkan satu alisku, saat mendengar pertanyaannya, "Bantuan? Bantuan apa?" tanyaku, yang berbalik tanya padanya.

"Bantu aku untuk melupakan mantan kekasihku, dengan cara apa saja" jawabnya.

Deg!

Jantungku seperti berhenti berdetak, saat mendengar apa yang baru saja ia katakan. Lalu kupalingkan pandanganku darinya, dan memutar otakku.

Tapi tiba-tiba, kurasakan tangannya yang menggenggam tanganku, sehingga membuatku menoleh ke arahnya, "Tolong bantu aku, karena aku tak bisa melupakannya seorang diri" ucapnya, dengan tatapan yang seperti sedang memohon.

Karena merasa kasihan, aku pun mengganggukkan kepalaku, dan menyanggupi permintaannya, "Baiklah, aku akan membantumu untuk melupakannya" jawabku.

Sebuah senyuman pun langsung terukir di wajahnya, bahkan raut wajahnya pun langsung berubah dalam seketika, "Benarkah? Dengan cara apa?" tanyanya, yang terlihat begitu antusias.

Segera kukulum bibirku, dan memalingkan pandanganku darinya, "Having Sex" jawabku.

"Apa? Tidak! Aku tidak mau! Bagaimana kalau nanti kau hamil?" tanyanya, yang langsung bangkit dari posisinya, dan duduk di atas tempat tidur.

Kuhela nafasku sedikit berat, dan menoleh ke arahnya, "Kau tidak perlu takut, karena tadi aku sudah meminum sebuah kapsul agar tidak hamil. Dan, kalau aku tidak meminumnya, tapi tetap melakukan seks secara terus-menerus, barulah aku akan hamil" jelasku.

"Benarkah?" tanyanya, dan hanya kujawab dengan sebuah anggukkan saja. Namun tiba-tiba ia menundukkam kepalanya, "Tapi aku tidak tahu, bagaimana caranya melakukan seks" ujarnya.

Kedua mataku pun langsung membelalak, saat mendengar apa yang baru saja ia katakan. Jadi, malam ini aku akan melakukan seks, dengan seorang pria yang masih perjaka? Dan, belum pernah melakukannya sama sekali? Wow, aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Bagaimana?" tanyanya, yang membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku pun menoleh ke arahnya, dan menatapnya, "Tak apa, aku akan mengajarimu" jawabku, yang kemudian segera bangkit dari tempat tidurku. Lalu aku mulai melepas dress super minim, dan cd yang kupakai.

Kini tubuhku sudah tak tertutupi oleh sehelai benang pun. Lalu aku beralih menatap pria itu, yang menatapku dengan kedua matanya yang membulat. Melihat hal tersebut, membuatku jadi terkekeh, "Sekarang lepaskan seluruh pakaianmu, dan jangan sisakan satu pun" suruhku.

Partner in Bed [Pindah ke Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang