Yang Sebenarnya!

132 44 1
                                    

Dirumah !

Suara di dalam perut zifa sudah bergemuruh sejak tadi meminta diisi, ia tengah memasak didapur seperti biasa hidup mandiri. Haha gue tetap santuy!

Masak- masak sendiri~~
makan-makan sendiri~~
na na na na~~~

"Udah diem deh suara gak bagus gitu kok bangga sih" grutu zifa saat sosok hantu tengah meledeknya.

"Biarin kok sewot " balasnya dan langsung pergi melompat-lompat keruang tamu bergabung dengan hantu-hantu lainnya menonton tv siaran berita di tvOne.

"Dasar hantu berpakaian kematian"

"Owh iya gue belum memperkenalkan teman-teman gue kan , ya udah kuy sini gue cerita tapi sambil makan yak haha..."

Jangan heran dengan penghuni rumah di perkomplekan SKB (simpang kuburan) satu ini, penghuni rumah tidak merasa terganggu datang dan berkumpulnya sosok hantu berbagai jenis kerumahnya malah dia senang dan santai.

Ketawa nyaring kuntilanak memberhentikan aktifitas gue yang lagi makan "napa sih mbak" tanya zifa teriak dari dapur.

"Ibu kota kita pindah hihihi "jawabnya seraya tertawa lebih keras lagi.

"Ck heboh banget "gumam zifa. "Jangan keras-keras ketawanya nanti didengar tetangga sebelah"

"Wokeh "jawab mereka kompak.

Zifa menggeleng-geleng kepalanya merasa bodo amat mereka mau ngapain toh sudah terbiasa begini begitu.

Kuntilanak yang biasa gue panggil Mbak Kunti . Ia adalah sosok mengerikan bagi orang belum mengenalnya. Zifa mengenalnya saat pindah dari Jepang, sekarang ia tinggal di Medan karna pekerjaan orang tuanya.

Zifa sudah mempunyai bakat bisa melihat makhluk halus sejak ia kecil namun berumur 4 tahun orang tuanya baru mengetahui kalau zifa mempunyai bakat seperti itu.

Dijepang ia memiliki banyak teman sewaktu tingkat TK. Namun waktu itu ia terlalu ramah pada sosok yang tidak bisa terlihat orang.

Mereka pun merasa terusik dan ditakuti oleh zifa. Lalu orang tuanya diusir dari tempat tinggalnya ketika tau memiliki anak seaneh zifa.
Kemudian orang tuanya memilih kembali ketanah air tempat tinggal mereka dulu.

Ayah orang jepang yang merantau keindonesia dan berjumpa dengan bunda lalu ayah menikahinya dan tinggal dijepang karna pekerjaan ayah disana.

Rumah yang besar mempunyai taman luas dan kolam ikan dihalaman, rumah ini adalah rumah yang sudah lama dibangun namun dijual oleh penghuni asli rumah ini, orang tua zifa membelinya untuk tempat tinggal mereka.
Sudah bertahun-tahun bersama ayah fokus bekerja disini dan bunda fokus merawat zifa, ketika zifa SD kelas 5 orang tuanya dipanggil bekerja dijepang kembali dengan syarat jangan membawa zifa.

Keputusan berat bagi orang tuanya namun kondisi ekonomi sekarang dan dulu jauh berbeda makanya mereka kembali kesana.

Setelah itu zifa pun ditinggal pergi oleh orang tuanya dan di asuh oleh bibik atau asisten rumah tangga sebut saja bik ina. Orang tuanya setiap akhir bulan selalu pulang tapi lama kelamaan orang tuanya pulang hanya tahun baru saja lebaranpun ia rayakan bersama bibik.

Memasuki tahun baru ajaran SMP zifa dapat kabar orangtuanya kecelakaan pesawat saat pulang ketanah air membuat zifa menjadi gadis pemurung dan terkesan tidak peduli dengan sekitar.

Suatu ketika ia termenung di kamarnya seraya menatap jendela. Hari itu malam yang sangat dingin bumi dibasahi oleh hujan dengan lebatnya sambil menangis zifa melihat keluar jendela..

"Kamu kenapa menangis "tanya sosok mengerikan dibalik jendela kamar zifa menampilkan rambut panjang berbaju putih melayang layaknya terbang.

Merasa takut zifa menjerit sekuat-kuatnya bik ina pun datang menanyakan ada apa, ketika itu zifa masih SMP kelas satu bakat melihat hantunya tiba-tiba muncul kembali.

Zifa menunjuk ke arah jendela bibiknya pun melihat arah yang ditunjuk. "ittu bik appa "tanya zifa dengan suara bergetar.

Merasa tidak melihat apa-apa dengan mengumpulkan keberanian bik ina membuka jendela dan menonjolkan kepalanya disana setelah itu ia menjerit dan menutup jendela kuat dan menutup gorden dengan kasar menarikku untuk tidur . zifa memeluk bik ina dengan tubuh bergetar.

Dipagi harinya bik ina menyiapkan sarapan dipagi hari dan membuat bekal untuk zifa seperti biasa sudah bagaikan orang tua baginya. Menceritakan orang tuanya zifa sangat sedih saat mengetahui jenazah orang tuanya di kubur dijepang bukan ditanah air membuat ia susah datang ke rumah terakhir mereka hanya doa yang ia panjatkan.

*****

"bik susu coklat zifa habis ya? "tanya zifa saat membuka kulkas yang kosong.

Bik ina mendekati zifa dan melihat isi kulkas ternyata kosong.

"Ah iya bibik lupa , biar bik ina belik ya "ujar nya

"Eh biar zifa aja yang belik"

"Tapi nak ini dah malam"

"gpp bik " balas zifa meyakinkan

"Ya wes lah ini uangnya"

"Eh enggak perlu bik, zifa ada kok uang nya "tolak pelan zifa.

"Owh iya , hati-hati ya nak "

"oke bik"

Zifa memiliki Uang tabungan milik ayah yang sengaja untuk zifa tapi belum pernah disentuhnya. Karna masih ada uang transfer dari paman (abang ayah) yang gunakan untuk kebutuhan dan membayar upah untuk bik ina.

Menyelusuri jalanan perkomplekkan yang mulai sepi tanah yang basah sehabis diguyur hujan menciptakan tanah yang lembek dan licin.

Sesudah berbelanja susu coklat kesukaannya, telur ayam sepapan dan mie instan teman ngemil malam hari yang dingin ini.

Melewati pohon mangga milik tetangga sebelah, zifa memeluk dirinya erat merasakan hawa disana mencengkam dan dingin.

"Hiks hiks hiks "suara tangisan yang terdengar zifa memberhentikan langkahnya menoleh kanan dan kiri tidak melihat keberadaan sosok yang menangis.

"kamuu bisa lihat aku kan" tanya seseorang .

Zifa mendongkak pelan keatas melihat asal suara terlihat sosok yang sering menghantuinya akhir-akhir ini.

Tubuh zifa bergetar bulu kuduknya berdiri tegak ia memperkuat pegangannya kebelanja ia bawa.
Tiba-tiba sosok itu turun dan berhadap ke zifa , seketika itu kaki zifa tiba-tiba melemas dan terduduk menjatuhkan belanjaannya.

"Pergii jangan dekatin aku " teriak zifa sekuat tenaga .

"Hiks hiks hiks" makhluk yang seram itu menangis lagi.

"Aku ingin punya teman "ucapnya dengan jeda "saat melihatmu aku tahu kamu bisa melihatku, aku ingin berteman dengan mu"

Merasa bingung dengan situasi ini namun untung saja ada yang menyadarkannya saat ada cahaya   menyilaukan mata zifa.

"Hey nak sedang apa duduk disitu "tanya bapak-bapak yang biasa meronda dimalam hari.

Alih-alih dijawab zifa mengedar penglihatannya mencarik sosok hantu yang baru saja berbicara denganya namun tidak ada terlihat.

"Cari siapa nak? " tanya bapak selamet terlihat dibaju seragam rondanya disana.

"Enggak ada pak " jawab zifa sambil berdiri membersihkan celana yang kotor habis terduduk dijalan.

"Yaudah nak cepat pulang udah malam kali nak gak bagus anak gadis keluar malam-malam" nasehat pak selamet.

Zifa mengangguk "Terimakasi pak, punten " pamit zifa berlalu pergi.




*******

Doakan saya ya yang lagi ppl heehe...

COMA GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang