Yang Sebenarnya 2!

123 43 1
                                    

Sesampai dirumah!

"Assalamualaikum" salam zifa memasuki rumahnya sambil menyenteng bawaan belanjaannya.

"Ya allah nak kamu kok lama sekali ada apa?" tanya bik ina. Lalu " Ya gusti iki kok kotor pelastik belanjaanya, kamu gak papakan nak?"

"Maaf ya bik tadi zifa kepeleset dijalan " jawab zifa berbohong.

"Oh ya ampun ada yang sakit nak?

"Gak ada kok bik"

"Alhamdulillah"

Zifa tersenyum melihat wajah khawatir bik ina.

"Zifa balik kekamar ya bik mau mandi kotor banget nih " jelas zifa seraya menunjuk celana belakangnya.

"Ah iya iya bersihkan sana, bibik buatkan susu coklat ya habis itu tidur " ujar bik ina dan berlalu pergi kedapur.

Zifa masuk kekamarnya membersihkan diri setelah itu meminum susu coklat yang dibawakan bik ina dikamarnya.

"Tidur ya nak, istirahat besok sekolah " ujar bik ina sambil tersemyum dibalik pintu kamar zifa.

"Iya bik ina" balas zifa membalas senyumannya.

Bik ina menutup pintu kamarnya. Terlintas bayangan sosok yang tadi "Hantu itu kelihatan kesepian, tapi mengapa dia begitu mengerikan? Lebih mengerikan dari hantu dijepang "pikir zifa.

"Apa aku menerima tawaran pertemanannya saja ya? Kelihatan bingung namun "Apa yang aku fikirkan . huh ! lebih baik aku tidur "

****

"Zifa ini surat panggilan orang tua , kasih ke orang tua kamu suruh datang kemari untuk mengambil rapot" ucap buk nani dengan tegas selaku wali kelasnya.

Zifa terdiam seraya mengambil kertas yang disodorkan oleh buk nani setelah itu keluar dari ruangan yang penuh sesak baginya.

Zifa berjalan menyulusuri koridor seraya menatap kertas yang diberikannya tadi.

"Sudah berapa kali aku bilang orang tua aku sudah meninggal" ucap zifa lalu meremas-remas kertas yang baru saja diberikan wali kelasnya lalu membuangnya ketong sampah.

Berjalan memasuki kelas dengan amarah dihatinya!

Tidak ada respon sedikitpun dari sosok yang duduk dipojok yang tengah enak melihat pemandangan diluar yang sangat cerah namun tidak untuk hatinya.

Hatinya kini sangat tercabik-cabik mendengar ocehan yang keluar dari bibir buk nani merasa tidak peduli dengan nasibnya sekarang, yang iya mau hanyalah orang tua dan orang tua saja dibahas membuat zifa merasa kesal.

ya! Sekarang zifa tengan pengambilan rapot untuk kenaikan kelas 2 namun karena nilai kasian yang diberikan oleh guru-gurunya mau tidak mau zifa terpakasa dinaikan kelas walaupun kecerdasannya minim.

Sudah ketiga kalinya ia mendapatkan surat panggilan orang tua untuk menerangkan nilainya namun zifa tidak peduli akan hal itu, toh orang tuanya sudah meninggal buat apa kertas itu lagi lebih baik untuk makanan tong sampah saja.

Bel pulang sekolah berdering sorak riuh terdengar dikelas zifa sambil membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas begitu juga dengan zifa yang sudah menenteng tas sekolahnya. Keluar kelas dengan santainya namun seseorang memberhentikan langkahnya.

"Eh lo dipanggil tuh sama buk nani" ucap teman zifa bernama lia berwajah menor untuk ukuran anak SMP.

"Apa lagi sih! "Dimana?"

"Ikutin gue"

Zifa mengikuti lia tanpa banyak tanya lagi. Namun ketika sudah sampai didepan pintu ruangan guru namun lia tetap terus berjalan membuatnya heran.

COMA GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang