Chapter 10

1K 147 4
                                    

"Begitulah, rencana kami tidak berjalan semulus yang kami kira," ucap Youngjae mengakhiri penjelasannya.

"Kalian terlihat seperti ilmuwan profesional tetapi otak kalian tidak beda jauh dengan otak udang," balas Bambam.

Jaebum memukul lengan Bambam dan Bambam meringis kesakitan. Youngjae tidak menghiraukan Bambam dan matanya kembali menempel pada mikroskop di depannya.

"Ku rasa tidak salah lagi Jinyoung-hyung adalah makhluk itu. Kurasa dia datang dari tempat yang cukup jauh, aku sudah mencari beberapa tempat yang berhubungan dengan Jinyoung-hyung. Besok kita akan berangkat ke tempat-tempat itu," ucap Youngjae sembari memberikan kertas yang berisi lokasi-lokasi yang akan mereka kunjungi.

"Berarti Jinyoung harus tinggal di markas?" tanya Jaebum khawatir.

Youngjae terlihat sedang berpikir keras sedangkan Bambam sedikit penasaran dengan apa yang sedang Youngjae lihat di mikroskop.

"Kurasa sudah waktunya dia mengetahui jati dirinya sendiri dan kita semua," jawab Youngjae dengan sedikit kekhawatiran yang terpancar pada wajahnya.

Jaebum terdiam sebentar sebelum mengangguk menyetujui perkataan Youngjae. Bambam menatap mereka berdua dengan tatapan pasrah, memang sudah waktunya bagi mereka untuk menjelaskan segalanya kepada Jinyoung.

Youngjae mengambalikan kalung Jinyoung kepada Jaebum. Jaebum mengambil kalung tersebut dan menyimpannya.

"Terima kasih untuk kalungnya hyung, aku dapat menyempurnakan penelitianku karena kalung tersebut," ucap Youngjae senang.

"Ah itu bukan apa-apa, jae," balas Jaebum.

Di sisi lain, Jinyoung sedang berada di kamar Jaebum, menyendiri. Bahkan dia tidak memperbolehkan Mark untuk masuk.

Jinyoung terus menatap kaca di depannya, luka pada wajah Jinyoung sudah sembuh. Bahkan tidak ada bekas sedikitpun pada wajah Jinyoung.

Dia menatap bola matanya yang bergetar karena rasa takut, takut akan dirinya sendiri. Matanya yang berwarna biru samudera itu sanggup membuatnya semakin ketakutan dan memukul kaca di depannya sampai pecah.

Mendengar suara itu, Mark berusaha mendobrak pintu kamar Jaebum tetapi Jaebum menghentikan Mark sambil memegang dadanya. Perasaan sakit itu kembali dirasakan oleh Jaebum, tetapi jauh lebih sakit kali ini.

"Biarkan aku yang menanganinya Mark," lirih Jaebum.

Awalnya Mark tidak tega meninggalkan Jaebum dengan kondisi kesakitan seperti ini, tetapi Jaebum tetap menyuruh Mark untuk pergi, sampai akhirnya Mark menuruti perintah Jaebum.

Mark memutuskan untuk menghabiskan waktunya di dapur Bambam. Setelah dia berpikir sejenak, dia menyadari sesuatu. Dia tidak merasakan rasa sakit itu lagi, tetapi Jaebum merasakannya.

Apa benar Jaebum mate Jinyoung? Karena hal ini cukup membingungkan, Mark kembali ke laboratorium Youngjae dan melanjutkan penelitian dengan Youngjae.

Kini Jaebum sedang mengetuk pintu kamarnya, "Jie, ini aku Jaebum..."

Jinyoung membuka pintunya ketika mendengar suara Jaebum. Jaebum segera masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.

Darah segar mengalir pada buku-buku jari kanan Jinyoung dan pandangan Jinyoung sangat kosong.

Jaebum memegang tangan Jinyoung dan menjilati darah yang masih mengalir. Darahnya begitu manis--yang membuat Jaebum terus menjilati luka Jinyoung.

Jaebum menghentikannya ketika Jinyoung meringis kesakitan dan memegang erat bahu Jaebum dengan tangan kirinya.

"Sa-sakit bum..."

My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang