[XIII] Majikan yang tertukar

5.5K 732 136
                                    

"Park woojin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Park woojin?"

"Kenapa kau membunuhnya? bukankan dia temanmu ,hyung?". renjun sedikit terkejut.
Ia tau betapa dekat minhyun dan woojin. dekat sangat dekat malah. Tapi kenapa sekarang ia membunuh sahabatnya itu?.

" Teman tidak pernah memakan teman". Tukas Minhyun.

Ahhh...renjun paham sekarang. Pasti gara-gara wanita lagi.

"Ck dasar wanita". miris renjun.

" Sudahlah.....untuk apa terus-terusan menjadi lemah karna wanita?, toh mereka tak benar-benar mencintaimu".  sambung renjun.

Minhyun berdengus sebelum tersenyum miris mengingat dirinya sendiri.

Minhyun berdengus sebelum tersenyum miris mengingat dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari, aqila sedang belajar untuk ulangan besok. Dia duduk di sofa kamar renjun.

Kenapa? karna renjun menyuruh aqila untuk menemaninya.

Aqila hanyut dalam dunia belajarnya sedangkan renjun sedari tadi berbaring di ranjang sambil asyik melihat aqila.

Merasa di perhatika , aqila mendongakkan kepalanya memeriksa. Dengan refleka renjun membuang tatapannya menyembunyikan hal yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa?, kenapa melihatku seperti itu?". tanya aqila.

Renjun tak menjawab, dia mengusap wajahnya kasar berusaha menetralkan rasa gugupnya.

"kalau ada sesuatu katakan saja"

"Tidak. Tidak ada. Lanjutkan saja belajarmu".

Setelah melontarkan beberapa kata, renjun membalikka. tubuhnya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Ia berniat pura-pura tidur agar dirinya tak terpojok.

Ia berniat pura-pura tidur agar dirinya tak terpojok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Eunghh....".

Aqila membuka matanya. Ia menyibak poni yang terurai bebas di wajahnya.

Udara masih dingin, membuatnya tak segan-segan menggapai selimut dan kembali tidur.

Aqila terlonjak kaget.
'Hah selimut?'.

Matanya segera memeriksa keadaan sekitar.

Ia mengerjapkan matanya berulangkali dan sesekali menguceknya.

'Gila. Aku masih di kamar tuan renjun'. batinya.

Sesorang keluar dari kamar mandi. Dia renjun, pemilik kamar sebenarnya.

Sepertinya ia habis mandi, karna masih tersisa air di rambutnya, meskipun sekarang ia sedang menggosoknya dengan handuk.

Pandangan mereka bertemu.

Renjun melihat aqila yang masih dudul di ranjang dengan mata menatap bawah kosong.

"Kamu sendiri yang naik keranjang".

" Maksudnya?"

flasback on.

Karna hari mulai malam, rasa kantukpun datang menghampiri renjun.

Sedikit demi sedikit kelopak mata renjun menutup. Ditambah hawa yang nyaman membuatnya ingin sekali terjun ke alam mimpi. Tapi dia tidak mungkin meninggalkan gadisnya masih bermalam hanya demi ulangan besok.


Tunggu?




Gadisnya?





Apa renjun sedang sakit?

Sepertinya tidak.

Dengan sikap renjun belakangan ini. Sedikit bisa disimpulkan kalau renjun mulai menyukai aqila.

°
°
°
°

Namun siapa yang bisa melawan kantuk?. orang seperti renjun pun bisa kalah. Ia memejamkan matanya beberapa menit, sebelmu gerakan mengganggunya. Ia membuka matanya lebar-lebar.

Ia merasakan sesuatu dibelakangnya.

Renjun berbalik. Ia mendapatai aqila yang tertidur di depannya.

Pertama dia ingin membangunkan, tapi karna melihat wajah aqila yang damai, membuatnya enggan untuk mengganggu tidur gadisnya itu.

Tangan renjun bergerak mendekati wajah aqila.

Tangan itu ia usap ke pipi aqila yang yang bersih.

Tiba-tiba bibir yang semula hanya terdiam membeku, kini pelan-pelan terbuka dan mengsipakn suara cekikikan khas seorang renjun hanya karna melihat lawan jenisnya terusik akibat sentuhan dipipinya.

Cup~

Tanpa rasa ragu, renjun mencium ujung bibir aqila sekilas. Melihat aqila yang malah tidak terganggu, ia hendak mengulanginya lagi.

Cup~

Cup~

Cup~

Cup~

Renjun menciumi bibir mungil aqila bertubi-tubi, sampai akhirnya ia puas dan tak mengulangi hal itu lagi.

Ia putuskan u tuk berbaring sambil menatap wajah aqila yang terlihat sangat cantik dari samping.

"Ternyata kamu cukup cantik, tapi kenapa aku baru menyadari hal ini?" bisik renjun.

Ia menutup matanya dengan posisi menghadap aqila. Dapam hitungan detik, renjun berhasil menyusul aqila kedalam mimpi.

Flasback off.

"Aku tidak mencuri keperawananmu".

Aqila mengernyit tidak percaya.

"Jika aku mau aku bisa meminta dengan baik-baik". sambung renjun.

" Siapa yang mengijinkanmu?Jangan mentang-mentang kau majikanku, jadi kau bisa seenaknya berkata seperti itu. Aku tidak suka dan aku ingatkan ,mulai sekarang jaga omonganmu, arraseo?".   Aqila beranjak pergi meninggalkan renjun setelah mendapat anggukan dari renjun tentunya.

Setelah kepergian aqila, renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa janggal, kenapa dia tidak marah, padahal aqila baru saja berkata tidak sopan padanya. Sampai menyuruhnya dan bodohnya ia mengagguk.

"Sebenarnya yang majikannya siapa?"

"Sebenarnya yang majikannya siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hargai aku TT.

My Psychopath X Huang Renjun☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang