Aku memutar sebuah lagu
Judulnya tangisan ibu
Berlinangan air mataku
Namun aku menangis dalam bisu
Aku tak punya keberanian seperti kawan-kawanku
Mereka keluar bergerak bersama menyuarakan pilu
Meminta didengarkan pada yang pernah berjanji akan selalu mendengarkan dahulu
Namun kini yang ada hanya seperti rindu tanpa temu
Lagunya masih memutar sendu
Ingatku pada hutan luas yang telah jadi abu
Pada kecamuk perjuangan menolak RUU
Pada jiwa-jiwa yang menggadaikan amanah demi kuasa dunia yang semu
Beratus-ratus juta maaf tak bisa menebus segala lukamu ibu
Aku, dan siapapun yang berdiri di atas tanahmu
Kelak akan diadili atas segala tingkah laku
Yang membuat pecah tangismu juga patah hatimu
Maafkan kami Ibu
Rumahmu tak sedamai dulu
Namun, kami sedang berjuang untuk mengembalikan ketenanganmu
Dan aku berjuang melalui tulisanku.-Sanam, seorang rakyat.-
Lombok, 27 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Kata
PoetrySekumpulan kata-kata yang terlontar sengaja, berhasil dikeluarkan setelah berkali-kali dipaksa untuk diam. Kata-kata yang bermakna, juga kata yang kehilangan makna. Kata yang siratkan rasa juga cita. Kata yang digunakan untuk melegakan dan tak senga...