Warning ini bukan cerita tapi curahan hati dan saya tidak berharap anda membacanya karena sungguh saya cuma ingin melampiaskan isi pikiran dan hati saya!!
-------------------------------------
Jadi saya tdk semudah mereka pikirkan,,hidup dengan sikap labil perasa dan juga mudah menyerah. Saya menyayangi banyak orang. Yaitu Orang gua saya, Saudara saya, teman saya, dan pasti sahabat dekat saya.
Saya sangat menyayangi mereka. Tapi terkadang cara saya menyayanginya malah melukai mereka. Sungguh rumit hidup ini. Saya cuma perempuan yang berumur 14 yang belum begitu tau arti sebuah dunia yang keras.
Contoh dari cara saya menyayangi mereka. Pertama pada teman saya disekolah, saya menunjukan kasih sayang saya dengan cara melarangnya pacaran karna saya tdk begitu menyukai jika dia terluka dan terluka tapi dia menganggap saya sok hebat merangnya. Dia mngkin benar siapa saya melarang larang dia?Yang kedua saya melarangnya bermain ponsel disaat disekolah pada waktu ujian,tapi dia menganggapinya dengan menceritakan saya pada teman lainnya,,miriskan? Saya selalu melakukan hal yang salah. Saya cuma ingin mereka menjadi lebih baik.
Sekarang orang tua saya. Pada saat umur 9 atau 10 tahun terjadi bencana besar. Ayah saya selingkuh. Pada saat itu semua yang ada dirumah berubah total. Kakak saya yng makin jarang berbicara, ibu saya yang sakit sakitan karna stress, adik saya yang makin nakal, dan saya yang selalu meminta diperhatikan pun tdk pernah direspon oleh mereka.
Dan pada saat umur saya 12 tahun,saya ditikam oleh seorang pencuri. Saya amat takut pada saat itu. Pada saat saya pulang dirumah saya trauma melihat rumah saya sendiri. Dan saat itu juga saya meminta untuk berlibur kerumah orang tua ibuku, tetapi ibuku menolak. Karna keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan untuk pindah, saya menahan rasa trauma itu selama 2 tahun tanpa memberi tahu orang tuaku.
Hingga tiba disaat saya dan keluarga saya pindah kerumah kontrakan yang lebih kecil,karena tak sanggup membayar rumah kontrakan yang dulu. Rasa trauma saya sekarang sudah meredah tapi masih ada.
Saya sempat menceritakan pada teman saya tentang keadaan saya. Dan apa yang saya dapatkan? Tatapan kasian. Saya benci tatapan itu. Seolah olah saya akan mati karna masalah saya. Dan sekarang saya mempunyai banyak teman karna rasa kasihan mereka. Sahabat sayapun sekarang sdh bosan pada saya yng tiap hari bertemu mereka. Saya menyerah! Saya tdk ingin melukai orang lagi, saya sdh tak ingin perhatian dan saya juga tak ingin mengharap lebih pada sahabat saya, karna dia bosan.
Sekarang tujuan saya adalah hidup tanpa harapan. Untuk apa harapan?Harapan hanya akan melukaiku.
Hidup tanpa menyayangi, disayangi dan peduli. Jika itu akan melukai seseorang untuk apa?
Belajar hidup tanpa mereka!.
------------------------------------------
So saya sudah bilang ini cuma curahan hati saya dan saya akan tetap melanjutkannya walau tak ada yang membacanya