Bab 1

4.9K 139 16
                                    

#Misteri_Hilangnya_Primadona

by: Ciayo Indah

.

Tergesa, sengaja kucari tempat yang sepi tersembunyi, begitu melihat notifikasi pesan FB-ku berwarna merah, kulihat Yanuar mengirim pesan. Diam-diam aku mengendap – endap hanya untuk membuka dan membaca sendiri inbox-ku. Ya, ini ketiga kalinya Yanuar mengirimiku pesan. Lelaki bermata syahdu penghuni perpustakaan fakultas. Sudah lama diam-diam aku menaruh simpati padanya. Sengaja kali ini aku melakukan pendekatan  sendiri, menyimpan perasaan maupun mencari simpatinya. Aku tak mau gagal mendapatkan kekasih lagi, untuk kesekian kalinya hanya gara-gara si pengintil, Kartika.

Kartika adalah primadona, di kampus dan di lingkungan rumah. Kami berteman sejak kecil, karena rumah kami berdekatan, SD, SMP, SMA Kursus-kursus, dan kini kuliah kami selalu bersama, tepatnya dia tak pernah ingin pisah dariku.

Aku bosan? Iya,  aku iri? Iya, aku menyimpan rasa tak suka? Iya, aku dengki padanya? Bisa jadi. Aku hampir bisa di bilang sebal dan tak pernah ikhlas bersahabat dengannya. Sekalipun tak pernah senang hatiku dengannya meskipun dia selalu menganggap akulah sahabat paling dekatnya. Aku jahat? Mungkin.

Itu semua karena Kartika sempurna.

“Kamu cantik Inggrid, kamu manis. Tapi semua pesonamu tertutup menjadi sebatas bayangan Kartika. Dia terlalu gemerlap di sisimu, siapapun orangnya tak akan menyadari kecantikanmu bahkan keberadaanmu” kata-kata Tinik, temanku saat kami SMA selalu terngiang dalam pikiranku.

Benar, memang Kartika jauh cantik diatasku. Tubuhnya yang tinggi langsing semampai, sejak kecil sudah menjadi sorotan semua orang, rambut lurus panjang hitam, mata besar, hidung tinggi, bibir merah mungil dan kulit itu, seputih porselen. Jauh sekali denganku, kulitku kuning langsat, meski kata orang aku masuk kategori manis namun aku jauh di bawah Kartika. Ditambah lagi dia selalu berpenampilan high class. Tentu saja, Kartika adalah anak semata wayang keluarga kaya Harjono. Hidupnya mewah bak Putri Raja.

Serasa timpang dan tak adil bagiku, aku terlihat seperti pembantu di sisinya, meskipun penampilanku bukanlah lusuh-lusuh amat. Sejak kecil dulu ia sudah kuhindari. Ntah apa yang membuatnya menempel terus padaku hingga kini. Akulah satu-satunya teman yang ia punya.
***

“Semua orang berteman denganku penuh pura-pura” cetusnya satu saat, lalu aku? Batinku. Darimana dia mengira aku tulus?

“Mungkin mereka menolak berteman denganmu karena kau terlalu tinggi diatas kami Kartika .... “ Perlahan aku menjawab dengan menyebut ‘kami’ itu artinya termasuk aku.

“Ya, mereka kebanyakan khawatir orang lain lebih memperhatikan aku dari pada mereka. Mereka khawatir tak lagi dilihat karena semua orang mengagumiku” Nyess, dia sadar, bisikku dalam hati. Ternyata dia sadar betapa menyebalkannya pesona yang ia miliki bagi gadis lain yang jadi temannya.

“Kuharap kau tidak berpikiran demikian Inggrid!” Nyuutt, senyumnya itu, seakan memaksaku untuk tidak seperti itu.

Apa ia menyindirku?

Memang iya, bisa kurasakan sendiri dari selalu beralihnya pandangan orang yang menatapku menjadi satu pandangan lurus kagum, terpesona dengan munculnya Kartika. Tak hanya pria, anak kecil, orang tua dan bahkan orang gila pun tau dia sangat cantik dan mereka tak segan mengagumi kecantikan fisiknya.

Meskipun sudah menghindar, namun Kartika selalu saja muncul di hidupku, sejak kami kecil, terus saja dia ada mencampuri setiap urusanku.

Pernah saat akan masuk SMA aku ngotot ingin masuk pesantren pada orang tuaku karenanya, namun tiba-tiba aku urung dan menolak. Kartika lagi-lagi mengekor ikut mendaftar begitu mendengar dari ibuku aku akan masuk pesantren. Aku lalu belajar mati-matian agar bisa masuk SMA favorit yang aku pikir tak akan bisa ditembus Kartika, tapi lagi-lagi aku zonk. Kartika juga melenggang masuk, ntah dengan murni nilai yang ia dapat atau dengan relasi atau uang milik ayahnya.

#3 : Misteri Hilangnya PrimadonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang