Masih di hari kedua pada bulan September. Sekarang pukul enam sore lewat sedikit. Taehyung seperti biasa, rebahan di atas kasur sambil menatap langit kamar. Pikirannya melayang semakin larut. Merasa tak enak hati pada sang kekasih. Lelaki itu akhirnya bangkit dan bersiap menyambutnya pulang.
Taehyung masuk ke dalam kamar mandi untuk membilas diri.
Setengah hingga satu jam telah berlalu. Tetapi Jeongguk tak kunjung pulang. Taehyung menatap kedua kakinya. Kembali bertanya-tanya tentang keberadaan sang kekasih.
Sesaat kemudian pintu terbuka. Taehyung sontak mendongak. Mengukir senyum di wajah manisnya.
"Gukkie!" katanya sembari berlari kecil merengkuh pinggang Jeongguk erat. Aroma parfum vanili ciri khas Taehyung harum semerbak mengisi rongga hidung pemuda itu.
'Kau harus sukses kali ini Tae!'
Jeongguk memang senang bukan main. Tetapi tetap hatinya terus terasa nyeri. Melihat wajah lelaki yang sangat ia cintai. Ia hanya bisa tersenyum dan menepuk kepala Taehyung.
Taehyung menarik diri. Menatap Jeongguk dengan mata bulat berbinar seperti biasa. Selayaknya seorang bocah yang berharap diberi mainan.
Jeongguk berjalan mendekati meja. Diintili dengan Taehyung dari samping. Lelaki itu merogoh isi tas kerjanya. Mengeluarkan satu paket nasi boks jatahnya dari kantor. Isinya lauk favorit Taehyung, daging sapi diberi saus teriyaki.
Taehyung semakin bersemangat. Ia menduduki diri, menaruh kotak berisi makanan tersebut di atas meja. Menanti Jeongguk untuk duduk di sebelah atau menjadi tempat duduknya.
Setelah beberapa menit berlalu, Jeongguk sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda akan duduk di sampingnya. Lelaki itu justru sibuk memasukkan barang-barang ke dalam tas ransel. Taehyung mengikuti gerak-gerik Jeongguk dengan kedua matanya.
"G-gukkie, mau kemana?" tanyanya ketika Jeongguk telah selesai ganti baju dan memakai ransel.
"Aku harus kembali bekerja hyung. Hyung jangan tunggu aku ya." Jeongguk tanpa menatap wajah Taehyung sedikitpun.
Taehyung cemberut. Matanya setengah ingin menangis. Ia meremas ujung kaus miliknya kuat-kuat.
"Tapi Gukkie kan baru saja pulang.. Makan malam Tae bagaimana? Nanti malam Taetae tidur dengan siapa?" Celotehnya manja berharap Jeongguk berbalik dan mengurunkan niatnya. Justru yang terjadi malah sebaliknya. Lelaki itu tersenyum mengelus kepala Taehyung.
"Maaf Tae, aku harus segera pergi."
Dengan begitu terdengar bunyi dari pintu yang tertutup. Tersisa Taehyung yang menatap kosong ke arah jari-jari tangannya. Gukkie marah. Jeongguknya sudah bisa dipastikan marah kepadanya.
Taehyung bangkit dan kembali mebaringkan diri di atas ranjang. Sama sekali tak bernafsu makan ataupun berniat menyentuh makanan tersebut.
Lama kelamaan kedua kelopaknya menutup. Tak kuat menahan kantuknya sendiri. Butiran air mulai membasahi pipi. Tetap Taehyung tak peduli.
.
S
ekarang sudah terhitung tiga hari semenjak Jeongguk bersikap dingin seperti itu. Taehyung sekarang betul-betul merasa tak enak hati. Lelaki itu bahkan sama sekali tak mau menatap wajahnya. Melirik pun hanya dua tiga detik. Taehyung keki tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Masalahnya sudah berbagai cara ia lakukan agar Jeongguk kembali bersikap seperti biasa. Mulai dari menaikkan kadar kemanjaan lebih dari porsinya, sampai angkat-angkat kaus pamer celana dalam pun sudah dilakukan. Apa Jeongguk sudah lelah dengannya? Apa Jeongguk sudah tak mencintainya lagi? Itulah satu-satunya yang dapat Taehyung pikirkan untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak Cinta ✔[KOOKV]
FanfictionWajah sudah cocok sih untuk jadi Sugar Daddy-nya Taehyung. Namun apalah daya, dompet berkata lain. . KookV TopKook x Bottae jadenumb, 2018