Bab 3. Menculik

4.3K 271 8
                                    

Assalamualaikum..
Ini cerita kedua ku ☺
Hehe jangan ragu untuk kasih Vote dan Coment nya ya :)

Btw follow juga akun ku "Lotusia_Aurora" untuk tahu info update lebih lanjut.

Maafkan typo nya 🙇

Happy Reading...

****

"Ayah…." Teriakan ceria Zahiiyah saat memasuki rumahnya.

Fatih pun tersenyum lalu berjongkok dan membuka lebar kedua tangannya.

"Assalamualaikum, sayang.." ucap Fatih dan mendekap erat putrinya.

"Hehe.. waalaikumsalam Ayah. Ayah iyyah bawa oleh-oleh dari nenek untuk ayah."

"Oh yah? Apa itu?" Tanya Fatih dan mencium gemas pipi cabi putrinya.

"Assalamualaikum, Mas." Ucap Syahda seraya mendekat dan mengulurkan tangannya kearah suaminya.

"Waalaikumsalam.." jawab Fatih lalu menyambut tangan istrinya. Syahda pun mencium punggung tangannya.

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu Syah. Kamu tunggu aku di ruang kerja ya." Titah Fatih dan dibalas anggukan oleh Syahda.

" Iyyah.. mandi dulu yaa dengan bik Ami."

"Iyyah kan capek Ayah. Iyyah mau nya tidul aja"

"Ehhh.. nanti kuman nya masuk ke dalam perut Iyyah loh. Nihhh bau acemmm putri ayah." Fatih mencium gemas pipi dan leher putrinya.

"Hahaha.. ampun ayah.. ampun.. Umiii tolongin Iyyah.." Zahiyya tertawa kegelian dan meronta menghindari bibir ayahnya yang membuatnya merasa geli.

"Iya.. iya Ayah.. iyyahh mandi. Amponn" mohon Zahiiyah seraya menahan bibir ayahnya dengan telapak tangannya yang mungil.

"Itu baru anak Ayah.." Fatih pun segera menyerahkan putrinya ke Bi Ami yang merupakan pengasuh putrinya.

******

Fatih melangkah memasuki ruang kerjanya dan melihat Syahda yang telah melepas hijab dan niqab nya duduk menunggu dirinya di sofa.

"Syah.." sapa Fatih lalu mengusap rambut berwarna tembaga istrinya.

"Mas…" mata biru istrinya menatap kearah Fatih dengan senyum dibibirnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu Syah." Ucap Fatih setelah duduk di sofa di hadapan istrinya.

"Mau bicara apa Mas?" Tanya Syahda menatap penasaran kearah suaminya.

"Yesha telah kembali.."

"Mbak Yesha?" Syahda bertanya untuk memastikan.

"Yaa.. istri pertamaku." Jelas Fatih sambil menatap serius kearah Syahda.

"Alhamdulillah kalau begitu Mas. Iyyah pasti senang sekali.." Syahda tersenyum bahagia tanda ia sangat bersyukur.

" Kamu tidak merasa keberatan?" Fatih menatap penuh kearah istrinya.

"Aku bersyukur mas, karena akhirnya belahan hati mas kembali." Syahda mengenggam erat tangan Fatih.

"Aku hanya berharap bahwa mas tidak melepaskan ku." Mohon Syahda dengan mata yang telah berkaca-kaca. Syahda sungguh telah jatuh cinta kepada penyelamatnya, pria yang merupakan sahabat suaminya yang mau mengulurkan tangannya membantu ia yang hampir jatuh dalam kubangan dosa, pria ini jugalah yang mau menerima dirinya yang tidak sempurna sebagai wanita.

Fatih pun segera mendekat dan duduk disamping istrinya. "Sayang... heyy aku tidak akan melepaskan mu." bisik Fatih dan mendekap erat istrinya tersebut.

******

"Hallo pak. Kami telah menemukan hotel tempat bu Yesha bermalam."

Fatih yang mendengar kabar tersebut segera berdiri. "Dimana cepat katakan?" .

Fatih menganggukan kepalanya saat mendengar nama hotel dan nomor kamar yang disebutkan oleh anak buahnya.

"Bagus.. kerja kalian. Nanti bayaran nya akan segera saya transfer." Ucap Fatih dan segera mengakhiri panggilannya.

Fatih segera menghubungi sahabatnya yang merupakan pemilik hotel yang bintang tiga tersebut.

"Assalamualaikum. Ada apa Fat, tumben kamu menghubungiku tengah malam begini?"

"Waalaikumsalam. Nik. Istri ku bermalam di salah satu kamar hotel mu. Aku ingin kamu memberikan aku izin untuk bisa memasuki kamar yang ditempatkan istriku." Terang Fatih dengan memohon kepada sahabatnya tersebut.

"Istrimu Syahda?" 

"Bukan, tapi istri pertamaku Yesha." Ucap Fatih.

"Aira kembali…" pekik Niko dengan antusias. Yaa karena Yesha juga merupakan sahabat Niko.

"Nik.. jangan mulai. Ini aku suaminya loh Nik." peringat Fatih dengan kesal.

Niko pun hanya terkekeh kecil. "Maaf Fat. Iya.. nanti aku sampaikan dengan pegawai hotel ku." Ucap Niko di sebrang sana.

"Makasih Nik. Assalamualaikum." Fatih pun segera mengakhiri panggilannya dan segera meminta supir pribadinya untuk mengantar nya ke hotel Nikolas Greenland.

*****

Saat sampai di lobby hotel ia telah disambut oleh pegawai hotel yang meberikan nya sebuah kartu cardlock untuk membuka pintu kamar.

"Mari saya antar Pak.." dengan dipandu oleh pegawai hotel Fatih melangkah menuju kamar yang ditempati istrinya Yesha.

"Ini kamarnya Pak. Kalau begitu saya permisi." Pamit pegawai tersebut yang hanya dibalas oleh anggukan kepala oleh Fatih.

Sungguh detak jantung Fatih berdetak lebih cepat dari biasanya karena memang pada saat ini ia merasa gugup. Dengan perlahan Fatih menempelkan Cardlock tersebut pada kotak sensor yang ada di sisi pintu hingga bunyi beep panjang menandakan pintu kamar dihadapan nya ini telah terbuka.

Fatih pun memutar daun pintu kebawah lalu mendorong pintu kamar tersebut. Hingga kedua matanya langsung tertuju kearah perempuan yang tengah tertidur sambil memeluk bantal guling.

Fatih perlahan berjalan mendekat kearah sosok yang begitu dirindukan nya. Rambut hitam tersebut masih tetap panjang, tak ada yang berubah dari sosok istri pertamanya hanya saja wajah nya yang lebih terlihat dewasa.

Fatih segera mengambil sapu tangan dari dalam jas yang ia kenakan. Sungguh Fatih sebenarnya tidak ingin melakukan cara yang seperti ini tapi ia sangat tahu dengan kebiasaan tidur istrinya ini yang sangat mudah terbangun hanya dengan sentuhan kecil.

Sapu tangan itu ia teteskan cairan Kloroform. Perlahan tangannya menyelipkan rambut istrinya ke sisi telinganya. Lalu Fatih merengsek naik secara perlahan keatas ranjang, dengan hati-hati ia meraih kepala istrinya dan meletakan kepala istrinya keatas pangkuannya.

"Maafkan aku.." bisiknya lalu meletakan sapu tangan tersebut ke hidung istrinya. Seketika itu juga tubuh Yesha meronta dengan mata membesar menatap terkejut kearah Fatih.

"Hmmmp.. hmmmmp" suara Yesha teredam oleh bekapan tangan Fatih hingga rontaan tersebut melemah dan kepala Yesha perlahan terkulai.

Fatih pun menghela nafas panjang dan mengecup kening istrinya dengan dalam.

"Kamu harus kembali kesisiku.." bisiknya di tengah keheningan malam.

TBC

Bengkulu 28 September 2019

Semanis Madu DarinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang