EMPAT BELAS

237 54 4
                                    

Tanggal 1 setiap bulannya. Sudah 8 tahun sejak pertama kali dia melakukan hal ini dan dia tak pernah merasa ingin berhenti untuk melakukannya. Bobby mengendarai mobilnya menuju suatu tempat yang tidak terusik dengan suasana bising kota yang penuh dengan polusi. Tidak ada yang tahu bahwa dia membeli sebuah lahan yang beroperasi sejak 3 tahun lalu.

Bobby memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah berukuran besar. Dia membuka bagasinya dan mengambil kotak besar kemudian melangkah masuk. Belum sempat dia mengetuk, pintu sudah terbuka lebih dulu. Terlihat anak berusia 5 tahun menatapnya dengan senang.

"Kak Jiwon sudah datang!" kata anak kecil itu dengan girang.

"Terima kasih, kecil."

"Namaku, kak?" tanya anak itu dengan mata memicing lucu.

"Hm... Hyunwoo. Benar kan?" Anak kecil itu tersenyum dan membuat Bobby yang melihatnya ikutan tersenyum. Dia mengusap kepala Hyunwoo pelan.

"Ibu Heejung ada di dalam. Sedang memasak makan siang," kata Hyunwoo.

"Biarkan saja, kakak mau mengambil barang-barang di mobil lebih dulu," ujar Bobby.

"Kak Jiwon butuh bantuan?" tanya Hyunwoo sambil memiringkan kepalanya membuat Bobby mencubit pipinya gemas.

"Aish..., tidak perlu, kau masuk saja dan tanya Ibu Heejung kalau aku sudah sampai. Lagian kau itu masih terlalu kecil untuk mengangkat barang sebesar ini."

Bobby berani taruhan Hanbin dan Donghyuk akan kena serangan jantung begitu melihatnya saat ini. Dia terkekeh, menertawakan kemungkinan itu kemudian kembali ke mobilnya dan mengambil kotak yang sudah disiapkannya dari jauh-jauh hari.

Setelah selesai dia menutup pintu kemudian melangkah masuk dan menemukan Ibu Heejung yang berjalan menuruni tangga.

"Hai, Ibu," kata Bobby sambil memeluk perempuan paruh baya itu.

"Kau tahu kan kalau kau tidak harus ke sini setiap bulannya?" tanya Ibu Heejung.

"Dan ibu tahu tidak ada yang bisa mencegahku ke sini setiap bulannya," jawab Bobby.

"Ada yang ingin kuceritakan tapi sepertinya kita harus makan siang lebih dulu sebelum anak-anak protes karena kelaparan," kata Bobby.

***

"Kau sedang banyak pikiran?" Bobby mengerjapkan matanya dan menoleh ke arah Ibu Heejung yang menatapnya dengan tatapan penuh arti. Bobby bergeser sedikit, memberi ruang pada ibu paruh baya itu untuk duduk di sampingnya.

"Tidak juga, hanya saja beberapa hari terakhir ini cukup berat."

"Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan denganku." Bobby mengangguk dan menghela napas.

"Apakah itu sesuatu yang buruk?" tanya Ibu Heejung. Bobby diam dan hanya terkekeh.

"Kau tahu kalau kau bisa mengatakan semuanya padaku, kan?" Bobby mengangguk. "Aku tahu," jawabnya. "Hanya saja aku bingung bagaimana memberitahunya padamu. Berita ini terlalu mengejutkan bahkan bagiku sendiri," lanjutnya.

"Aku sudah melewati setengah abad dengan banyak hal, Bobby. Kupikir, menambah satu hal aneh lagi tidak akan buruk-"

"Jisoo kembali," kata Bobby cepat.

"Apa?"

"Jisoo kembali," ulang Bobby. "Dia ada di kota ini. Aku bertemu dengannya, sekali."

Ibu Heejung menatap Bobby yang masih menunduk, tidak mau menatapnya dan terlihat frustasi. "Lalu, kenapa hal itu bisa menjadi buruk? Bukannya itu berita bagus kalau dia kembali?"

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang