Bab 26

5.8K 569 52
                                    

Jungkook berlari menyusuri koridor kelas. Napasnya terengah dengan mata yang mengedar mencari sosok Taehyung yang kini hilang dari pandangnya. Ia sempatkan menengok kelas sang kekasih, tapi ternyata tidak ada. Ia pun segera bergegas menuju rooftop sekolah. Ia yakin jika Taehyung sedang berada di sana.

Ceklek

Napas Jungkook terengah namun ia lega saat melihat sosok yang ia cintai berada di sana. Taehyung tengah berdiri memandang depan tanpa menoleh ke belakang. Ia seolah tak peduli dengan Jungkook yang menghampirinya. Perlahan Jungkook mendekat dan memeluk tubuh itu dari belakang, menyandarkan dagunya pada pundak sang terkasih.

"Kamu kenapa hm?" Tanya Jungkook lembut setelah berhasil mengatur napasnya.

"Aku pikir apa yang dikatakan Somi tadi benar." Jungkook mengeratkan pelukannya seraya mengecup pundak Taehyung lembut.

"Jangan dengarkan omongan dia. Tak ada satu ucapannya yang benar. Dia tidak tahu apa-apa mengenai kita." Ucap Jungkook berusaha menenangkan Taehyung.

"Jungkook, maaf. Maaf aku belum bisa jadi yang terbaik untukmu. Aku sadar selama ini aku tak pernah bersikap manis padamu. Mungkin apa yang dikatakan Somi itu benar, kamu bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih sempurna dibanding diriku." Suara Taehyung bergetar. Jungkook perlahan melepas pelukannya dan beralih berdiri di hadapan Taehyung. Hatinya terasa teriris saat melihat wajah Taehyung yang penuh air mata. Selama ini tak pernah sekalipun Taehyung menunjukkan sisi lemahnya. Tapi sekarang? Melihat Taehyung yang begini sungguh membuat Jungkook tersiksa.

"Baby, aku bahagia bersamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baby, aku bahagia bersamamu. Aku tak butuh siapapun lagi karena bagiku, kamulah yang paling sempurna untukku. Aku mencintaimu. Aku mencintai bagaimanapun dirimu tanpa pengecualian. Tak perlu dengarkan apa kata orang dan percayalah padaku. Aku benar-benar mencintaimu." Jungkook menarik tubuh Taehyung dan mendekapnya erat. Ia mengecupi pucuk kepala Taehyung dan menggumamkan kata cinta untuknya.

"Aku juga mencintaimu, Kookie." Taehyung mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook.

"Sudah, sekarang jangan menangis lagi. Mana Taehyungku yang garang bagaikan Lion itu? Hm?" Jungkook mengusap air mata di wajah Taehyung.

"Ah sial! Kenapa aku begitu sensitif hari ini? Huft!" Taehyung membuang napas kasar dan kemudian tersenyum.

"Begitu dong! Aku lebih suka melihat senyummu dibanding tangismu. Kamu jelek saat menangis tau?" Ledek Jungkook yang membuat Taehyung cemberut.

"Iya udah. Aku memang jelek kok. Sana cari yang cantik atau tampan." Taehyung membuang mukanya sebal. Jungkook yang melihat itu tidak dapat menahan gemas. Ia menangkup wajah Taehyung dan mengecupi bibirnya beberapa kali.

Cup
Cup
Cup
Cup

"Jungkook!" Protes Taehyung dengan bibir mempout dan kedua alisnya yang menukik.

"Aigoo, kenapa menggemaskan sekali kamu!!" Jungkook mencubiti pipi dan hidung Taehyung gemas.

"Isshh!!! Berhenti mencubiti! Sakit tau!" Protes Taehyung yang malah membuat Jungkook terkekeh gemas.
.
.
.

Setelah mencuci wajah, Taehyung pun kembali ke kelas. Ia perlahan duduk di depan Mingyu dan Jimin yang sedang asyik bercengkerama.

"Jim, Gyu, aku mau bertanya dong." Ucap Taehyung membuat atensi kedua temannya tertuju padanya.

"Tanya apaan? Tumben serius sekali?" Tanya Mingyu. Taehyung menggigiti bibirnya sejenak dan menatap Mingyu dan Jimin serius.

"Emm.. Menurut kalian aku ini bagaimana?" Tanya Taehyung. Kedua temannya itu saling tatap dan kemudian menatap Taehyung bingung.

"Tumben tanya seperti itu? Ada apa?" Tanya Jimin. Jarang sekali Taehyung peduli dengan hal semacam ini.

"Jawab saja. Apa aku bukanlah seseorang yang manis?" Tanya Taehyung serius. Namun kedua temannya itu malah terkekeh mendengar pertanyaannya.

"Kamu kerasukan setan apa nih? Pertanyaanmu aneh sekali. Hahaha..." Sahut Mingyu. Taehyung hanya menatap datar dan menunggu jawaban dari sahabatnya itu.

"Baiklah, menurutku kamu biasa saja. Sama seperti anak yang lainnya. Kalau manis? Sepertinya tidak juga. Kadang kamu terlihat garang." Ucap Mingyu dan diangguki oleh Jimin.

"Benar tuh, apalagi saat kamu badmood. Huft, aku mending menjauhimu dari pada kena semprotanmu. Kamu sudah seperti singa betina kalau lagi marah." Imbuh Jimin dan diangguki setuju oleh Mingyu.

Taehyung menjatuhkan pundaknya dan menunduk. Ternyata benar apa yang dikatakan Somi tadi.

"Emm... Kalau ke pasangan, apakah kalian suka jika mereka bersikap manis pada kalian?" Tanya Taehyung lagi setelah kembali menatap kedua sahabatnya.

"Em... Yoongi Hyung orang yang dingin, tapi dia kadang bersikap manis dan aku menyukainya." Ucap Jimin dengan senyum cerah menghiasi wajahnya.

"Kalau Bambam, dia memang orang yang lembut dan manis, meski kadang menyebalkan. Tapi aku menyukainya." Jawab Mingyu. Taehyung hanya bergumam ooh dan kembali menatap depan.

"Huft, haruskah aku berubah?"

Bersambung...

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang