27

7.9K 422 13
                                    

Triple up readers..

Happy reading 🤗😊

♡ lamaran Mas Auf♡

Izza Pov
 
  Hari ini, tepat 10 bulan, aku menjalani LDM dengan mas Aldzi. Satu bulan yang lalu ada kesalahpahaman sedikit, tatapi dengan sabarnya mas Aldzi menjelaskan padaku tantang siapa perempuan yang bernama syaila itu.

kenapa telfonku bisa diangkat oleh syaila, dan juga memberikanku pengertian terkait komunikasi dan kepercayaan kita satu sama lain.
 
  Aku sekarang ada dirumahnya ibu dan ayah. Aku meminta Izin selama sehari untuk mengikuti acara Lamaran nya Mas Auf pada perempuan yang seorang dokter mata yang ada diJakarta.

“dek..” panggil mas Aiz yang baru saja pulang dari rumah sakit. Mas Aiz juga akan melamar tapi setelah satu bulan setelah pernikahan nya mas Auf.

“iya mas.. ada apa?” tanyaku sambil mencium tangan kanannya. Dia mengelus kepalaku lembut.

“mas pikir kamu belum sampai, niatnya mas setelah bersih-bersih mas jemput kamu diCilandak” ucapnya. Aku hanya tersenyum

“izza kesini nya, dijemput sama juniornya mas Auf. Briptu Syarif mas” jelasku. Aku juga sudah meminta izin mas Aldzi untuk pulang kerumah ibu. Dan mas Aldzi juga sudah menitipkan amanat kalau dia minta maaf tidak bisa hadir

“udah mandiri nih, adiknya mas. Ditinggalin suaminya tugas.” Ucapnya menggodaku.

“ya mau gimana mas, dikuatin-kuatin aja hatinya. Kan nggak boleh ngelarang” ucapku. Mas aiz mengangguk paham. Kemudian berlalu kekamarnya untuk bersih-bersih.
 
  aku tersenyum melihat mas auf yang sedang melamun, mengendap-endap niatku ingin mengagetkan mas Auf

“nggak usah, jail dek. Udah nikah juga” ucapnya membuatku cemberut karena gagal. Mas Auf dan mas Aiz sangat berbeda, kalau mas aiz sangat mudah kubuat kaget, tetapi tidak dengan mas Auf.

“mas.. Izza penasaran deh, sama calon kakak iparnya. Nggak boleh gitu Izza lihat fotonya?” tanyaku mencoba membujuknya. Sedari aku masih diperjalanan bertanya pada briptu syarif tapi tidak dijawabnya, alasannya karena perintah dari mas Auf.

“nggak boleh dek.. nanti nggak surprise. Udah kamu istrahat aja, kamu pasti capek kan” ucapnya mengalihkan dan mendorong tubuhku pelan.

Aku mendengus kesal “eh ngapain itu? nggak sopan” tegurnya membuatku tersenyum.
 
  Aku sudah ada dikamarku, berbaring diranjang yang begitu kurindukan selama statusku sudah berubah. Aku melihat handphoneku dan membaca pesan singkat dari Mas Aldzi

  Mas lagi sibuk sayang.. sebulan ini, 2bulan ini mas akan sibuk sibuknya. Tapi mas akan usahain buat ngabarin kamu.

Miss you, my wife 😘❤

Aku sudah tersenyum membaca, rasanya sangat bahagia. Mengingat dalam waktu dua bulan, aku akan bertemu kembali dengan mas Aldzi.
...

“mas udah nggak ada yang kelupaan, kan?” tanya ibu untuk yang terakhir kali. Kami sudah siap. Kami berangkat menggunakan dua mobil. Mas Aiz menjadi supirnya Ayah dan Ibu.

Sedangkan aku, Mas Auf satu mobil dengan briptu syarif  yang menyetir. Briptu syarif ini sudah seperti keluargaku, karena dia adalah anak yatim piatu, saat satu bulan menempuh pendidikan Bintara. Orangtuanya meninggal kecelakaan pesawat.

“mas.. gugup ya?” tanyaku usil.

Mas Auf menggeleng “nggak kok, biasa aja. Cuma lamar anak orang juga” tuturnya dengan enteng.

“kalau nggak diterima sama keluarganya gimana?” tanyaku menakutinya.

“ya nggak apa-apa, mungkin belum jodoh.” Jawabnya tenang.

“ndak mungkin ditolak Izza, kan udah kenal deket sama komandan” ucap syarif. Tertawa geli

Aku hanya mengangguk.. kemudian handphoneku bergetar panggilan masuk dengan nama mas Aldzi yang dilayar hp.

“assalamu’alaikum mas” ucapku sambil tersenyum.

“wa’alaikum salam, udah dijalan ya sayang?”  tanya Mas Aldzi kepadaku.

“iya mas, masih dijalan ini.” Jawabku.

“bang Auf mana? Mas mau cerita sama dia” pintanya aku menyerahkan handphoneku kearah mas auf yang ada didepan.
Bercerita lima menit, setelah itu mas auf menyerahkan hp ku kembali.

“udah mas?” tanyaku yang hanya dijawab dengan anggukan.

“yaudah sayang, mas tutup ya. ini Cuma istrahat sebentar. Assalamualaikum sayang” ucap mas Aldzi.

.....

Setelah tiba, dikediaman calon istrinya mas Auf. Aku sudah melihat kearah mas Auf yang gelisah. Katanya nggak gugup, eh taunya gugup juga.

Kami disambut dengan baik, mas Auf sudah duduk di himpit oleh ibu dan ayah, kemudian acara lamaran itu berlangsung dengan lancar.

Inilah yang membuatku penasaran, calon pengantinnya belum juga turun sampai acara inti selesai, mas Auf melihat kearah tangga yang disana ada seorang perempuan cantik yang kutaksir usianya beda tipis dengan mas Auf.

Duduk didepan ayah dan bunda, dan dihimpit oleh orang tuanya.
“saya menerima” jawaban singkat itu dari perempuan yang memakai hijab panjangnya dan juga cadarnya.

Dapat kulihat kalau mas Auf menghembuskan nafas lega, dan perempuan yang bercadar itu tersenyum yang menandakan otot pipinya tertarik dan matanya membentuk bulan sabit.

Aku mengkode kepada mas Aiz “mas.. namanya siapa?” tanyaku berbisik.
Mas aiz menjawab dengan berbisik “kamu ingat dokter mata yang dulu itu operasi matanya Ibu?” tanya Mas Aiz balik bertanya padaku.

Sebentar dokter mata yang mengoperasi ibu? Bukannya dulu itu tidak memakai hijab?

“itu dokternya mas? Dokter Salsa mas?” tanyaku lagi yang dijawab anggukan kepala oleh mas Aiz.

Aku berdecak kagum.. aku sampai tidak mengenali dokter salsa yang dulunya sangat terbuka tetapi sekarang atas Hidayah-Nya membuat dokter salsa menutup seluruh auratnya.

“masyaa Allah.. cantik mas” ucapku memuji dokter salsa.
....

“mas.. dokter salsa sama mas kenal diamana?” tanyaku saat sudah ada dimobil dan akan kembali kerumah. Acara akan dilaksanakan kurang lebih dua bulan.

“di kecalakaan beruntun, dan dia juga termasuk korban disana. Mas sendiri kagum sama dokter salsa itu, dia sendiri terluka ditangannya tetapi dia dengan cepat keluar mobil dan menolong para korban yang membutuhkan pertolongan. Yaudah.. disitu mas terus sebut namanya setiap sujudnya mas” jelas mas Auf datar.

“wah.. Alhamdulillah ya, terus gimana lanjutannya?” tanyaku lagi. Karena aku sangat penasaran, mas auf ini sangat dingin terhadap perempuan.

Mas auf menatapku “mas yang anterin dia kerumah sakit, karena setelah melakukan penolongan pertama sama korban kecelakaan. Dia akhirnya pingsan didalam mobilnya sendiri.”
 
Manisnya kisah cintanya mas Auf ini, dan siapa sangka kalau dokter salsa yang menutup auratnya dan memperbaiki dirinya, berjodoh dengan mas Auf yang dingin dan kaku.

.
.

-Tbc-

He Is MARINIR  [END] Terbit EbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang