Yang kangen, ayo tunjuk gigi 😀
Jangan lupa vote dan komen 💋
###
Ceunah lah yang merawat luka-luka Koko begitu mereka tiba di kediaman Feodora. Xavier yang berdiri diam di sisi lain tampak tenang dengan tangan terlipat didepan dada. Adik dari Ceunah tersebut sedang mengamati interaksi kakaknya dengan Koko yang ternyata amat sangat minim.Ceunah hanya beberapa kali bertanya dimana letak rasa sakit di tubuh Koko selain yang terlihat oleh mata. Setelah itu mereka diam. Xavier tidak tau apakah itu dikarenakan keberadaannya diantara mereka atau bukan. Kalau memang karena Xavier juga ada disana, tidak mungkin lelaki itu merasa asing dengan rumahnya sendiri. Sekarang, Xavier lebih merasa sedang berada di luar angkasa.
Atau kah hubungan Ceunah dan Koko berubah menjadi secanggung ini? Pikir Xavier.
"Ngomong-ngomong," kata Koko menatap Xavier. "Dimana pengawal kalian dan calon suami kakakmu? Tidakkah seharusnya mereka melindungi kalian?"
"Para pengawal berada didepan gedung," jawab Xavier. "Seharusnya dia bisa menghindar kalau saja tidak berusaha melindungiku." Xavier menambahkan sambil menggidikkan dagu ke arah Ceunah.
"Entah kenapa akhir-akhir ini banyak yang mencoba menyerang keluarga kami. Sebulan lalu kakakku yang diserang, dan hari ini jelas-jelas aku yang menjadi sasaran." Xavier bergumam pada dirinya sendiri tapi Ceunah ikut menegang.
"Bawalah lebih banyak pengawal saat kau hendak pergi kemana pun," ucap Ceunah khawatir.
Xavier menatapnya tenang sebelum menjawab, "aku bisa menjaga diriku sendiri, Sestra. Aku hanya bingung, siapa yang mencoba mengganggu kita."
Koko mengerutkan kening tidak mengerti ketika kakak beradik itu berbicara dalam bahasa Rusia. Tapi, Koko mengolah ucapan Xavier sebelumnya. Apakah kelompok Ravi juga mengincar nyawa Ceunah? Atau itu bukan kelompok Ravi?
"Kau bilang kakakmu juga pernah di serang? Oleh kelompok yang sama?" tanya Koko.
"Aku tidak tau apakah itu kelompok yang sama atau tidak. Hanya saja orang-orang yang menyerang kakakku tidak melukainya. Entah apa yang terjadi, tapi Aruna menjadi tidak karuan setelah bertemu mereka," jawab Xavier sambil melirik Ceunah.
"Xavier!" tegur perempuan itu memperingatkan.
"Mereka mengancam?" tanya Koko ke Ceunah yang dijawab perempuan itu dengan gelengan kepala.
"Tidak seperti itu. Mereka hanya memberi kabar," sahut Ceunah.
"Apakah kelompok profesor Ravi?" kali ini Koko bertanya dalam bahasa Jepang. Ceunah mengangguk samar. "Apa yang mereka katakan? Tentang rencana pembunuhan adikmu?"
Ceunah mengerutkan kening tapi menggeleng. "Rencana pembunuhan Xavier? Maksudmu yang menyerang kami tadi adalah anak buah Ravi-san?" tanya Ceunah balik.
Koko mengangguk membenarkan sambil mengamati reaksi Ceunah. Ekspresi perempuan itu berubah pucat saat dia teringat ucapan Ravi dulu. Bahwa ada petinggi Rusia yang menyewa jasanya untuk menghabisi nyawa Xavier.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Xavier ingin tau.
"Koko-kun, sebelum itu, kenapa kau ada di Rusia? Bukankah seharusnya kau bertunangan?" mengabaikan adiknya, Ceunah menatap Koko dengan pandangan menyelidik.
"Darimana kau tau soal itu?" Koko menyahut kaget. "Profesor Ravi datang padaku dan mengatakan beberapa hal. Dia pikir, aku bisa membawamu kembali ke Tokyo. Padahal seharusnya dia sudah tau kalau itu tidak mungkin," tambahnya masam.
"Kau datang ke Rusia untukku?" balas Ceunah takjub. Koko mengangguk lagi.
"Sepertinya aku dimanfaatkan karena Kotaro sering sakit belakangan ini. Dia merindukanmu. Makanya profesor Ravi datang dan mengatakan hal-hal tidak masuk akal untuk mengomporiku," jawab Koko menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}
ChickLitMature content!!! Apa kamu percaya mitos?