12 • perfect to me

9.4K 2K 1.2K
                                    

YANG UDAH VOTE MANA SUARANYA? KANGEN NGGAK!?

YANG UDAH VOTE MANA SUARANYA? KANGEN NGGAK!?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— Skylar

Dari aku kecil, Papa mengajarkanku untuk jangan terlalu berharap pada suatu hal, karena kalau harapan itu tidak terjadi, kita akan menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Karena itu aku tidak pernah berekspetasi terlalu tinggi. Aku diajarkan untuk tahu diri. Sesekali aku memang berharap kebahagiaan datang, tapi kalau belum waktunya juga tidak masalah.

Karena aku tahu semua harapan kita akan terjadi pada waktu yang tepat.

Benar. Seperti sekarang, Kak Namjoon berkata kalau dia akan tinggal di apartemen ini.

Aku terkejut sekaligus senang. Siapa pun tidak bisa marah, menolak, atau frustrasi kalau orang yang kita kagumi memutuskan untuk tinggal bersama. Aku tidak tahu alasan kak Namjoon apa, karena aku pun tidak berhak bertanya sebab sudah jelas ini adalah apartemen miliknya. Jadi, itu haknya untuk memutuskan sesuatu.

"Jangan ada yang ketinggalan satu pun." Kak Namjoon memerintah sembari aku memasukkan semua bajuku ke koper untuk dipindahkan ke kamar sebelah. Karena dia akan pindah besok, jadi kami mulai bertukar kamar.

"Aku boleh bawa satu bonekanya?" Aku mengangkat satu boneka kecil karakter Ryan dan menunjukkan benda itu pada Kak Namjoon.

"Nggak," jawabnya cepat.

Aku mendecak. Dasar pelit. Padahal dia kan punya banyak.

"Kalau ini, boleh?" aku mengangkat satu miniatur Kaws.

"Letakkan."

Aku merengut. "Kalau yang ini?" aku menarik sepatu bayi dari lemari pajangan.

"Kembalikan ke tempatnya semula."

"Ish, pelit banget," desisku pelan sambil mengembalikan benda mungil itu ke tempat asalnya. Kalau boleh jujur, kamar Kak Namjoon itu sangat hidup. Ada banyak barang di dalamnya yang membuat ruangan itu tidak bosan untuk dipandang dan nyaman bila ditempati. "Kalau—"

"Nggak," potongnya cepat membuatku langsung menggembungkan kedua pipi dan menatapnya kesal. Aku kan belum selesai bicara!

"Nggak ada yang bisa kamu bawa dari kamar saya. Cepat pindahkan semua barangmu. Sekarang," lanjutnya sinis.

Aku menutup koperku, lalu memasukkan semua sisa barangku ke dalam paper bag.

"Ini apa lagi?"

Aku menoleh pada Kak Namjoon tengah berdiri di depan sebuah figura lukisan yang kugantung di dinding. Mati aku! Aku langsung beranjak dari tempatku, menyusup dari bawah kakinya dan berdiri di depan Kak Namjoon untuk menutupi lukisan tersebut.

 Mati aku! Aku langsung beranjak dari tempatku, menyusup dari bawah kakinya dan berdiri di depan Kak Namjoon untuk menutupi lukisan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Brainiac Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang