Taeyong menarik selimut tebalnya sampai kepala, mengukung tubuhnya sendiri dengan selimut tebal berukuran besar di atas ranjangnya dan ranjang Johnny juga, tentunya. Wajahnya pucat dan tubuhnya tak bertenaga.
Demam.
Itulah yang sedang Taeyong alami. Kasihan sekali pemuda berumur 20 tahun ini.
Taeyong memejamkan matanya sampai ia merasakan ada tangan yang memegang dahinya. Nggak perlu melek, ia tau persis orang itu siapa.
"John.."
Suara lirih Taeyong berhasil bikin Johnny meringis. Selain melihat Taeyong menjadi Dilan uwu, melihat Taeyong sakit juga salah satu kelemahan terbesar Johnny Suh.
"Ya, Tae. Kenapa? Ada yang sakit? Mau muntah? Mau ke kamar mandi?"
Dicekoki pertanyaan bertubi, Taeyong jadi makin sayang sama Johnny; merasa sangat diperhatikan, walau bikin kepalanya makin puyeng juga. Satu-satu dong tanyanya, jangan kayak wartawan.
"Nggak.. dingin.."
Taeyong menggigil. Ada rasa ngilu di hati Johnny waktu melihat kesayangannya dengan kondisi lemah begini. Aduh, padahal besok Johnny itu ada rencana mau bawa Taeyong nonton film dua line blue. Tapi apa daya, sistem imun Taeyong lagi down.
Gak perlu menunggu lama, Johnny sudah berpindah posisi jadi baringan di samping Taeyong. Berlanjut memeluk orang yang ia juluki 'kucing' itu, memastikan bahwa Taeyong merasa hangat di pelukannya.
"Kalau bisa, aku mau kamu transfer rasa sakitmu ke aku.."
Johnny berucap pelan. Ya, Johnny tuh nggak tega liat Taeyong kesakitan begini, kalau bisa sih dia maunya dia aja yang sakit, jangan Taeyong.
"Ssst.. nanti juga bakal sembuh."
Taeyong tersenyum, menatap wajah sang lelaki kelewat tinggi itu, berharap Johnny berhenti mengkhawatirkannya secara berlebihan.
"Kamu nggak ada senyum seharian, aku kangen lihat senyum papa bear-ku..."
'Cup'
Satu kecupan kecil mendarat di bibir tebal Johnny. Memang seharian ini Johnny sukar untuk menyunggingkan senyum dikarenakan Taeyong yang sakit.
"Jangan cemberut terus, jangan cemberutin aku. Kalau kamu banyak senyum, pasti aku bakal sembuh lebih cepat."
Johnny tersenyum mendengar ocehan Taeyong. Ia mengangguk, menciumi wajah pucat Taeyong.
"Nah gitu dong, kan keliatan gantengnya. Hehehe."
Lagi, Johnny tersenyum semakin lebar. Ya gimana nggak makin lebar aja itu senyuman kalau dipuji kayak gini. Haduh, deg deg an Johnny tuh.
"Kemarin kamu sudah jadi Dilan, Tae. Hari ini jangan!"
Taeyong terkekeh, menyamankan kepalanya yang bersandar di dada Johnny dengan Johnny yang terus memeluknya.
"Get well soon, sayang."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOHNYONG DRABBLE [Johnny x Taeyong]
RomantizmHanya sebuah drabble dari keseharian sepasang kekasih yang penuh cerita. Manis, asem, asin, ramai rasanya. Semi baku + Lokal. Enjoy.