Taealha mondar-mandir di kamarnya. Sudah satu jam sejak Tagon meninggalkan istana untuk ke makam Sanung tanpa pengawalan. Taealha sudah melarang, tapi Tagon bersikeras. Kini ia yang cemas.
Tak tahan lagi, Taealha mengajak Gilsun dan Yangcha untuk menyusul Tagon. Betapa terkejutnya ia melihat sosok mayat tak jauh dari makam. Lebih terkejut lagi saat melihat seorang wanita sedang menyentuh tubuh suaminya, apalagi di tangan wanita itu tergenggam sebuah belati.
Taealha memelintir tangan Tanya, "Apa yang sedang kau lakukan pada Raja? Kau mau membunuhnya?"
"Aaahhh lepaskan... kau salah paham..."
"Gilsun, Yangcha!"
Dengan sigap dua pria itu mengamankan Tanya. Yangcha baru menyadari bahwa wanita yang diduga akan membunuh raja ini adalah Tanya.
"Hentikan," perintah Tagon, "dia bukan ingin membunuhku, malah dialah penyelamatku."
"Apa maksudmu?"
"Anggota Lidah Hitam menusukkan pisau beracun di punggungku, dan gadis ini yang mengobatiku."
"Bagaimana bisa budak rendahan dan bodoh ini berlagak menjadi tabib? Gilsun panggil Harim dan suruh pengawal lain membawakan tandu. Yangcha, terus awasi gadis ini."
Tak lama kemudian Harim datang dengan membawa peralatan kedokterannya. Ia memeriksa luka Tagon yang ternyata sudah diberi racikan daun yuji. Racunnya juga sudah bersih dari tubuh Tagon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Idn-AC FF] Unspoken Love ✔
FanficRaja Tagon yang lalim memerintah Negeri Arth, menjajah berbagai wilayah termasuk desa suku Wahan. Tanya, anak kepala suku Wahan, berusaha untuk menyelamatkan sukunya dari perbudakan. Ia mengalami berbagai kesulitan hingga ia menyadari misi dan ambis...