Entah sudah berapa lama aku memandangi kertas kosong di depanku ini,Tak satupun kata sanggup ku tuliskan.
Hanya air mata yang terus menerus membasahi kertas itu.dik-adikku,ya surat ini ingin ku tulis untuk adikku tercinta.
Terbayang jelas wajah-wajahmu di anganku,sibungsu adik laki-laki ku ini seakan berdiri didepan mengajak ku tersenyum.
Matanya yang bulat,lucu,dengan pandangan polos tampak jelas dikedalaman tanganku.dia tersenyum menggoda seakan mengajakku untuk tertawa,dia seakan tahu apa yang sedang aku rasakan.
Dik..
Matamu menawarkan mimpi-mimpi yang berkecamuk dalam angan,tubuhmu menjadi tumpukan imajinasi yang mengambang di teras rumahku.
Adikku.....
Jaga keselamatan dalam mewarnakan coretan kertas mu di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Embun Merindukan Cahaya
Short StoryDari jiwa yang rapuh untuk sibungsu tersayang