Bab 1: Shopaholic | 1

20.1K 1.2K 54
                                    

Shalu mengikuti langkah-langkah antusias mamanya dengan wajah cemberut. Sudah tiga jam sejak mereka menjejakkan kaki di mall yang luasnya dua kali lipat dari lapangan sepak bola ini, dan sang mama belum juga menemukan apa yang dicari.

Huh! Shalu mendengus. Dia tak tahan lagi. Kakinya pegal-pegal, begitu juga kedua tangannya yang dari tadi menenteng bingkisan belanjaan Mama.

Udah sebanyak ini masih kurang aja! Gadis itu bersungut-sungut.

"Nyari apalagi sih, Ma? Capek, nih!" keluhnya sementara sang mama mulai sibuk mengamati dress yang terpajang di manekin.

"Ini bagus nggak, Dek?" ujarnya sejurus kemudian, tanpa menoleh apalagi mengindahkan keluhan putrinya.

"Bagus," jawab Shalu, bibirnya mengerucut sebal.

Dari tadi mamanya sibuk mencari dress berwarna great navy. Dress code untuk acara arisan besok katanya. Padahal, seingat Shalu, Mama sudah punya dress dengan warna serupa. Bukan satu dua bahkan, banyak!

"Yang di rumah itu bukan great navy, Dek. Deep ocean navy itu, bukan great navy. Kalau great navy lebih tua lagi warnanya."

Astaga! Shalu menepuk jidat mendengar jawaban sang mama. Entah matanya yang rabun atau bagaimana, tapi kedua warna itu sama persis menurutnya. Mau mendebat lagi juga percuma, sang mama memang ahlinya ngeles untuk urusan shopping. Pura-pura lupa sudah punya barang yang sama, padahal ya, memang kepincut saja untuk beli. Dasar shopaholic!

Pernah suatu ketika Mama bertengkar dengan ibu-ibu lainnya lantaran rebutan barang diskonan yang diincar. Padahal, Shalu masih ingat betul jargon cetar mamanya: Mama nggak level sama barang diskon!

Saat Shalu mengingatkan hal itu, Mama justru menjawab sengit, "Ya dilihat dulu yang diskonan itu apa dong, Dek! Ini tas yang persis sama punya Syahrini, lho! Harganya cuma setengahnya aja. Kan, sayang kalau dilewatkan!"

Kalau sudah begitu, Shalu cuma bisa geleng-geleng kepala sambil mengurut dada.

Penderitaan Shalu sedikit berkurang saat Mama sudah memutuskan untuk membeli dress berbahan sifon yang konon berwarna great navy tadi. Kegiatan belanja yang menyebalkan ini akan berakhir dan dia bisa segera pulang untuk lanjut nonton film.

Sebelum diajak pergi sang mama, Shalu memang sedang termehek-mehek lantaran larut dalam romansa Five Feet Apart yang ditontonnya. Luna, kucing ras Persianya yang cantik dan berbulu putih itu sampai-sampai tak berani mengeong untuk minta makan. Mungkin dia tak ingin mengganggu keasikan sang majikan. Barulah saat pintu kamarnya diketuk Mama, Shalu tersadar dari buaian drama. Lebih dari itu, dia juga sadar akan segera kehilangan sebagian waktu weekend-nya.

"Anak gadis jam segini kok, masih malas-malasan!" Sang mama mengawali orasi saat mendapati Shalu masih berbaring santai dengan mata sembap.

"Ayo antar Mama belanja, dandan yang cantik, jangan ingusan begitu!"

"Sendiri aja kenapa sih, Ma?" jawab Shalu ogah-ogahan.

Mama menghampiri gadisnya, duduk di tepian ranjang besi berkelambu putih gading yang setiap malam menjadi peraduan Shalu. Meski gampang sekali menangis, gadis itu punya selera interior yang baik. Siapa pun akan betah berada di dalam kamarnya.

"Kamu tahu nggak, Dek, kalau kamu ngantar Mama belanja, mungkin saja bakal ketemu jodoh," ucap sang mama sambil membelai-belai rambut Shalu yang belum terjamah sisir.

"Dih! Apa hubungannya?" Shalu bertambah kesal saja. Sudah waktunya diganggu, bahasannya sensitif pula.

"Ya kalau kamu keluar, dandan yang cantik, nemanin mamanya belanja, cowok mana coba yang nggak bakal kepincut? Sudah cantik, berbakti sama orangtua lagi."

"Dih! Mama tuh ya, mau minta diantar belanja aja jadi ke mana-mana gini bahasannya. Lagian kenapa sih, kayanya akhir-akhir ini tuh Mama selalu bahas jodoooh melulu!" Shalu mencerocos sambil mengelus-elus Luna yang meringkuk di pangkuannya, "I'm twenty five years old, masih muda, Ma! Udah kaya perawan tua aja deh, disuruhnya nikah melulu," sambungnya sebal.

Mama beringsut lebih dekat, lalu menjewer telinga Shalu dengan gemas. Shalu mengaduh.

"Justru karena kamu twenty five y.o dan belum punya cowok, Mama jadi khawatir, Dek! Teman-teman arisan Mama pada ghibah tuh, katanya kenapa anak Mama yang cantik ini kok belum punya pacar? Mereka bilang kamu lebih sibuk ngurusin hewan, jadi nggak sempat cari jodoh." Jelas Mama panjang lebar.

Setelah perdebatan panjang yang membuat Shalu terpojok, akhirnya gadis itu pasrah saja diajak mamanya belanja.

Nyaris terlonjak girang saat transaksi Mama dengan petugas kasir selesai, Shalu dihadapkan pada kenyataan yang kelak akan mengubah hidupnya. Di antara kerumunan orang yang sedang asik memilih baju, sosok wanita seumuran Mama datang menghampiri mereka.

Wanita itu menempelkan jari telunjuk di bibirnya, memberi isyarat pada Shalu supaya diam. Wanita ini ingin mengejutkan mamanya yang berdiri di depan meja kasir dan membelakangi mereka.

Dengan menepuk pelan pundak sang mama, sedetik kemudian kedua wanita itu sudah berhadap-hadapan. Shalu mengamatinya dengan ekspresi bingung, sementara keheningan menyelimuti. Sepertinya, baik Mama dan wanita tersebut sama-sama terkejut. Atau mungkin wanita ini salah orang? Entahlah. Shalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Benar, kan? Jeng Desi!" Wanita tadi berseru senang setelah terdiam beberapa detik.

Mama, yang tadi terlihat seperti orang syok pun kini mulai semringah lagi.

"Ya ampun, Jeng Mira! Benar ini Jeng Mira? Ya ampun, lama banget kita nggak ketemu!" pekiknya tak kalah girang.

Kedua wanita itu lalu saling cipika-cipiki dan berpelukan, membuat Shalu yang dari tadi berdiri mematung mendadak limbung.

Oh, my Lord! Kegiatan menyebalkan ini bakal tambah lama!

______________________


Makasih yang udah mau baca! Vote dan krisan teman-teman sangat berarti buatku, lho, biar tambah semangat nulis tiap hari 😂

Nah, biar kalian gampang bayanginnya, ini dia cast untuk Shalu :

(Kemarin pas disuruh bikin cast belum nemu yang cucok soalnya 😅)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kemarin pas disuruh bikin cast belum nemu yang cucok soalnya 😅)

Oke, tunggu kelanjutan cerita Shalu besok, ya! Semoga kalian suka!

Salam Spatula,

Ayu 😘

The Last Recipe (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang