XVII

1.3K 151 27
                                    

*DYLANA's Point of View*

"I know you so well, so well.

I mean, I can do anything that he can

I've bee-"

Ku lepaskan salah satu earphone yang ku gunakan ketika Sika duduk di sampingku. Semalam dia kembali menghubungiku, meminta waktu untuk bertemu entah apalagi masalahnya kali ini.

"Terima kasih waktunya." Katanya, aku mengangguk.

"Tempatnya bagus, kesukaan maneh?" tanyanya, aku mengangguk lagi. Sekarang kami sedang berada di puncak sebuah bukit di taman hijau kota. Ada sebuah bangku yang paling ku senangi, dari bangku ini semua bagian taman dapat terlihat dan rasanya aku setinggi gedung-gedung perkantoran.

"Boleh ikut dengar lagunya?" dia menghadap ke arahku sambil mengulurkan telapak tangannya, ku taruh di atas tangannya earphone yang tadi ku cabut.

"I be feeling pain, I be feeling pain just to hold on.

And I don't feel the same, I'm so numb

I be feeling pain, I be feeling pain just to hold on.

And I don't feel the same, I'm so numb." Lantunan suara XXXTENTACION menyanyikan Jocelyn Flores diiringin musik lo fi dan suara hembusan angin terdengar di telingaku. Tidak ada kata yang keluar dari kami berdua untuk sementara.

"Apa judulnya?"

"Jocelyn Flores."

"Itu teh nama urang?"

Aku mengangguk.

"Tapi kok namanya teu aya di lirik ya?" tanyanya untuk ke sekian kali, aku menggeleng tanda tak tahu.

"Lagunya tentang apa?"

"Jocelyn Flores. Dia penggemar dari penyanyi ini, mati bunuh diri." Mendengar jawabanku dia hanya mengangguk-angguk sambil membulatkan mulutnya berbentuk "o".

"Ada apa?" tanyaku tidak sabar dengan basa-basinya.

"Aku mau bilang terima kasih karena udah ngebantuin kemarin masalah Diba." Nada suaranya berubah menjadi lebih serius dan berat.

"Bukannya kemarin sudah?"

"Iya, tapi mau bilang lagi biar lebih tersampaikan." Kali ini nada suaranya berubah menjadi seperti semula, sepertinya dia memang selalu cerewet seperti ini. Aku diam saja, suara John Denver menyanyikan Leaving On A Jet Plane mengalun dari earphoneku. Sika tiba-tiba saja tersenyum.

"So kiss me and smile for me

Tell me that you'll wait for me

Hold me like you'll never let me go."

Entah mendapat inspirasi dari mana, tapi dia ikut menyanyikan sebagian dari lagu yang sedang kami dengarkan. Suaranya tidak begitu buruk.

"Ini lagu yang kita putar di mobil waktu pertama kali ngantar Diba ke bandara untuk sekolah di Amerika tapi yang nyanyi si Chantal Kreviazuk." Dia tersenyum, terlihat sangat bahagia. Dari caranya mengatakan "Si Chantal Kreviazuk" seakan-akan dia kenal dekat dengan penyanyi itu.

CHILIADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang