Entah apa yang merasuki Janina Matcha, ia memilih pergi bersama Kareen dan meninggalkan Bion disana karena Bion menolak keras untuk mengikuti geng gossip yang menurut Bion toxic abis itu dan memilih untuk stay bersama Juna dan chipmunk di studio. Bion dan Janina sempat berdebat dan diakhiri raut kecewa Janina dan raut kesal Bion.
'Janina abis keselek mic makanya langsung pulang.' Itu jawaban Bion tatkala teman yang lain menanyakan keberadaan Janina. Walau sempat mendapat tempelengan dari Jeje tetap saja Bion nggak mau ngasih tahu dimana Janina sekarang.
Tapi perlu kalian tau, Kareen bukanlah alasan Janina meninggalkan mereka... tapi Excel Kaivan Alsaki.
Seperti saat ini, Janina sedang memandang Excel yang tengah berdebat kecil dengan Thalia.. konon sahabatnya dari kecil. Yang membuat Janina bertahan disitu adalah lambe turah Joe yang sedari tadi menceritakan riwayat kehidupan Kaivan—Yaa ternyata nama akrab Excel adalah Kaivan, teman dekatnya lebih sering memilih nama panggilan itu—dan juga Thalia.
"Jen, jujur deh! Lo naksir kan sama Kaivan?" Joe memberikan senyuman kecil sambil mengedip-kedipkan matanya jahil.
"Ih apasih, enggak! Gue cuma.. penasaran aja."
"Kelihatan tuh muka mupeng lo kalo ngelihatin Kai sama Thalia! Tenang aja tenaaang, mereka Cuma sahabatan kok!"
Janina menggedikn bahunya dan langsung menjauhi Joe ketika Joe terus menggodanya seperti itu. 2 jam mereka di studio, Thalia pulang duluan karena mau belanja dulu. mereka berjalan menuju parkiran.
"Jen, lo pulang sama siapa?"
Janina langsung teringan dengan Bion dan chipmunk nya. Ada raut bersalah disana. Janina hanya geleng-geleng kepala.
"Yaudah kalo gitu..... KAI! Lo anterin janina pulang yaa"
Kaivan tersenyum santai dan mengangguk. Joe langsung mendorong Janina untuk mendekati Kaivan. Kareen dan lainnya menggunakan mobilnya Kareen, sedangkan Kaivan menggunakan motor besarnya. Kaivan langsung mengajak Janina menemukan motornya.
Motor Kaivan sudah terlihat, namun ada sesuatu yang lain menyita penglihatan Janina. Ada seseorang yang menyenderkan badannya di mobilnya sambil memainkan ponselnya dan sesekali mencari seseroang. Bukan salah lagi! Dia adalah BION.
Detik itu juga mata mereka bertemu, Bion langsung menghampiri Kaivan dan Janina. Ada yang beda dengan Bion, ada yang membara di matanya.
"Cha... jam segini baru kelar?" Janina menunduk, terlihat jelas Bion tampak marah. Jam tangan sudah menunjukkan puluk 11.00 malam.
"Pulang... sama gue" Ajak Bion dengan nada dinginnya.
"Dia udah mau pulang sama gue" Kaivan langsung menyambar dan mendekati Janina.
"Dia berangkat sama gue, baliknya juga sama gue" Dengan nada santai namun dingin Bion tetap kukuh dengan pendiriannya.
"Hah, cowok macam apa yang ninggalin ceweknya sendirian di studio karaoke. Nemenin aja nggak mau, nggak ngebolehin ceweknya buat seneng-seneng sama temennya, ngancurin mood dia. Dan sekarang dengan seenaknya lo mau bawa dia gitu aja?" untuk pertama kalinya Janina melihat Kaivan benar-benar kesal. Kaivan sedikit maju dan menutupi sedikit tubuh Janina seolah-olah ingin melindunginya. Untuk hati Janina yang tadi sempat dikecewakan Bion, Kaivan terlihat seperti tameng yang mau melindungi hatinya.
"Lo kalo nggak tau apa-apa mending nggak usah ikut bacot. Dan lo Jen, udah gila jam segini baru mau pulang?!"
Fix, Bion benar-benar marah. Janina ingin menghampiri Bion untuk menenangkannya tapi Kaivan mencekal tangannya dan kembali mendorong Janina ke belakang tubuhnya. Bion mendekati mereka dan mencoba meraih Janina hanya saja Kaivan langsung meraih kerah baju Bion.
"Marahnya ke gue aja nggak usah ke Jennie. Gue emang nggak tau masalah kalian apaan, tapi gue nggak bisa biarin Jenny pulang sama lo!"
Bion balik memegang kerah baju Kaivan. "Emang lo siapanya Jenny?!" Bion memandang Kaivan marah namun Kaivan hanya memberikan senyum miringnya. "Boleh gue tanya balik, lo siapanya Jenny? Cuma pacar boongan kan?" Kaivan memberikan senyuman miring tapi matanya menatap Bion tajam. Tarikan tangan di kerah Kaivan melemah.
Pernyataan Kaivan nggak salah, dan Bion sadar akan hal itu. Bion melepaskan kerah Kaivan dan melangkah mundur. Bion memalingkan mukanya, tak mau menatap Kaivan maupun Janina.
Dari balik tubuh Kaivan, Janina terhenyak. Bagaimana Kaivan tahu? Tentang hubungan palsu antara dirinya dengan Bion. Tidak, sejak kapan Kaivan tahu? Dan kenapa Bion hanya diam saja?
"Sekarang lo tanya Jenny baik-baik, mau nggak dia pulang sama lo?" Kaivan kembali memberikan tantangan pada Bion dan menggeser tubuhnya sedikit agar Janina terlihat. Janina juga diam, tak tahu harus berbuat apa.
Bion diam seribu bahasa
Janina juga diam
Lama-lama Kaivan jengah, ternyata dugaannya benar. Karena dari mereka berdua nggak ada yang menyangkal.
"Gini aja, Jen lo mau balik sama siapa? Gue apa Bion? Langkah kaki lo yang nentuin." Kaivan menjauhi Janina, memberinya jarak.
Dalam diam Bion berharap langkah kaki cewek di depannya ini akan melangkah mendekatinya. Namun harapan tinggalah harapan karena nyatanya langkah kaki itu menjauhinya... dan memilih jalan yang lain. Hingga dua pasang kaki menjauhi Bion dan meninggalkan dirinya sendiri.
Mungkin sepasang kaki Bion yang menapak di tempat ini dari satu jam yang lalu untuk menunggu seseorang, tak berarti apa-apa untuk seseorang itu.
Dan seseorang itu adalah Janina Matcha.
***
How are you guys? How your feeling today? :)
Oke, mulai part depan udah masum di part revisi.
Salam dari istri executive director 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
B I O N
Fiksi RemajaJanina Matcha, cewek INTROVERT garis keras yang ingin mendobrak zona nyamannya demi sebuah SKANDAL. Dulu dikamusnya kata 'popular' adalah kata yang ingin ia usir jauh-jauh dari hidupnya, tapi sekarang She want it! She want get that spotlight, dengan...