"Ga usah bawa bawa mereka!" balas Hani kemudian berdiri dari duduknya
"Ohh ini ya yang namanya sahabat, sahabat apaan kaya gini. Giliran susah ke kita, giliran seneng ke mereka. Gue tau lo juga berhak buat punya temen. Tapi setidaknya lo ga lupa sama kita gara gara lo udah punya temen baru. Lo ga inget apa aja yang dulu udah kita lakuin bareng bareng," Lissa menarik nafasnya, air mata nya sudah siap tumpah dan terjun bebas di atas pipinya, "Dulu kita deket banget Han, tapi sekarang kita udah kaya orang asing yang saling ga kenal. Gue ga mau pertemanan kita hancur cuma gara gara masalah yang bisa dibilang sepele," Lissa menjatuhkan butiran pertama air matanya di hadapan Hani
"Gue tau ini cuma masalah hati. Hati gue aja yang ga siap buat kehilangan lo, hati gue ga siap buat nerima kenyataan kalo sekarang lo ga bisa selalu bareng bareng sama kita lagi. Gue ga bakal nyangka sekarang semua nya jadi kaya gini, maaf kalo gue ganggu waktu lo. Permisi," Lissa mengambil tas nya yang tergeletak di atas meja, lalu ia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Hani, bahkan ia meninggal Arin dan Karin.
Arin dan Karin membereskan barang barangnya kemudian ia mengejar Lissa yang mereka tau pasti perempuan itu akan pergi ke toilet untuk menangis
"Lissa," panggil Arin saat ia sudah sampai di toilet seperti dugaannya
Lissa menengok ke arah Arin, lalu ia menghapus air matanya dengan tisu yang sudah berada di tangannya
"Ga usah di pikirin, Hani tetep sahabat kita kok. Mungkin sekarang dia lagi butuh temen satu kampusnya buat ngerjain tugas bareng, atau hal lain yang berhubungan dengan kuliahnya. Kita juga ga bisa maksa dia buat selalu sama kita kan. Dia juga punya kehidupan nya sendiri. Dia ga bakalan lupa sama kita kok Lis," Arin menepuk pundak Lissa pelan, berusaha umtuk menenangkan Lissa dengan kata katanya
"Udah lo cuci muka gih, abis itu kita makan ya. Lo laper kan," suruh Karin yang masih setia menggendong Queenzhi sambil memainkan pipinya
Lissa menuruti perintah Karin, setelah mencuci muka ia tak lupa juga untuk memakai make up nya kembali.
Setelah selesai menunggu Lissa, mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke restaurant yang lain, yang lebih dekat dengan toko pakaian bayi
-o0o-
Aldi yang bosan berada di rumah sendirian karena ditinggal oleh istri dan anak nya untuk berbelanja, memutuskan untuk pergi ke rumah Rifky.
Namun sebelum nya ia sudah menghubungi Rifky terlebih dahulu karena siapa tahu Rifky sedang tidak berada di rumah nya sekarang.
Sesampainya Aldi di rumah Rifky ia langsung di sambut hangat oleh sang pemilik rumah
"Hai bapak direktur sudah lama tidak berjumpa," Rifky memeluk Aldi yang sekarang berada dihadapannya
"Tumben lo kesini, biasanya betah banget di rumah kalo hari libur," tanya Rifky
"Istri sama anak gue lagi pergi beli jaket buat si kembar sama temen temen nya Arin," balas Aldi
"Sedihnya ditinggal anak dan istri," ledek Rifky
Sedangkan yang di ledek hanya memutarkan bola matanya malas
"Ohh iya sampe lupa nawarin minum kan gue. Anda mau minum apa bapak direktur yang terhormat," ucap Rifky menawarkan Aldi minuman
"Ga usah repot repot, es jeruk aja cukup," jawab Aldi
"Kalo ga mau ngerepotin mah minta nya air mineral, ini malah es jeruk," cibir Rifky dan segera bangkit menuju dapurnya untuk mengambilkan minum yang Aldi minta
Selang beberapa saat Rifky kembali dengan membawa dua buah gelas es jeruk di tangan nya, "Ini tuan minumannya, silahkan diminum," ucap Rifky setelah meletakan gelas itu
"Rif, gue mau ke Jerman akhir tahun nanti," jelas Aldi
"Jerman?" Rifky meletakan minumannya dan menghadap kearah Aldi, ia mengerti bahwa ini akan menjadi percakapan yang serius
"Iya Jerman, gue bakalan bawa istri sama anak gue. Nenek gue pengen ketemu mereka,"
"Lo ga takut ketemu dia lagi?" tanya Rifky
"Apapun konsekuensi nya harus gue terima"
-o0o-
"Rin rin, liat deh yang ini lucu," Lissa menunjukan sebuah jaket berwarna pink dengan tanduk unicorn dibagian kepalanya, Arin senang karena Lissa sudah kembali menjadi Lissa yang ceria tidak seperti tadi, ya walaupun ia tahu bahwa nanti bisa saja Lissa akan mengingat lagi masalahnya bersama Hani
Arin mengambil jaket yang di pegang Lissa, lalu menatap jaket itu intens, "Eh iya nih bagus, lucu gitu ada unicorn nya, ya udah deh gue mau ngambil yang ini aja dua. Yang lain udah ga ada yang menarik."
Arin membawa jaket itu ke kasir lalu membayarnya, setelah membayar Arin yang sedari tadi menggendong Queenzha yang sedang tertidur berjalan ke arah di mana Lissa dan Karin menunggunya
"Ada yang mau di beli lagi ga?" tanya Karin
Arin berfikir sebentar untuk mengingat ingat apa lagi yang harus ia beli, "Udah ini aja yang mau gue beli, udah cape juga gue jalan jalan ambil gendong bayi"
"Ya udah ayo pulang," ajak Lissa
Mereka bertiga berjalan menuju parkiran, tak lama setelah sampai di parkiran, "Guys mobil gue di mana ya," ucap Lissa sambil mencari dimana mobil nya berada
"Terakhir tadi kita parkir dimana emang Lis, " tanya Karin
"Tadi sih kayaknya gue parkir disini," jawab Lissa
"Masa sih, tapi kayaknya bukan deh Lis kita parkir masih agak kesana tau," timpal Arin
Dan akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan mengelilingi parkiran sambil memencet kunci mobil agar terdengar mobil mana yang terbuka
Setelah 15 menit mencari mobil milik Lissa yang ternyata parkir di dekat pintu timur, sedang kan mereka keluar melalui pintu barat
Mereka bertiga masuk kedalam mobil, "Akhirnya ketemu juga nih mobil, besok besok kalo abis parkir di foto dulu parkir dimana, cape nih keliling keliling parkiran udah kaya pawai ambil mencet mencetin kunci mobil," ucap Karin
"Iya siap tuan ratu," balas Lissa malas ketika sudah mendengar mulut pedas Karin berkoar
****
Apa kabar semuaaanyaaa
Maafin aku yaaa, lagi mentok banget nih soalnyaNext nya aku mau 50 vote dulu. Terimakasih
5/11/19
Salma ari❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Arin&Aldi
Teen FictionCinta itu bisa tumbuh pada siapa saja dan kapan saja, tidak memandang usia dan tidak memandang penampilannya Seperti kisah cinta Arin dan Aldi. Meskipun mereka saling mengenal karna di jodohkan, tapi karna terbiasa itu lah tumbuh menjadi rasa nyaman...