🔞🔞🔞
.
.
Hidungnya mencium aroma harum dari bantal di bawah kepalanya. Ketika membuka mata, Soonyoung melihat langit-langit kamar yang tidak asing. Menoleh ke kanan dan kiri, Soonyoung sedikit terkejut dan merasa bingung. Ya, ini adalah rumah Kakek-Neneknya. Tapi, ini bukan kamar yang selalu Soonyoung tempati ketika ia menginap di sini.
Cat temboknya memang sama, langit-langitnya juga sama, luas dan letak jendela juga sama. Namun ini jelas kamar yang berbeda.
Di saat Soonyoung sibuk memikirkan mengapa ia bisa berbaring di kamar itu, suara pintu yang terbuka tiba-tiba terdengar. Masih berbaring di atas tempat tidur, Soonyoung segera menoleh ke arah pintu. Di sana ia melihat paman-nya tersenyum tampan ke arahnya. Pria itu berjalan masuk seraya menutup pintu di belakangnya. Menguncinya dengan dua kali bunyi 'klik'
Soonyoung ingin bangun dari tempat tidur. Namun entah mengapa tubuhnya terasa sangat berat dan ia tak bisa bergerak sedikit pun. Soonyoung hanya terbaring di atas tempat tidur sembari menatap ke arah Seokmin yang sekarang sedang berjalan mendekati tempat tidur. Pria itu tersenyum sangat tampan.
Soonyoung tidak tahu mengapa, ia tidak tahu ada apa dengan dirinya, tapi, jantungnya terus berdebar-debar melihat senyuman paman-nya yang terlihat begitu tampan di matanya. Pria ini, sejak kapan dia berubah menjadi sangat tampan? Soonyoung bertanya dalam hati. Merasa bingung dengan situasi ini.
Kenapa? Kenapa ia bisa terbangun di kamar paman-nya? Berbaring di atas tempat tidur paman-nya? Kamar Soonyoung ada di sebelah, tepat bersebelahan dengan kamar ini. Tidak mungkin kan ia salah masuk kamar?
"Tidur nyenyak?"
Pria dewasa itu bertanya. Bibirnya masih mengulas senyuman yang mendebarkan hati.Soonyoung hendak bangun, namun Seokmin yang sudah berdiri di samping ranjang membungkuk dan menekan dada Soonyoung agar anak itu tetap berbaring di tempat tidur.
"Jangan khawatir, di rumah tidak ada siapapun..." katanya setengah berbisik.
Soonyoung sedikit takut, namun ia juga merasa bingung. Biasanya paman-nya akan bersikap dingin padanya. Tapi, kali ini, kenapa dia terus tersenyum lembut padanya dan berbicara halus? Suaranya terdengar manis jika ia berbicara dengan nada lembut seperti itu...
Seokmin naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Soonyoung. Tanganya terulur menyentuh kepala Soonyoung, membelai rambutnya dengan sayang. Soonyoung refleks memiringkan tubuhnya ke arah pria dewasa itu. Membuat mereka berbaring berhadapan-hadapan. Sekali lagi, Seokmin tersenyum hangat padanya. Soonyoung merasa jantungnya hampir meledak karena terus berdebar hebat.
"... Ke-kenapa?" Soonyoung bertanya. Suaranya sedikit serak karena tenggorokannya kering. Ia bertanya mengapa Seokmin bersikap manis padanya? Bukankah hubungan mereka selama ini tidak akur? Mereka bersaudara tapi seperti orang asing. Saling membenci dan bersikap dingin satu sama lain.
"Kenapa?"
Seokmin mengulang pertanyaan yang diajukan Soonyoung. Pria ini kemudian tertawa ringan. Suara tawanya terdengar begitu menyenangkan.Sembari mengusap pipi Soonyoung, Seokmin berkata, "Karena kau adalah keponakanku yang manis...."
Matanya melengkung, dia tersenyum begitu tampan.
Seokmin mendekatkan wajahnya pada wajah Soonyoung. Mata itu terus menatap pada bibir mungil berwarna merah muda di hadapannya, jari-jari yang panjang mengelus pipi Soonyoung dengan gerakan lambat.
Perlahan Soonyoung memejamkan kedua matanya ketika bibir lembap pria itu mendarat di atas bibirnya. Lembut dan basah. Perlahan, Seokmin mengisap bibirnya, sedikit menggigit bibir bawah Soonyoung untuk menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️
FanfictionKwon Soonyoung, remaja 16 tahun yang sangat membenci paman-nya sendiri, Lee Seokmin. Pria 35 tahun yang menjalani hidup dengan berhura-hura, tidur dengan lelaki sewaan yang ia bayar untuk memuaskan hasrat seksualnya. Suatu hari, kakak perempuannya...