Yangcha sudah terbiasa melihat orang mati, baik yang ia bunuh maupun tidak. Ia tak pernah merasakan emosi apapun, seolah nuraninya telah lama mati. Namun ketika melihat Tanya hampir mati karena tertusuk pisau, dunia seolah menggelap. Ada sekelebat bayangan di dalam kepalanya yang membuat napasnya menjadi sesak dan tubuhnya gemetar. Padahal jika diingat lagi, dia sendiri juga pernah membuat tubuh Tanya terluka, kakinya.
Ia bergeming saat melihat Tagon menggendong Tanya dengan tangannya sendiri, berlari menerobos kerumunan menuju rumah Harim. Keluarga Harim telah lebih dulu sampai di rumah dan mempersiapkan ranjang pasien. Tubuh Tanya dibaringkan menelungkup dan Harim mencabut pisau itu dengan perlahan. Nunbyeol mengambil pisau itu untuk mengecek apakah mengandung racun atau tidak. Setelah luka dibersihkan, kemudian dijahit, Chaeun melumurinya dengan racikan daun obat.
"Tidak ada racun yang terdeteksi," kata Nunbyeol.
---
Ketika semua orang sedang berada di luar kamar, Yangcha duduk di sisi pembaringan Tanya. Alis gadis itu tampak berkerut-kerut dan dahinya basah oleh keringat. Yangcha mengambil secarik kain dan menyekanya. Perlahan kerutan alis Tanya menghilang. Ia tampak lebih tenang. Tak lama kemudian mata Tanya mulai terbuka.Oh... kau sudah sadar?
Saat itu Tagon masuk dan melihat Tanya membuka matanya. Ia mendorong tubuh Yangcha, lalu duduk sambil menggenggam tangan Tanya.
"Tanya... Tanya... kau sudah sadar? Harim... Harim..." panggil Tagon.
Semua orang masuk, sementara Yangcha beranjak keluar. Di depan pintu, Yangcha menarik napas lega, seolah dirinya yang baru saja bangkit dari kematian. Ia menyentuh dadanya, jantung di dalam dada itu mengetuk sangat kencang. Ia mengintip dari balik pintu, menatap Tanya yang masih berbaring lemah.
Aku bersumpah akan selalu melindungimu. Mulai saat ini sampai selamanya, aku akan berada di sisimu...
---
Bagaimana cara melamar seorang gadis?
Seharian Yangcha tidak bisa fokus berlatih. Ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Tanya, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Tidak ada orang yang bisa ia tanyai. Lagipula ia juga tidak bisa bicara, bagaimana Tanya bisa tahu perasaannya?
Masalah lainnya adalah, apakah Tanya mau menerimanya, seorang pria yang pernah membunuh kaumnya?
Yangcha menyudahi latihannya, Kemudian Tagon memanggilnya. Mereka bertemu Saya di jalan.
"Saya, persiapkan acara pengangkatan selir."
"Siapa yang akan diangkat menjadi selir?"
"Tanya."
Kaki Yangcha berhenti melangkah. Mendadak seperti ada sesuatu yang meletup dan pecah dari dalam dadanya.
Aku... terlambat...
---
Di depan istana, Tagon mengumumkan penobatan Tanya sebagai selirnya.
"Dia... Tanya dari suku Wahan, gadis yang suci hatinya. Dia telah dua kali menyelamatkan nyawaku, bahkan nyaris mengorbankan dirinya... karena cintanya yang begitu dalam kepadaku, juga kepada negeri ini. Maka aku, Tagon, meresmikan Tanya dari Wahan sebagai selir resmi kerajaan Arth."
Semua orang berlutut, termasuk Yangcha.
Cinta? Apakah aku harus percaya? Mungkinkah dia bisa mencintai orang yang memerintahkan untuk menghancurkan desanya?
Yangcha mengangkat wajahnya, ia terkejut saat melihat mata Tanya. Sorot mata itu berbeda dari yang biasanya, penuh ambisi bercampur dendam.
Tanya, apa rencanamu sebenarnya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author's (not important) comment:
Dui... kesiannya si yayangcha😅 belom2 uda ditinggal kawin 😄 sini lah sama noona ajah 😂Btw, happy reading guys 😘 semoga cerita 'halu' ini makin meningkatkan jiwa halu kalian, terutama shipper Tanya♡Yangcha
Episode selanjutnya masih sedang dalam proses. Jika tak ada halangan minimal minggu depan.
Jangan lupa vote dan komen ya guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
[Idn-AC FF] Unspoken Love ✔
أدب الهواةRaja Tagon yang lalim memerintah Negeri Arth, menjajah berbagai wilayah termasuk desa suku Wahan. Tanya, anak kepala suku Wahan, berusaha untuk menyelamatkan sukunya dari perbudakan. Ia mengalami berbagai kesulitan hingga ia menyadari misi dan ambis...