Part 4

439 19 3
                                    

Himeka panik lalu melihat sekitar dan ternyata sepi. Dia panik dan bingung harus bagaimana dan apa yang harus dilakukannya. Lalu matanya tertuju pada ember yang berisi air. Dan terlintas di otaknya ide ekstrim itu.

BYUURRR     

“Sudah kubilang hentikan.. aku tidak mau kalian terluka (walau sudah terluka sih)” teriak Himeka dengan muka panik dan tangan gemetar.

Himeka melihat sekitarnya. ‘Eh? Sejak kapan banyak orang begini? Rasanya tadi sepi deh..’ lalu menundukkan kepalanya karena malu dan menjatuhkan ember ditangannya. “Go..gomennasai (maaf)” dengan muka merah dia lari ketaman belakang sekolah.

Kenta terdiam dan menghela nafas lalu ia pergi dengan frustasi setelah melihat Mitoru yang mengejar Himeka. ‘Lebih baik aku ke tempat Meiko’ batinya.

Di toko tempat Meiko kerja, Kenta datang dan kangsung duduk dengan kasar. Lalu Meiko yang heran menghampirinya “Kau kenapa Kenta-kun?” tanya Meiko dan ia terkejut melihat Kenta babak belur.

~

“Hime..” berhenti. Dia tidak jadi mengejar Himeka. “Aww..Ittai (sakit)” meringis sembari menunduk dan memegang pipinya. Lalu dia memutuskan untuk keatap sekolah dan masih beluum mengganti bajunya. “Hatchiii..”memegang pipinya “Akh sial” gerutunya.

Sementara Himeka sendiri berlari kebawah pohon ditaman sekolah dan Nampak uring-uringan dengan wajah memerah malu. “Uwaaa apa yang kulakukan? Aku meyiram dua senpai sekaligus?” mengacak-acak rambutnya. Himeka masih belum tau apa penyebab kedua senpainya itu saling pukul.

Tiba-tiba sesosok lelaki keluar dari balik pohon “Hai Himekachan” sapanya.

Himeka sedikit kaget “Jangan mengagetkanku begitu dong.. Kanato-kun” langsung memegang dadanya karena kaget.

“Apa yang terjadi? Sini..sini aku peluk.. habis dimarahi ya?” tatap lelaki yang bernama Kanato itu pada Himeka dengan jahil.

“Ish apaan sih?” Himeka mengerucutkan bibirnya. Kanato langsung memeluk Himeka dengan protektif.

“Ne..Himekachan pindah apartemenku saja..”kata Kanato dan Himeka balas memeluknya. “Aku tidak apa-apa kok Kanato-kun..” timpal Himeka dengan senyum manis. Tanpa melihat pun Kanato tahu jika Himeka sedang tersenyum.

Mitoru melihat dari atas Himeka yang dipeluk oleh entah siapa langsung merasakan nyeri didadanya. Ia terdiam dan mencoba untuk mengabaikannya ‘Lebih baik begitu..huh..aku bodoh sekali’ sambil menutup mukanya dengan tangan.

Kanato melepaskan pelukannya “Baiklah jika itu maumu..ayo kita makan dulu baru setelah itu kau kubolehkan pulang..aku tahu kau pasti lapar hahaha” ledeknya.

Himeka mengerucutkan bibirnya “Hai..hai..wakatta yo. Kau tidak berubah ya, ayo” ajaknya. Himeka lupa dengan kejadian siram air tadi.

~

Mitoru masih belum mengganti bajunya. “Hattchii” memegangi hidungnya yang memerah sambil berjalan ke suatu tempat.

‘TOK TOK TOK’

“Yaa~ sebentar~” tak lama tuan rumah membukakan pintu dan kaget dengan sosok orang dipintu yang babak belur. “A..Senchan.. kau kenapa?” tatap heran lalu ditariknya masuk.

“Kau basah dan luka.. siapa yang melakukan ini?” Mitoru hanya diam saja menanggapi tuan rumah yang satu ini. “Buka bajumu..” lalu dilemparkannya handuk pada Mitoru.

Mitoru hanya diam saja. “Ne.. Senchan..jangan begitu kau bisa sakit nanti” didekatinya Mitoru yang hanya diam. Lalu segera dibukanya kancing kemeja Mitoru. Muka Asato memerah melihat pemandangan didepannya dan dielapnya tubuh basah itu.

Nee.. Aishiteru!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang