(6) SYARAT LÃ ILÃHA ILLALLÃH
Soal:
Apakah Lã Ilãha Illallãh memiliki syarat-syarat?
Jawab:
Iya benar, Lã Ilãha Illallãh memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi dan diwujudkan. Jika tidak, maka Lã Ilãha Illallãh idaklah bermanfaat sedikit pun bagi seorang hamba.
Wahab Ibn Munabbih rahimahullah pernah ditanya:
ﺃﻟﻴﺲ ” ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ” ﻣﻔﺘﺎﺡ ﺍﻟﺠﻨﺔ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﺑﻠﻰ، ﻭﻟﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻔﺘﺎﺡ ﺇﻻ ﻟﻪ ﺃﺳﻨﺎﻥ،ﻓﺈﻥ ﺟﺌﺖ ﺑﻤﻔﺘﺎﺡ ﻟﻪ ﺃﺳﻨﺎﻥ ﻓﺘﺢ ﻟﻚ، ﻭﺇﻻ ﻟﻢ ﻳﻔﺘﺢ ﻟﻚ .
Bukankah Lã ILãha Illallãh adalah kunci surga? Beliau menjawab: benar. Akan tetapi, tidaklah suatu kunci melainkan memiliki gigi-giginya, jika engkau mendatangkan kunci yang memiliki gigi-gigi (yang tepat) maka akan terbuka bagimu, dan jika tidak maka tidak akan terbuka bagimu. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhari secara Muallaq, beliau menyambung sanadnya dalam At-Tarikh Al-Kabir:1/95, dan Abu Nuaim dalam Al-Hilyah:4/66, dan dihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Al-Mathalib Al-Aliyah:12/334 Tahqiq Asy-Syitsri.
Pada sanadnya terdapat Sa’id ibn Rumanah, penulis belum temukan biografinya. Wallahu A’lam)
Gigi-gigi kunci tersebut ibarat syarat-syarat Lã Ilãha Illallãh, barangsiapa yang memenuhinya maka dia telah mewujudukan Lã Ilãha Illallãh secara benar.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa syarat-syarat Lã Ilãha Illallãh ada sembilan, yaitu: An-Nutq, Al-Ilmu, Al-Yaqin, Al- Inqiyad, As-Shidq, Al-Mahabbah, Al-Ikhlas, Al-Qabul, dan Al-Kufur bit-Thãgût.
(7)PENJELASAN SYARAT-SYARAT LÂ ILÃHA ILLALLÃH
Soal:
Jelaskan kepada kami tentang syarat-syarat Lã Ilãha Illallãh!
Jawab:Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa syarat-syarat Lã Ilãha Illallãh ada sembilan. Penjelasannya secara rinci adalah sebagai berikut:
Syarat pertama: An-Nutq,
Yaitu seorang mengucapkan kalimat Lã Ilãha Illallãh dengan lisannya, yang berlawanan dengan As-Sukût yaitu diam dan tidak mau mengucapkannya dalam keadaan mampu berucap.