Petuah Bermakna Agar Tidak Ikut-Ikutan Ber-Natal
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada.Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari kiamat, amma ba’du:
Berikut pembahasan tentang, semoga Allah
menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
PETUAH BERMAKNA AGAR TIDAK IKUT-IKUTAN BER-NATAL ===================================
.
Hari Natal tahun ini kita “sambut” dengan kritikan dan petuah serta nasihat bagi kaum muslimin agar tidak terpengaruh merayakannya bersama dengan kaum Nashara alias Kristen.
Sebab, ada fenomena bergampangan yang muncul ke permukaan dengan adanya sebagian manusia lemah iman, hadir dalam Hari Natal, bahkan kadang ikut jadi panitia hari raya mereka.
Fenomena seperti ini timbul dengan berbagai macam faktor dan sebab, mulai dari sebab kejahilan, duniawi, politik, bisnis, dan sebagainya.Padahal kebiasaan seperti ini amatlah buruk di sisi Allah -Azza wa Jalla-.
Merayakan hari Natal adalah kebiasaan kaum Nashrani alias Kristen. Mereka merayakannya pada hari yang mereka klaim sebagai hari kelahiran Isa bin Maryam, yaitu tangal 25 Desember pada setiap tahunnya.
Walaupun penanggalan natal itu sendiri sebuah polemik di kalangan para sejarawan. Bahkan banyak diantara mereka menyatakan bahwa kelahiran Isa bukanlah tanggal 25 Desember.
Dalam menghadapi Natal, mereka banyak menyalakan lilin dimana-dimana dan menghiasi gereja-gereja, rumah, jalanan, toko dan lainnya.
Mereka menggunakan berbagai macam warna lilin dan perhiasan yang tak pernah dilakukan oleh para pendahulu mereka : Nabi Isa –alaihis salam- dan pengikutnya yang setia.
Itu hanyalah buatan dan inovasi mereka, bukan ajaran Nabi Isa!!!
Mereka merayakan Hari Natal ini secara bersama dan resmi serta menganggapnya hari libur resmi di semua negara-negara yang beragama Kristen. Bahkan lebih aneh lagi, di sebagian negeri-negeri Islam dianggap hari itu adalah hari libur nasional!!
Perayaan hari lahir (diesnatalis) Al-Masih Isa bin Maryam merupakan perkara yang diada-ada lagi bid’ah dalam agama mereka sendiri. Sebab, perayaan ini nanti muncul setelah para kaum Hawariyyin (pengikut dan penolong setia Nabi Isa) meninggal dunia. Jadi, perayaan natal tak dikenal di zaman Nabi Isa dan para Hawariyyin. [ Lihat Al-Jawab Ash-Shohih (2/230) dan Al-Majmu’ (28/611) karya Ibnu Taimiyyah ]
Namun aneh sungguh aneh, masih ada saja diantara kaum muslimin yang ikut memperingati Hari Natal.