JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN
Abu Ubaidah As Sidawi
Muqaddimah
Fenomena perdukunan di negeri ini sudah sangat mengenaskan. Operasi mereka sekarang pun sudah tidak lagi sembunyi-sembunyi, tetapi sudah terang-terangan bak matahari di siang hari. Kian hari mereka semakin gencar menjajakan perdukunan syirik mereka melalui berbagai media baik elektronik maupun cetak, mulai televisi, koran, hingga internet tanpa tedeng aling-aling lagi.
Masyarakat pun semakin banyak yang terkecoh. Banyak di antara mereka yang silau pada dukun sebab banyak dukun sekarang yang bergaya ustadz, habib, dan kiai, sehingga banyak di antara masyarakat kita menggandrungi para dukun serta mengetuk pintu mereka:
•Pejabat yang menginginkan kelanggengan kedudukannya…
•Tokoh politik yang membidik kursi panas jabatannya…
•Bos yang berhasrat disegani dan terlihat berwibawa di depan karyawannya…
•Bawahan yang bercita-cita naik pangkatnya…
•Pedagang yang mengharapkan kelancaran rezekinya…
•Pengusaha yang berkeinginan untuk menjatuhkan saingan bisnisnya…
•Remaja yang ingin mengintip masa depan ‘cintanya’…
•Bujangan yang mengincar wanita idamannya…
•Istri yang berharap suaminya tidak melirik ‘rumput tetangga’…
•Rumah tangga yang bermimpi memiliki keturunan di tengah-tengah mereka…
•Siswa sekolah yang menginginkan kelulusan dalam ujiannya…
•Bahkan pelacur agar laris didatangi oleh pelanggannya…[1]
Banyak di antara mereka tergopoh-gopoh datang mengetuk pintu para dukun, menghiba bantuannya. Inilah sebuah fenomena nyata di tengah-tengah kita yang menunjukkan betapa menjamurnya dunia klenik dan perdukunan di negeri kita. Realita ini sungguh aneh tapi nyata. Coba bayangkan, di zaman yang serba teknologi dan alat canggih ini ternyata klenik, mistik, dan perdukunan masih begitu lengket, bahkan pada tokoh-tokoh nasional dan pejabat tinggi. Yang maju memang teknologinya, tetapi mental dan otaknya masih terbelakang.
Lantas, apa kira-kira faktor penyebab dan pemicu utama yang menjadikan mayoritas masyarakat kita kepincut dengan propaganda sesat dukun dan paranormal (baca: para-gaknormal)?!!
Faktor Larisnya Perdukunan di Indonesia
Ada beberapa faktor yang menjadikan perdukunan begitu marak di Indonesia, di antaranya adalah:
1. Latar belakang bangsa Indonesia yang masih mewarisi keyakinan melekat animisme dan dinamisme, atau hindu dan buddha, sehingga mudah sekali terpengaruh dengan adegan mistik dan dunia klenik, ditambah keislaman yang dianut kaum muslimin Indonesia bercorak tasawuf yang berpikir mistis dan esoteris.
Mereka tidak berpegang pada aqidah yang benar ditambah jauhnya mereka dari ilmu agama yang benar serta ulama rabbaniyyun. Mereka masih jauh dari sentuhan tauhid yang murni dan ilmu yang benar.