Permusuhan Terhadap Dakwah Tauhid
Sesosok tubuh diseret di padang pasir, di bawah terik panas matahari yang menyengat, bagaikan bangkai yang mengeluarkan bau yang menjijikkan. Ia diseret menjadi bulan-bulanan, bahan olokan dan ejekan “anak-anak yang terhormat”.
Tubuh manusia yang dihormati oleh Penciptanya menjadi tidak bernilai dalam pandangan mereka. Lebih berharga anjing piaraan, keledai tunggangan, dan binatang yang tidak berakal.
Betapa sengsara tubuh yang diperlakukan sedemikian rupa dan dipermalukan menjadi tontonan semua orang. Di padang pasir, di bawah sengatan matahari, badan tidak dibungkus dengan secarik kain. Betapa panasnya, betapa sakitnya.
Permusuhan Terhadap Dakwah Tauhid
Sesosok tubuh diseret di padang pasir, di bawah terik panas matahari yang menyengat, bagaikan bangkai yang mengeluarkan bau yang menjijikkan. Ia diseret menjadi bulan-bulanan, bahan olokan dan ejekan “anak-anak yang terhormat”.
Tubuh manusia yang dihormati oleh Penciptanya menjadi tidak bernilai dalam pandangan mereka. Lebih berharga anjing piaraan, keledai tunggangan, dan binatang yang tidak berakal.
Betapa sengsara tubuh yang diperlakukan sedemikian rupa dan dipermalukan menjadi tontonan semua orang. Di padang pasir, di bawah sengatan matahari, badan tidak dibungkus dengan secarik kain. Betapa panasnya, betapa sakitnya. Betapa kejamnya, betapa menyayatnya.
Semua itu mereka lakukan kepadanya agar dia jera, menyesal, tobat, dan segera meninggalkan keyakinan baru yang dia anut. Ternyata, yang mereka hadapi adalah seorang insan berjiwa besar. Keyakinannya kokoh bak gunung batu yang tidak bisa digoyahkan.
Mereka bisa menyobek-nyobek tubuhnya. Namun, jangan harap bisa menyentuh kalbu yang sudah disinari hidayah, apalagi menyobeknya. Justru mereka yang menyesal dan merugi. Mereka dipermalukan oleh adegan sikap manusia pengecut. Langkah kediktatoran tidak menghasilkan apa-apa.
Mereka lalu mencoba langkah diplomasi dengan menawarkan berbagai kesenangan dunia, yang harus dibayar membuang hidayah yang telah mendiami hatinya. Akan tetapi, sekali lagi, sosok tubuh yang menuntut keadilan dan ingin lepas dari belenggu kezaliman tersebut tidak menggubrisnya. Bahkan, tidak pula ia melakukan tawar-menawar dengan dunia yang fana. Dialah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia, Bilal bin Rabah radhiallahu ‘anhu.
Mengapa dia diperlakukan sedemikan rupa? Apakah Bilal mengusik dunia mereka? Ataukah dia mengambil harta benda mereka? Ataukah karena keyakinannya berbeda dengan keyakinan mereka?
Awal Permusuhan terhadap Dakwah Tauhid
Sejarah permusuhan terhadap dakwah tauhid telah berlangsung sejak lama. Ia akan terus berlangsung sampai datang keputusan Allah subhanahu wa ta’ala. Generasi demi generasi datang, abad demi abad menyusul, tahun demi tahun berganti, genderang permusuhan terhadap dakwah tauhid terus ditabuh. Dalang utamanya adalah Iblis la’natullah ‘alaih.