(27)

3.1K 332 34
                                    

"Kamu mau kemana?" Setelah yakin tali sepatu gue terikat baik, gue bangkit berdiri menatap Juna yang sekarang memang berdiri dihadapan gue.

"Keluar sebentar sama Fara, tu orangnya udah nunggu, kenapa?" Tanya gue balik, gue bahkan nggak terlalu peduli dengan pertanyaan Juna sekarang, gue malah melambaikan tangan ke Fara dan ngasih isyarat dia untuk nunggu sebentar, siapa tahu Juna mau ngomongin hal penting.

"Kamu nggak kuliah memangnya?" Dan nggak penting ternyata, gue menggeleng pelan, kalau gue kuliah, gue mana mungkin ketemu sama Fara, pastinya gue jawab mau ke kampus.

"Ada lagi? Kalau nggak ada, aku berangkat sekarang." Nggak menunggu respon Juna, gue langsung melangkah pergi, nggak ada yang mau gue bahas dan gue memang lagi malas ngeliat mukanya Juna, jangan tanya kenapa, gue sendiri nggak tahu.

"Lo sama Juna kenapa lagi? Bukannya kalian berdua baik-baik aja kemarin di tempat acaranya Mas Zian?" Serbu Fara dengan pertanyaannya, kalau Fara aja yang ngeliat dari jauh bisa tahu ada yang salah sama gue, gimana bisa gue nggak sadar masalah gue sama Juna apa sebenernya.

"Kita jalan dulu deh, gue cerita sambilan jalan." Gue nggak nyaman karena Juna masih merhatiin makanya gue nyuruh Fara langsung berangkat.

"Dewi dateng ke rumah orang tuanya Juna dan sekarang dia udah tahu kalau Juna nikah sama gue." Dan Fara langsung ngerem mendadak.

"Lo bawa mobil yang bener, gue takutnya Juna bukan jadi duda karena pisah cerai sama gue tapi karena gue tinggal mati." Kesal gue mukul lengan Fara pelan, belum juga jalan jauh padahal.

"Sorry, tapi kok bisa? Serius Dewi udah tahu? Bukannya semalam lo ngabarin gue katanya bakalan pulang sama Juna terus gimana cerita bisa ketemu Dewi dan dia tahu? Gimana bisa?" Ekspresi kagetnya Fara dapet banget.

"Lo nyari tempat parkir dulu deh, ngeri gini gue jadinya mau cerita." Mengemudi harus dalam keadaan aman bukan terancam kaya sekarang, gue nggak bisa mempertaruhkan hidup gue sama jantungnya Fara yang gampang kagetan itu.

Setelah Fara parkir dan fokusnya tertuju untuk gue, mulailah gue menceritakan keadaan di depan rumah Juna semalam sampai ke jawaban Juna pas gue tanya gimana tadi subuh, Fara beneran nggak habis pikir, jangankan Fara, gue sendiri masih nggak percaya kalau keadaannya bisa seriweh ini.

"Jadi alasan lo bersikap kaya tadi sama Juna karena dia nolak cerita sama lo tentang Dewi?" Pertanyaan Fara yang membuat gue terdiam kebingungan.

"Apa iya karena itu?" Tanya gue balik.

"Terus kalau bukan itu kenapa? Karena Juna lebih milih nenangin Dewi dibandingkan lo? Lo kan tahu keadaannya gimana?" Heum gue tahu dan jujur gue nggak keberatan Juna ngasih penjelasan ke Dewi, gue nggak ada masalah sama sekali.

"Kalau ikut logika semalam yang butuh di tenangin ya memang Dewi, walaupun kita tahu sejarah percintaan mereka berdua gimana tapi kali ini Juna tetap bersalah jadi kalau Dewi nuduh Juna mau balas dendam ya wajar, masuk akal." Ini juga yang gue pikirin semalam, bagaimanapun gue sama Juna bersalah.

"Gue beneran nggak marah karena Juna lebih milih nenangin Dewi semalam, beneran bukan karena itu." Gue yakin dengan satu hal ini.

"Yaudah berarti lo marah karena Juna nggak mau ngejelasin apapun sama lo semalam." Fara narik kesimpulan cepat.

"Mungkin." Jawab gue nggak yakin.

"Bukan mungkin lagi tapi memang iya, lo kenapa sih Ran? Kalau memang lo sepenasaran itu kenapa tadi nggak lo tanya langsung, kan udah tu Juna istirahatnya, kenapa nggak lo tanya? Gas." Fara masih nggak habis pikir.

Kenapa gue nggak nanya karena menurut gue kalau memang hal itu penting, Juna akan ngasih tahu tanpa harus gue minta, lagian semalam udah gue bahas dan dia bilang nanti, kalau memang ternyata belum di bahas juga ya berarti gue memang nggak perlu tahu, masalahnya nggak sepenting itu atau memang gue yang nggak sepenting itu.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang