1

29 6 4
                                    

APA ANAK SAYA KENA GANGGUAN JIWA!!!! Aku terkejud mendengar anak saya terkena tekanan jiwa, dokter psikiater tersebut hanya mengangguk dan pasrah

"Apa tidak terlalu dini? Diumur 15 tahun sudah terkena gangguan jiwa? "Dokter yang awalnya hanya diam saja akhirnya membalas

"Manusia memiliki perasaan, anak kecil saja punya apalagi Vivi anak anda. Mungkin ini terjadi karena sikap keluarga padanya, teman teman padanya dan orang yang di Istimewakannya. "Mendengar jawaban tersebut, aku hanya pasrah dengan merelakan menghapuskan ingatan anakku Vivi agar dia tidak terkena gangguan jiwa.

***

Vivi POV

"Vi, besok lusa kamu akan mama pindahkan ke Jakarta. "Aku tak pedulikan perkataan mama, karena mungkin hanya guyonan garing gk bermutu

"Vi, ini beneran. Mama ada kerjaan di Jakarta, jadi kamu harus ikut mama! "Aku tak percaya jika itu beneran, tapi kenapa harus tiba tiba

"Kenapa tiba tiba, kenapa gak dari dulu! Emang wajib harus pindah? "ibuku hanya menunduk dan memelukku

"Mama juga gak kepingin, tapi ini demi kebaikan kamu, kamu mau ya? "aku tau saat ini mama tidak berbohong kepadaku, akupun segera membalas pelukannya dan menerima bahwa aku akan pindah.

"Tapi ma, boleh gak aku beli sesuatu untuk temenku, buat kenang kenangan gitu? "Mamaku hanya mengangguk sambil mengelap air matanya. Lalu kami segera menyiapkan barang barang agar tidak kewalahan saat harinya tiba.

***

Pagi ini dengan cepat ku tulusuri kelas kelas untuk menuju kelas kesayanganku, aku ingin bertemu dengan kedua sahabatku Vera dan Gea.

"Vera.... geaaaa..... Eh... "Aku berteriak di depan pintu dengan sekeras suaraku... Tapi aku salah kelas.

"Vi, kelasnya di-"Belum selesai anak itu berkata, aku segera pergi meninggalkan kelas 10 b, aku malu sampai pipiku berubah menjadi merah. Aku segera masuk sambil menutupi wajahku yang memerah.

Dukk.... Aku menabrak pelan seseorang didepanku, tapi entah kenapa... rasanya empuk bingit.

"Ra-"belum aku selesai bicara persaanku sudah campur aduk tidak karuan, karena dia adalah orang yang kusuka sejak awal masuk SMA. Pipiku mulai tambah memanas ketika tubuhku menempel dengan tubuhnya. Karena malu, Aku segera menutup muka dan pergi meninggalkannya. Perasaanku sudah bercampur aduk tidak karuan saat itu.

"Viviiii, eakk kurang berapa centi lagi tadi tuh? "Goda Gea padaku yang sedang menaruh tas dikursi, dan Vera hanya ikut tertawa

"Husss, nanti dia denger" aku membiarkan pipiku yang masih memerah begitu saja, andai saja waktu bisa diulang aku ingin lebih lama di badan empuknya

"Hoi.. Kok malah senyum senyum si? "Vera membuyarkan lamunanku yang begitu indah. Dan aku pun ingat akan memberikan sesuatu kepadanya.

"Vera, Gea, besok aku pindah ke Jakarta, ini buat kalian berdua"aku memberikan sebuah gelang mewah sekitar 20 rb an.

"Tauu, mamamu cerita ke aku dan aku juga akan ikut bersamamu! "Jawab Gea kepadaku.

"Massaaa, tp kok mamaku gak bilang? "Aku yang tidak percaya padanya pun berbalik bertanya padanya

"Mamamu baru bilang hari ini, jadi mamamu nyuruh aku untuk bilang bahwa aku akan ikut." Aku mengangguk paham maksud dari Gea, dan Vera hanya sedih karena dia tidak bisa ikut.

Just Do ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang