Tara membuka matanya perlahan. Sinar matahari pagi begitu mengganggunya. Gorden yang ada di kamarnya terlalu lemah untuk menahan sinar mentari masuk. Tara menyibakkan selimutnya lalu menoleh kearah jam yang berada di nakas sampingnya. Butuh waktu beberapa detik untuk Tara berfikir, dirinya masih belum sepenuhnya sadar.
Tara membulatkan matanya. "Omaygat! Gue terlambat, pantesan udah ada matahari!"
Tara berteriak lalu langsung meloncat dan berlari menuju kamar mandi. Untung saja, kamar mandinya berada di kamarnya. Jadi, Tara tak perlu keluar kamar dahulu.
"Tara, keluar woi! Mau sekolah gak lo?!" Teriakan itu dapat didengar oleh Tara dari kamar mandinya.
"Ntar dulu, gue lagi mandi!" balas Tara juga berteriak agar suaranya terdengar sampai luar.
"Cepetan mandinya. Lama gue tinggal," ucap kakak dari Tara. Tara mengangguk-anggukan kepalanya.
"Eh, ngapain lo ngangguk? Kak Sera kan gak liat, tolol." Monolognya lalu segera menyelesaikan ritual mandinya.
Ah ya, karena tragedi terlambat Tara jadi lupa memperkenalkan diri. Baiklah, mari mulai!
Gadis yang terlambat tadi bernama Tara Graceva, putri kedua dari Tuan dan Nyonya Graceva. Dan gadis yang berteriak serta mengancam Tara itu Sera Graceva, putri pertama dari Tuan dan Nyonya Graceva.
Graceva Holding, perusahaan besar milik keluarga Graceva yang membuat Tara hidup serba berkecukupan. Tapi, tenang saja. Kehidupan keluarga Graceva tidak seperti kehidupan orang kaya lainnya. Meski workaholic mereka masih tetap menjadi keluarga harmonis. Tara bersyukur dengan keadaan keluarganya.
Mari sudahi perkenalan ini.
Kini Tara sudah selesai, ia keluar dari kamar mandi lalu menuju walk in closet yang ia miliki. Sudah bukan hal spesial, mungkin semua orang berada punya walk in closet dikamar mereka.
Tara keluar dari walk in closet dengan seragam yang terlihat kurang rapih. Tapi, persetan dengan seragamnya itu. Yang Tara pikirkan sekarang adalah jam. Kenapa dia bisa terlambat?
"Tara, lama banget elah. Gue tinggal nih," teriak Sera. Tara langsung meraih tas yang sudah ia siapkan tadi malam. Lalu keluar dari kamarnya.
"Ayo, gue udah siap!" ucap Tara sambil menuruni tangga. Fyi, kamar Tara ada dilantai atas, jadi ia harus naik turun tangga.
"Lo mau sekolah atau mau kemana? Acak-acakan gitu?" ucap Sera. Tara tidak menggubris, ia langsung duduk meminum susu juga memakan roti yang telah disiapkan untuknya.
"Uhuk." Tara langsung meraih susunya.
"Pelan-pelan makanya," ucap Nyonya Graceva. Ah, sampai lupa. Nama ibu Tara juga Sera adalah Naura. Meski sudah memiliki dua anak, namun wajahnya terlihat tidak mengalami penuaan.
"Kak Sera minta cepet-cepet mulu sih," sewot Tara. Sera mendelik tajam.
"Kok malah nyalahin gue? Suruh siapa lo bangun terlambat?" ucap Sera. Kini gantian Tara yang mendelik.
"Kan bisa sabar dikit," balas Tara. Sera tidak memperdulikan pernyataan Tara.
Naura menggeleng melihat kelakuan dua putrinya. Hal biasa bukan jika ada dua saudari bertengkar?
"Masih mau berantem atau berangkat?" tanya Naura. Sera melihat kearah jam tangan mahalnya.
"Berangkat dong, Mah. Udah terlambat, kasian si Tara," ucap Sera lalu bersalaman dengan Naura, begitu juga Tara.
Ini adalah hari pertama Tara masuk sekolahnya sebagai senior. Sedangkan Sera, gadis itu mahasiswa semester 4 disalah satu universitas ternama di kota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarette
Fiksi Remaja"Aku bisa saja berhenti, tapi aku masih tak mau." Tara paham posisinya sekarang. Masih dalam posisi menunggu padahal sudah jelas ia akan merasa sakit. Seperti perokok, yang tetap merokok meskipun mereka tahu, mereka akan sakit.